Aliran pemikiran sesat yang beredar saat ini sudah cukup meresahkan. Pemikiran itu berupa usaha2 untuk mengimplementasikan Proses Bisnis dgn meng OLTP kannya via Aplikasi Web pada Jaringan Internal perusahaan. Disertai dengan janji-janji omong kosong berupa kemudahan maintenance updating - patch , cukup hanya dilakukan di server saja. Alasan lain adalah untuk mencegah bertebarannya virus / worm memanfaatkan port lain selain port 80, sehingga perlu menutup port2 lainnya.Aplikasi berbasis Web ini tentunya bersifat relatif lebih rumit saat develop , mengandung resiko kompromi keamanan. Selain itu juga penerapan grafisasi yang sangat repot, sehingga memerlukan platform semacam WPF, Java FX, Flash dan applet2 lainnya. Sedangkan teknologi2 tersebut masih sangat baru sehingga masih perlu menunggu maturitasnya. Memang sudah lama banyak sekali software Factory untuk generator Web, namun belum cukup populer / menonjol penggunaan tools2 tersebut. Artinya belum ada tools yang sangat menonjol untuk digunakan sebagai web generator. Sementara itu juga meskipun sudah ada inisiatif semacam WSIT utk interoperate, masih juga belum polpuler. Memang mungkin ada kelebihan dari sisi transaksional utk platform .NET ataupun Java ( dengan arsitektur JEE nya) , namun sebenarnya database itu sendiri pun sudah mampu melakukan transaksional sejak lama. Apalagi dengan jaringan GigaBit dan switch (sehingga menekan collision) saya kira tidak menjadi alasan pembebanan trafic jaringan akibat request Desktop Client ke database. Bila alternatif itupun dianggap masih berat bisa menggunakan model hybrid Desktop Aplication dengan Web Service, artinya penanganan trafic itu di serahkan pada komponen berbasis Web Service.
Saya kira MUI (microsoft user indonesia) maupun Linux User, perlu segera memberi fatwa untuk aliran sesat tersebut, supaya segera kembali ke jalan yang benar dengan menempatan proses OLTP nya ke Desktop, sehingga proses development lebih Robust.
Mengenai updating software, kita sebenarnya sudah melihat kasus Windows Updating services dimana bisa mengupdate windows nya secara mudah , padahal operating system windows itu bukanlah web based. Begitu pula dengan updating Yahoo Messenger, Anti Virus Mc Afee,plugin2 semisal Firefox ,dan lain sebagainya. Tinggal kita menyediakan suatu Updating Server, itu sudah mencukupi untuk mengupdate Software kita, Gitu aja kok repot.
Apakah Situs2 web perlu dibasmi ? tentu saja tidak! Hal ini hanya penekanan utk Software di kalangan internal perusahaan supaya cukup menggunakan Desktop Application, "just enough is enough". Adapun WWW tetap digunakan sebagai wahana selain Aplikasi Internal perusahaan.
Friday, November 23, 2007
Thursday, November 22, 2007
Si Jenius Yogi Ahmad Erlangga
Kemarin saya bertemu dengan adik kelas yang baru pulang dari Belanda. Ternyata riset PhD dia cukup dahsyat, memecahkan persoalan matematika gelombang yang digunakan oleh perusahaan minyak Shell untuk mencari cadangan minyak. Hasil riset dia cukup menghebohkan dunia minyak, terutama dengan kemungkinan membuat profil 3 dimensi dari cadangan minyak. Metode dia berhasil memproses data-data seismik seratus kali lebih cepat dari metode yang sekarang biasa digunakan.
Saya jadi ingat kembali kehebatan Pak Habibie. Beliau dulu menemukan rumus yang mampu mempersingkat prediksi perambatan retak. Rumus beliau ini yang kini digunakan negara-negara , termasuk NASA Amerika.
Saya yakin SDM Indonesia memang jagoan kaliber internasional. Sayangnya visi dan finansial negeri ini jauh dari menggembirakan. Semua SDM kita yang sangat bagus ditelantarkan (karena tidak ada kerjaan yang bisa dilakukan di dalam negeri). Akhirnya negara lain lah yang memanfaatkan.
Yogi Ahmad Erlangga, teman saya itu dengan sedih menceritakan. Setelah hasil dia dipublikasikan maka dia mendapat kontak dari Schlumberger untuk menindaklanjuti hal itu. Shell tentu saja sudah memakainya. Bahkan di Belanda dia diliput oleh media massa, juga media TV Belanda berencana mewawancarainya (tapi dia keburu pingin pulang, jadi tidak sempat). Jelas hal ini menunjukkan potensi ekonomi luar biasa dari algoritma matematik yang dia temukan.
Karya Erlangga (demikian nama belakang yang populer di internet, dia bahkan di klaim sebagai matematikawan Belanda, haha) ini juga diyakini menjadi solusi bukan hanya untuk minyak tapi juga untuk berbagai hal lain yang menyangkut gelombang. Salah satunya adalah industri yang berminat untuk menggunakan metode dia dalam merancang Blu-Ray, keping DVD super yang nantinya bisa memuat hingga puluhan GB data.
