Friday, September 29, 2006

Kandungan Gizi Kurma

Kamis, 28 September 2006 - 00:36 wib

Otak Encer Selama Berpuasa

Ternyata menyantap buah kurma pada saat berbuka puasa di bulan Ramadan,
bukan sekadar untuk menjaga tradisi. Zat-zat gizi yang terdapat dalam buah
ini, membuat mereka yang berpuasa terbebas dari rasa malas dan lemas. Selain
itu, otak pun dibuat tetap encer untuk berpikir. Kurma mengandung mineral
yang dibutuhkan oleh tubuh seperti zat besi, magnesium, dan kalium. Zat besi
sangat penting untuk mencegah anemia gizi besi, yang dalam bahasa awam
sering disebut sebagai lesu darah.

Gejala anemia gizi besi adalah mudah lelah, pusing, pandangan
berkunang-kunang, dan susah berkonsentrasi. Magnesium berfungsi membantu
fungsi saraf dan otot termasuk pengaturan irama jantung agar tetap normal.
Pada 100 gram kurma terdapat sekitar 34 mg magnesium. Kalium (potasium)
merupakan komponen gizi mineral yang mempunyai jumlah yang sangat signifikan
pada kurma. Di dalam 100 gram kurma terkandung 666 mg kalium dan natrium
hanya 1 mg sehingga rasio kalium terhadap natrium 666 : 1

Bahan pangan dikatakan sehat untuk jantung dan pembuluh darah bila rasio
kalium terhadap natrium minimal 5:1. Kalium diketahui bermanfaat untuk
mengendalikan tekanan darah, terapi darah tinggi, serta membersihkan
karbondioksida di dalam darah. Kalium juga bermanfaat untuk memicu kerja
otot dan simpul saraf. Kandungan kalium yang tinggi akan memperlancar
pengiriman oksigen ke otak dan membantu memperlancar keseimbangan cairan
tubuh. Dengan demikian, konsumsi kurma yang kaya kalum akan membuat otak
tetap encer di saat berpuasa dan tubuh selalu dalam keadaan bugar. Anggapan
bahwa berpuasa membuat malas dan lemas harus segera dikikis dengan
memperbanyak konsumsi kurma.

Kalium juga bermanfaat untuk mencegah penyakit stroke. Makanan yang sarat
kalium, yaitu minimal 400 mg per 100 g, dapat mengurangi risiko stroke.
Beberapa penelitian yang dilakukan oleh para ahli gizi membuktikan bahwa
kalium dapat menurunkan risiko serangan stroke. Salah satu contoh adalah
penelitian terhadap pola makan 859 responden usia 50 tahun ke atas yang
dilakukan di California Utara, Amerika Serikat. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi kalium lebih banyak (meskipun hanya
dengan perbedaan konsentrasi yang kecil) memiliki risiko terkena penyakit
stroke 12 tahun lebih rendah.

Sebaliknya, orang yang konsumsi kaliumnya rendah memiliki risiko terserang
stroke lebih tinggi, dengan peluang meninggal sekitar 2,6 kali pada lelaki
dan 4,8 kali pada wanita. Para peneliti tersebut akhirnya berkesimpulann
bahwa dengan mengonsumsi satu jenis tambahan makanan kaya kalium (dengan
hitungan minimal 400 mg perhari, misalnya kurma sebanyak 5 butir) dapat
menurunkan risiko fatal akibat stroke hingga 40 persen.

Riset yang dilakukan oleh Dr. Louis Tobian Jr, seorang pakar hipertensi dari
sebuah universitas di Minnesota, AS, membuktikan bahwa makanan tinggi kalium
seperti kurma juga dapat menstabilkan tekanan darah yang akan mencegah
risiko stroke. Penelitian yang didasarkan pada dua kelompok hewan penderita
hipertensi itu menunjukkan bahwa tidak ada tikus yang mengalami perdarahan
otak pada kelompok yang diberikan diet tinggi kalium. Sebaliknya, pada
kelompok yang tidak diberikan diet yang mengandung kalium, 40 persen di
antaranya menderita perdarahan otak.

Mekanisme kerja kalium dalam mencegah aterosklerosis (penyempitan pembuluh
darah) adalah dengan menjaga dinding pembuluh darah besar (arteri) tetap
elastis dan mengoptimalkan fungsinya, sehingga tidak mudah rusak akibat
tekanan darah yang tinggi. Dengan menurunnya risiko aterosklerosis,
aktivitas kalium ini juga akan berperan dalam pencegahan penyakit jantung
koroner dan stroke.***

Copyright 2006 Kompas Group

http://www.kompas.co.id/ver1/Kesehatan/0609/28/003603.htm

Wednesday, September 13, 2006

Teh Hijau untuk Panjang Umur

Rita Uli Hutapea - detikcom