Sedikit yang menarik, Yogi sebenarnya adalah sarjana teknik aeronautika (penerbangan) ITB, yang kemudian mengambil riset bidang matematika. Ternyata hasilnya bisa diaplikasikan ke dunia minyak. Sekarang dia mendapat post-doc di Jerman untuk meneliti bagaimana meredam bising dari mesin jet.
Demikian luar biasa respon di dunia, sayang kata dia, hingga saat ini Pertamina justru tidak pernah mengontak dia. (yah, jangan-jangan bahkan Pertamina pun tidak tahu ada karya anak bangsa ini yang menghebohkan dunia…. atau jangan-jangan tidak peduli? kan tinggal bayar Schlumberger…)
Kita ini memang bangsa pintar, sayang kurang cerdik…
--------------------
From: Bambang Sidharta
Date: Nov 21, 2007 5:53 PM
Subject: [Oil&Gas] (OOT) Erlangga dan KEjeniusan Anak Indonesi
Saya jadi ingat kembali kehebatan Pak Habibie. Beliau dulu menemukan rumus yang mampu mempersingkat prediksi perambatan retak. Rumus beliau ini yang kini digunakan negara-negara , termasuk NASA Amerika.
Saya yakin SDM Indonesia memang jagoan kaliber internasional. Sayangnya visi dan finansial negeri ini jauh dari menggembirakan. Semua SDM kita yang sangat bagus ditelantarkan (karena tidak ada kerjaan yang bisa dilakukan di dalam negeri). Akhirnya negara lain lah yang memanfaatkan.
Yogi Ahmad Erlangga, teman saya itu dengan sedih menceritakan. Setelah hasil dia dipublikasikan maka dia mendapat kontak dari Schlumberger untuk menindaklanjuti hal itu. Shell tentu saja sudah memakainya. Bahkan di Belanda dia diliput oleh media massa, juga media TV Belanda berencana mewawancarainya (tapi dia keburu pingin pulang, jadi tidak sempat). Jelas hal ini menunjukkan potensi ekonomi luar biasa dari algoritma matematik yang dia temukan.
Karya Erlangga (demikian nama belakang yang populer di internet, dia bahkan di klaim sebagai matematikawan Belanda, haha) ini juga diyakini menjadi solusi bukan hanya untuk minyak tapi juga untuk berbagai hal lain yang menyangkut gelombang. Salah satunya adalah industri yang berminat untuk menggunakan metode dia dalam merancang Blu-Ray, keping DVD super yang nantinya bisa memuat hingga puluhan GB data.
Sedikit yang menarik, Yogi sebenarnya adalah sarjana teknik aeronautika (penerbangan) ITB, yang kemudian mengambil riset bidang matematika. Ternyata hasilnya bisa diaplikasikan ke dunia minyak. Sekarang dia mendapat post-doc di Jerman untuk meneliti bagaimana meredam bising dari mesin jet.
Demikian luar biasa respon di dunia, sayang kata dia, hingga saat ini Pertamina justru tidak pernah mengontak dia. (yah, jangan-jangan bahkan Pertamina pun tidak tahu ada karya anak bangsa ini yang menghebohkan dunia…. atau jangan-jangan tidak peduli? kan tinggal bayar Schlumberger…)
Kita ini memang bangsa pintar, sayang kurang cerdik…
--------------------
From: Bambang Sidharta
Date: Nov 21, 2007 5:53 PM
Subject: [Oil&Gas] (OOT) Erlangga dan KEjeniusan Anak Indonesi
Wednesday, November 21, 2007
Curhat Yusril Ihza Mahendra
Sdr. Bimosetyop, saya tidak punya blog. Mohon maaf, saya agak awam soal komputer dan internet. Kebetulan saja saya membaca forum ini, dan hati saya tergerak untuk sedikit memberikan sumbangan informasi. Barangkali ada gunanya bagi pembaca yang lain.
Untuk Sdr. Oon, entahlah apakah saya bersedia untuk menjadi calon Presiden di tahun yang akan datang. Dunia perpolitikan kita sungguh tidak sehat dan kadang-kadang bikin gerah. Di era keterbukaan dan kebebasan sekarang ini, orang bisa berbicara apa saja dan berbuat apa saja. Segala fitnah, hujatan, sumpah serapah dengan mudah dilontarkan melalui berbagai media. Apa yang penting nampaknya, bukanlah kebenaran, tetapi membangun citra atau imej yang buruk tentang seseorang.Tidak jarang hukum dipermainkan demi kepentingan politik. Masyarakat kita belum sepenuhnya kritis, dan tidak jarang dengan begitu mudah opini mereka dipengaruhi oleh pemberitaan, editorial, dan sejenisnya. Semua informasi dikira benar dan obyektif. Padahal, semua media tidak sunyi dari berbagai kepentingan, langsung maupun tidak langsung. Pemberitaan seringkali sepihak, berat sebelah, menggunakan kata-kata yang sarat nilai dan mengandung konotasi negatif. Saya hanyalah seorang yang berasal dari partai kecil, dengan dana yang sangat minim. Saya juga berasal dari Pulau Belitung yang kecil, dan dari suku bangsa yang juga kecil jumlahnya. Saya tidak sanggup menggalang opini publik dengan menjalin kolaborasi dengan mereka yang bekerja di balik media. Semua itu memerlukan dana besar. Ambisi saya dalam dunia politik, tidaklah terlalu besar. Hanya nasib dan perjalanan hidup yang mendorong saya terlibat dalam panggung politik.
Anda tentu masih ingat, dalam sidang MPR tahun 1999, hanya ada tiga calon Presiden yang disahkan oleh paripurna, yakni Megawati, Gus Dur dan saya. Dalam kalkulasi kami, dalam pilihan putaran pertama, Gus Dur akan kalah, sehingga tinggal Megawati dan saya yang akan maju ke putaran kedua. Kalkulasi kami ketika itu, Mega didukung oleh 305, saya 232 dan Gus Dur 185. Dalam putaran kedua, tergantung kepada eks pendukung Gus Dur, pilih Mega atau pilih saya. Mungkin saja akan terjadi kompromi, Mega menjadi Presiden, saya menjadi wakilnya, atau kami maju terus untuk memastikan siapa yang akan menang, Mega atau saya. Namun, walau tinggal beberapa langkah saja untuk menjadi Presiden atau Wapres, saya toh mundur dari pencalonan, beberapa menit menjelang pemilihan. Ambisi saya tidak terlalu besar. Tiga kali saya menjadi menteri dengan segala suka-dukanya. Seribu kebaikan yang dikerjakan, seakan begitu mudah dilupakan orang. Namun satu perbuatan, yang belum tentu salah — seperti kasus AFIS dan Bank Paribas London — namun dianggap salah oleh media, akan setiap hari di blow up dengan headline, talk show, runing text dan sebagainya. Saya seolah tidak mendapatkan porsi yang wajar untuk mengklarifikasi, menjelaskan, apalagi membela diri. Sebagai manusia, kadang-kadang saya berpikir, nama baik, harkat dan martabat serta kehormatan adalah jauh lebih berharga dari segala macam pangkat dan jabatan.
Dua kali saya diberhentikan sebagai menteri, tanpa membuat saya marah dan dendam. Gus Dur terpilih menjadi Presiden, karena saya mundur dari pencalonan, dan suara pendukung saya seluruhnya dialihkan ke Gus Dur. Saya menjadi menteri di bawahnya. Namun suatu hari Gus Dur memanggil saya dan memberhentikan saya. Saya hanya tertawa. Begitu pula dengan SBY. Yang mencalonkan SBY-JK ke KPU adalah koalisi dua partai, Demokrat dan PBB. JK ketika itu sedang diberi sanksi diberhentikan sementara keanggotaannya di Golkar. Budisusilo dan saya, masing-masing Ketua Demokrat dan PBB yang menandatangani pencalonan kedua beliau itu. Belakangan ditambah dengan Edy Sudrajat, Ketua PKPI. Setelah terpilih, saya lagi-lagi diangkat menjadi menteri. Namun kemudian SBY memberhentikan saya karena “adanya desakan publik” (mungkin melalui media), seraya memohon maaf atas keputusannya itu dengan mengingat peranan dan sumbangan yang telah saya berikan kepada beliau, baik sebelum maupun setelah menjadi Presiden. Demikian kata beliau dalam surat pribadinya yang ditujukan kepada saya. Saya tidak marah, apalagi dendam. Biarkanlah semua itu berlalu.
Politik, bukanlah satu-satunya lahan untuk saya berbuat dan mengabdi. Banyak hal yang saya minati, termasuk dunia akademis, dunia keagamaan, dunia seni, arsitektur, arkeologi, bahkan juga dunia masak-memasak.Saya belum memutuskan apa-apa untuk tahun 2009. Saya ingin mengikuti perkembangan lebih dulu, sebelum memutuskan apa yang saya anggap terbaik. Sekarang saya hanya sibuk dalam pembuatan film Cheng Ho. Saya senang, karena banyak aktor besar dan ternama ikut bermain dalam film ini. Mereka dari China, Hong Kong, Thailand, Malaysia dan Vietnam. Dari negara kita sendiri, saya suprise karena aktor besar seperti Slamet Rahardjo, Christine Hakim dan Nurul Arifin, ikut bermain dalam enam episode film ini. Kadang-kadang, saya sungguh malu dengan mereka. Saya yang awam dan pendatang baru, diberi peran utama, sementara para aktor besar, tidak dalam posisi seperti itu. Namun saya ingin belajar dari pengalaman dan wawasan mereka. Sdr. Oon, sudah terlalu panjang penjelasan saya ini. Saya mohon maaf dan terima kasih atas perhatian Sdr.
Yusril Ihza Mahendra
Dipetik dari : http://yulian.firdaus.or.id/2005/06/24/cheng-ho-laksamana-agung-dari-china/#comment-126091
Untuk Sdr. Oon, entahlah apakah saya bersedia untuk menjadi calon Presiden di tahun yang akan datang. Dunia perpolitikan kita sungguh tidak sehat dan kadang-kadang bikin gerah. Di era keterbukaan dan kebebasan sekarang ini, orang bisa berbicara apa saja dan berbuat apa saja. Segala fitnah, hujatan, sumpah serapah dengan mudah dilontarkan melalui berbagai media. Apa yang penting nampaknya, bukanlah kebenaran, tetapi membangun citra atau imej yang buruk tentang seseorang.Tidak jarang hukum dipermainkan demi kepentingan politik. Masyarakat kita belum sepenuhnya kritis, dan tidak jarang dengan begitu mudah opini mereka dipengaruhi oleh pemberitaan, editorial, dan sejenisnya. Semua informasi dikira benar dan obyektif. Padahal, semua media tidak sunyi dari berbagai kepentingan, langsung maupun tidak langsung. Pemberitaan seringkali sepihak, berat sebelah, menggunakan kata-kata yang sarat nilai dan mengandung konotasi negatif. Saya hanyalah seorang yang berasal dari partai kecil, dengan dana yang sangat minim. Saya juga berasal dari Pulau Belitung yang kecil, dan dari suku bangsa yang juga kecil jumlahnya. Saya tidak sanggup menggalang opini publik dengan menjalin kolaborasi dengan mereka yang bekerja di balik media. Semua itu memerlukan dana besar. Ambisi saya dalam dunia politik, tidaklah terlalu besar. Hanya nasib dan perjalanan hidup yang mendorong saya terlibat dalam panggung politik.
Anda tentu masih ingat, dalam sidang MPR tahun 1999, hanya ada tiga calon Presiden yang disahkan oleh paripurna, yakni Megawati, Gus Dur dan saya. Dalam kalkulasi kami, dalam pilihan putaran pertama, Gus Dur akan kalah, sehingga tinggal Megawati dan saya yang akan maju ke putaran kedua. Kalkulasi kami ketika itu, Mega didukung oleh 305, saya 232 dan Gus Dur 185. Dalam putaran kedua, tergantung kepada eks pendukung Gus Dur, pilih Mega atau pilih saya. Mungkin saja akan terjadi kompromi, Mega menjadi Presiden, saya menjadi wakilnya, atau kami maju terus untuk memastikan siapa yang akan menang, Mega atau saya. Namun, walau tinggal beberapa langkah saja untuk menjadi Presiden atau Wapres, saya toh mundur dari pencalonan, beberapa menit menjelang pemilihan. Ambisi saya tidak terlalu besar. Tiga kali saya menjadi menteri dengan segala suka-dukanya. Seribu kebaikan yang dikerjakan, seakan begitu mudah dilupakan orang. Namun satu perbuatan, yang belum tentu salah — seperti kasus AFIS dan Bank Paribas London — namun dianggap salah oleh media, akan setiap hari di blow up dengan headline, talk show, runing text dan sebagainya. Saya seolah tidak mendapatkan porsi yang wajar untuk mengklarifikasi, menjelaskan, apalagi membela diri. Sebagai manusia, kadang-kadang saya berpikir, nama baik, harkat dan martabat serta kehormatan adalah jauh lebih berharga dari segala macam pangkat dan jabatan.
Dua kali saya diberhentikan sebagai menteri, tanpa membuat saya marah dan dendam. Gus Dur terpilih menjadi Presiden, karena saya mundur dari pencalonan, dan suara pendukung saya seluruhnya dialihkan ke Gus Dur. Saya menjadi menteri di bawahnya. Namun suatu hari Gus Dur memanggil saya dan memberhentikan saya. Saya hanya tertawa. Begitu pula dengan SBY. Yang mencalonkan SBY-JK ke KPU adalah koalisi dua partai, Demokrat dan PBB. JK ketika itu sedang diberi sanksi diberhentikan sementara keanggotaannya di Golkar. Budisusilo dan saya, masing-masing Ketua Demokrat dan PBB yang menandatangani pencalonan kedua beliau itu. Belakangan ditambah dengan Edy Sudrajat, Ketua PKPI. Setelah terpilih, saya lagi-lagi diangkat menjadi menteri. Namun kemudian SBY memberhentikan saya karena “adanya desakan publik” (mungkin melalui media), seraya memohon maaf atas keputusannya itu dengan mengingat peranan dan sumbangan yang telah saya berikan kepada beliau, baik sebelum maupun setelah menjadi Presiden. Demikian kata beliau dalam surat pribadinya yang ditujukan kepada saya. Saya tidak marah, apalagi dendam. Biarkanlah semua itu berlalu.
Politik, bukanlah satu-satunya lahan untuk saya berbuat dan mengabdi. Banyak hal yang saya minati, termasuk dunia akademis, dunia keagamaan, dunia seni, arsitektur, arkeologi, bahkan juga dunia masak-memasak.Saya belum memutuskan apa-apa untuk tahun 2009. Saya ingin mengikuti perkembangan lebih dulu, sebelum memutuskan apa yang saya anggap terbaik. Sekarang saya hanya sibuk dalam pembuatan film Cheng Ho. Saya senang, karena banyak aktor besar dan ternama ikut bermain dalam film ini. Mereka dari China, Hong Kong, Thailand, Malaysia dan Vietnam. Dari negara kita sendiri, saya suprise karena aktor besar seperti Slamet Rahardjo, Christine Hakim dan Nurul Arifin, ikut bermain dalam enam episode film ini. Kadang-kadang, saya sungguh malu dengan mereka. Saya yang awam dan pendatang baru, diberi peran utama, sementara para aktor besar, tidak dalam posisi seperti itu. Namun saya ingin belajar dari pengalaman dan wawasan mereka. Sdr. Oon, sudah terlalu panjang penjelasan saya ini. Saya mohon maaf dan terima kasih atas perhatian Sdr.
Yusril Ihza Mahendra
Dipetik dari : http://yulian.firdaus.or.id/2005/06/24/cheng-ho-laksamana-agung-dari-china/#comment-126091
Tentang Ceng Ho
Sebagai “aktor” yang dipercaya memerankan Cheng Ho dalam film kolosal “Admiral Zheng He” yang diproduksi Kantana Ltd (Thailand), Hengdian Movie Corp (China) dan Jupiter Film (Indonesia), saya senang membaca minat yang begitu antusias tentang Laksamana Cheng Ho. Dari sudut pandang politik, riwayat Cheng Ho memang menarik. Ia seorang Muslim dari Propinsi Yunan, yang telah memeluk agama itu sejak beberapa generasi. Ayahnya Ma Hazi (Haji Ma)ikut memberontak dan terbunuh. Ibu dan adik-adik Ma He (nama asli Cheng Ho) tertawan dan akan dibunuh. Cheng Ho kecil (10 tahun), memohon agar ibu dan adik-adiknya dibebaskan, dengan imbalalan dia bersedia dikebiri untuk dijadikan “abdi dalem” istana. Cheng dikenal cerdas, berani dan berbudi baik. Dia membaca banyak buku di perustakaan Pengeran Chen Chui Ti. Dia paham bahasa Arab dan Persia.Perkembangan selanjutnya, dia menjadi ahli strategi militer dan membantu Pengeran Chui Ti mengambil alih kekuasaan Kaisar Chen Chu Wen yang terkenal kejam melalui perang besar. Mereka menyerang ibu kota Nanjing dari Beijing selama tiga tahun. Kaisar Chen (Ming) Chui dengan bentuan Cheng Ho berhasil menyatukan seluruh daratan China dan membangun negara menjadi maju. Dalam dialog antara Cheng Ho dan Kaisar, timbullah idea bahwa Tiongkok tidak perlu meneruskan kebijakan Dinasti sebelumnya (Yuan, dinasti Manchu)yang ekspansionis dan menjajah. Tiongkok sudah terlalu besar. Kaisar baru dan Cheng Ho kemudian berambisi membangun perdamaian dunia, persahabatan dan kerjasama dengan semua bangsa. Dari sinilah timbul idea Cheng Ho untuk membangun armada besar yang akan menjalankan misi muhibah damai ke seluruh penjuru dunia. Walaupun ada pro-kontra, namun Kaisar setuju dengan ide itu, dan Cheng Ho pula yang diangkat sebagai laksamana. Cheng Ho memang Muslim secara turun temurun. Sebagian orang China percaya Cheng Ho adalah keturunan kesekian dari Rasulullah. Wallahu ‘alam. Bahwa belakangan ada masjid Cheng Ho dan Kelenteng Sam Po Kong, itu adalah bagian dari impak kisah sejarah. Umat Islam menghargai misi damai Cheng Ho dan mendirikan masjid menggunakan namanya, untuk mengenang kehadirannya dalam panggung sejarah. Orang-orang China perantauan, meyakini bahwa setelah Cheng Ho mati, ruhnya menjadi “dewa”, yang dinamai Sam Po Kong, artinya Dewa Laut yang melindungi setiap pelayar dan orang-orang China di perantauan. Barangkali, sebagai Muslim Cheng Ho sendiri tak setuju anggapan ruhnya menjadi dewa. Namun itulah kenyataan sosiologis dan sejarah yang tak dapat ditolaknya. Masjid Cheng Ho ada di Surabaya, juga sedang dibangun di Palembang. Cheng Ho sendiri pernah medirikan kelenteng atas perintah Kaisar. Kelenteng itu dibangun dengan uang sisa berlayar yang dikembalikan Cheng Ho. Kelenteng itu berdiri di Nanjing sampai sekarang dan dinamakan Kelenteng Tan Po En. Dalam film Cheng Ho, ada dialog antara Cheng Ho dan Wang Ching Hong tentang pembangunan kelenteng itu. Kata Cheng Ho, saya agak heran, mengapa kaisar menyuruh saya membangun kelenteng, padahal dia lebih daripada tahu, kalau saya seorang Muslim. Wang menjawab, pertama, uang yang digunakan ialah, uang sisa berlayar yang kau kembalikan. Kedua, kaisar tahu, anda orang yang sangat jujur. Pasti uang pembangunan kelenteng ini tidak akan dimakan untuk keperluan sendiri. Ketiga, Kaisar tahu, anda begitu menghormati penganut agama-agama lain. Demikian, dialog dengan Wang Ching Hong. Dalam sejarah, Wang wafat di Semarang. Dia dimakamkan di desa Simongan dan dikenal oleh masyarakat Jawa sebagai “Makam Kiyai Juru Mudi”. Wang memang nakhoda kapal Ba Coan, kapal induk yang mengomando 300 buah kapal armada Cheng Ho. Dekat makam Wang mula-mula dibangun sebuah mushola, untuk mengenangnya sebagai seorang Muslim yang taat. Konon, Wang membantu Sunan Bonang menyebarkan agama Islam,atas perintah Cheng Ho, sehingga dia dikenal pula dengan nama Dompu Awang (berasal dari nama depannya Wang). Benar atau tidaknya hal ini, wallahu’alam. Tiga ratus kemudian, masyarakat Cina Semarang mendirikan Kelenteng Sam Po Kong di area makam Wang. Akhirnya mushola itu, kini berada di dalam kompleks Kelenteng Sam Po Kong di Gedung Batu, Semarang. Banyak orang bertanya kepada saya, mengapa syuting film Cheng Ho tidak dilakukan di kelenteng Gedung Batu, Semarang. Jawab saya, kelenteng itu baru ada 300 tahun kemudian setelah pendaratan Cheng Ho di tempat itu. Tidak mungkin syuting di tempat itu. Syuting tentang Simongan dilakukan di gua-gua dekat Pantai Pangandaran, Ciamis, yang dibuat seakan-akan Simongan pada awal abad ke 15.
Terima kasih dan salam hormat saya.
Yusril Ihza Mahendra.
Terima kasih dan salam hormat saya.
Yusril Ihza Mahendra.
Monday, November 19, 2007
Istri Generasi Milenium
Istri Idaman sang Informatikawan
Seorang sarjana komputer mencari istri yang selama ini dia idam-idamkan dengan kriteria :
GUI Menarik, harus cantik hingga tidak bosan untuk selalu dipandangi tiap hari sepulang dari kantor.
Robust, handal dan tidak mudah capek.
Energy Saver, pintar mengatur jadwal kapan harus istirahat setelah bekerja seharian mengurus rumah, tapi langsung ON ketika dibutuhkan.
Network available, punya jaringan pertemanan yang luas biar nggak kuper.
Portable, siap dibawa kemana saja mengikuti penempatan kerja suaminya.
Responsive, tau apa yang harus dilakukan dalam kondisi darurat.
Plug and Play, tidak perlu diajarkan cara penggunaannya saat ada barang/perabot baru di rumah.
Ergonomis, pas di tangan dan tidak bikin lelah ... (apanya hayo?)
Multitasking, mampu mengerjakan beberapa pekerjaan dalam waktu yang bersamaan. Misalnya, memasak di kompor sekaligus mencuci menggunakan mesin cuci dalam waktu bersamaan.
Multilingual, bisa berbicara dalam minimal 2 bahasa, ketika berhadapan dengan suami dan ketika berhadapan dengan mertua.
Setelah sekian lama, akhirnya dia menemukan sosok yang diidamkan tersebut. Puas rasanya mendapatkan istri idaman setelah melalui 1000 kota. Tapi alangkah kagetnya dia ketika mendapati ternyata istrinya juga memiliki satu fitur tambahan, yakni MULTIUSER! :eek:
From : http://www.detikforum.com/archive/index.php/t-1095.html
Seorang sarjana komputer mencari istri yang selama ini dia idam-idamkan dengan kriteria :
GUI Menarik, harus cantik hingga tidak bosan untuk selalu dipandangi tiap hari sepulang dari kantor.
Robust, handal dan tidak mudah capek.
Energy Saver, pintar mengatur jadwal kapan harus istirahat setelah bekerja seharian mengurus rumah, tapi langsung ON ketika dibutuhkan.
Network available, punya jaringan pertemanan yang luas biar nggak kuper.
Portable, siap dibawa kemana saja mengikuti penempatan kerja suaminya.
Responsive, tau apa yang harus dilakukan dalam kondisi darurat.
Plug and Play, tidak perlu diajarkan cara penggunaannya saat ada barang/perabot baru di rumah.
Ergonomis, pas di tangan dan tidak bikin lelah ... (apanya hayo?)
Multitasking, mampu mengerjakan beberapa pekerjaan dalam waktu yang bersamaan. Misalnya, memasak di kompor sekaligus mencuci menggunakan mesin cuci dalam waktu bersamaan.
Multilingual, bisa berbicara dalam minimal 2 bahasa, ketika berhadapan dengan suami dan ketika berhadapan dengan mertua.
Setelah sekian lama, akhirnya dia menemukan sosok yang diidamkan tersebut. Puas rasanya mendapatkan istri idaman setelah melalui 1000 kota. Tapi alangkah kagetnya dia ketika mendapati ternyata istrinya juga memiliki satu fitur tambahan, yakni MULTIUSER! :eek:
From : http://www.detikforum.com/archive/index.php/t-1095.html
Thursday, November 15, 2007
Perdagangan saham adalah ZERO GAME
Sekilas saya pernah mendengarkan talkshow di Smart FM, dengan pembicara Zaim Saidi Direktur PIRAC (Public Interest Riset and Advocacy Center), yang mengatakan, bahwa transaksi sektor riil didunia ini hanya 2%, dibandingkan sektor keuangan yang 98%. Padahal sektor riil yang 2% itulah yang menghidupi sesungguhnya kehidupan ini.
Saya lalu browsing di internet, dan menemukan banyak tulisan Zaim Saidi, saya cuplik sebagian disini :
“Di pasar uang dunia kini transaksi Dolar telah mencapai angka 800 trilyun Dolar AS per tahun. Sementara nilai perdagangan dunia yang merupakan sektor nil ‘hanya’ 4 trilyun Dolar AS per tahun. Artinya, transaksi di pasar uang itu besarnya 20 kali lipat nilai transaksi perdagangan sektor riil.
Kondisi demikian jelas mencemaskan, karena transaksi di pasar uang sesungguhnya bersifat maya, karena tidak ada barang yang diperdagangkan, kecuali uang itu sendiri. Fenomena itu kerap disebut ekonomi gelembung (bubble economy), karena nilainya yang begitu besar, tapi pada hakekatnya tidak ada barang riil yang diperdagangkan. Karena itu kita tinggal menantikan saatnya gelembung uang itu meledak, lalu meruntuhkan ekonomi global.”
Source : http://hidayatullah.com/index.php?option=com_content&task=view&id=19&Itemid=1
Saya merenung dan teringat dengan obrolan dengan temen saya yang konsultan keuangan, ketika kami mendiskusikan perdagangan saham dan sektor keuangan. Satu kata yang paling saya ingat, bahwa perdagangan saham adalah ZERO GAME. Apa itu zero game ? Yaitu suatu perdagangan dimana suatu keuntungan bisa terjadi karena adanya kebuntungan dari yang lainnya.
Temen saya bilang, kalau pingin kaya dengan cepat, ya main saham, itu sudah banyak bukti. Saat ini malahan banyak seminar yang menawarkan dengan pembuktian realtime, bahwa hanya dalam beberapa menit bisa dapat ribuan dolar. Mengapa itu bisa terjadi ? padahal itukan Zero Game ? kalau ada yang untung, berarti ada yang buntung dong .. oh itu pasti, karena :
- Banyak pemain saham pemula, yang mungkin sebagian besar loss, dan ngga mau main saham lagi, ini sumber keuntungan juga
- Banyak pemain saham menengah dan berpengalaman, yang memainkan uang investor, kadang untung kadang buntung
- Banyak pemain saham kakap, yang mampu menggoreng saham, bahkan menciptakan konflik didunia, baik secara politik maupun ekonomi, kadang meraup untung besar, tapi kadang buntung besar.
Lalu, kamu mau kaya disektor RIIL atau TAK RIIL ? wah, saya kebingungan. Kalau menuruti nafsu, maunya kaya cepat dan mudah, dan hasilnya kuayaaa banget. Tapi apa itu yang saya cari ? (kata saya dalam hati).
Pikiran saya melayang di Januari 1997, ketika saya masuk ASTRA. Saya teringat falsafah Astra, “Sejahtera Bersama Bangsa”. Saya teringat Hymne Astra, yang isinya begitu mengena. Om William pasti menginginkan kaya bersama karyawannya, masyarakatnya, negaranya.
So .. jika anda ingin kaya bersama bangsa, ya mainkan peranan kehidupan anda di sektor RIIL. Karena setiap usaha anda, meneteskan rupiah demi rupiah ke kantong karyawan anda, lalu mengalir ke keluarganya, lalu terbelikan di warung-warung tetangganya, lalu menghidupkan ekonomi desanya, kotanya dan negaranya.
Tapi jika anda pengin kaya cepat, mainkan peranan kecerdasan anda, di sektor TAK RIIL, yang memang menjanjikan keuntungan raksasa. Anda bisa kaya sendiri tanpa punya karyawan.
Ya itulah ekonomi dunia saat ini, hanya 2% yang menghidupi, namun ada 98% yang menjadi ilusi kekayaan dunia.
Salam
http://mohamadrosihan.blogspot.com
Saya lalu browsing di internet, dan menemukan banyak tulisan Zaim Saidi, saya cuplik sebagian disini :
“Di pasar uang dunia kini transaksi Dolar telah mencapai angka 800 trilyun Dolar AS per tahun. Sementara nilai perdagangan dunia yang merupakan sektor nil ‘hanya’ 4 trilyun Dolar AS per tahun. Artinya, transaksi di pasar uang itu besarnya 20 kali lipat nilai transaksi perdagangan sektor riil.
Kondisi demikian jelas mencemaskan, karena transaksi di pasar uang sesungguhnya bersifat maya, karena tidak ada barang yang diperdagangkan, kecuali uang itu sendiri. Fenomena itu kerap disebut ekonomi gelembung (bubble economy), karena nilainya yang begitu besar, tapi pada hakekatnya tidak ada barang riil yang diperdagangkan. Karena itu kita tinggal menantikan saatnya gelembung uang itu meledak, lalu meruntuhkan ekonomi global.”
Source : http://hidayatullah.com/index.php?option=com_content&task=view&id=19&Itemid=1
Saya merenung dan teringat dengan obrolan dengan temen saya yang konsultan keuangan, ketika kami mendiskusikan perdagangan saham dan sektor keuangan. Satu kata yang paling saya ingat, bahwa perdagangan saham adalah ZERO GAME. Apa itu zero game ? Yaitu suatu perdagangan dimana suatu keuntungan bisa terjadi karena adanya kebuntungan dari yang lainnya.
Temen saya bilang, kalau pingin kaya dengan cepat, ya main saham, itu sudah banyak bukti. Saat ini malahan banyak seminar yang menawarkan dengan pembuktian realtime, bahwa hanya dalam beberapa menit bisa dapat ribuan dolar. Mengapa itu bisa terjadi ? padahal itukan Zero Game ? kalau ada yang untung, berarti ada yang buntung dong .. oh itu pasti, karena :
- Banyak pemain saham pemula, yang mungkin sebagian besar loss, dan ngga mau main saham lagi, ini sumber keuntungan juga
- Banyak pemain saham menengah dan berpengalaman, yang memainkan uang investor, kadang untung kadang buntung
- Banyak pemain saham kakap, yang mampu menggoreng saham, bahkan menciptakan konflik didunia, baik secara politik maupun ekonomi, kadang meraup untung besar, tapi kadang buntung besar.
Lalu, kamu mau kaya disektor RIIL atau TAK RIIL ? wah, saya kebingungan. Kalau menuruti nafsu, maunya kaya cepat dan mudah, dan hasilnya kuayaaa banget. Tapi apa itu yang saya cari ? (kata saya dalam hati).
Pikiran saya melayang di Januari 1997, ketika saya masuk ASTRA. Saya teringat falsafah Astra, “Sejahtera Bersama Bangsa”. Saya teringat Hymne Astra, yang isinya begitu mengena. Om William pasti menginginkan kaya bersama karyawannya, masyarakatnya, negaranya.
So .. jika anda ingin kaya bersama bangsa, ya mainkan peranan kehidupan anda di sektor RIIL. Karena setiap usaha anda, meneteskan rupiah demi rupiah ke kantong karyawan anda, lalu mengalir ke keluarganya, lalu terbelikan di warung-warung tetangganya, lalu menghidupkan ekonomi desanya, kotanya dan negaranya.
Tapi jika anda pengin kaya cepat, mainkan peranan kecerdasan anda, di sektor TAK RIIL, yang memang menjanjikan keuntungan raksasa. Anda bisa kaya sendiri tanpa punya karyawan.
Ya itulah ekonomi dunia saat ini, hanya 2% yang menghidupi, namun ada 98% yang menjadi ilusi kekayaan dunia.
Salam
http://mohamadrosihan.blogspot.com
Subscribe to:
Posts (Atom)
-
“Ki sanak, siapakah nama Ki Sanak? Dari manakah asal Ki Sanak? Sebab dari pengamatan kami, Ki Sanak bukanlah orang daerah kami…” Ia ...
-
Pada intinya perbedaan antara bahasa Jawa dan bahasa Indonesia terletak pada sifat bahasa Jawa yang ekspresif dan bahasa Indonesia yang desk...
-
Source: http://www.egmca.org:8080/artikel/art10/lihatKomentar ============== * bagus banget nih kalau alat ini bener- bener bisa kerja. ...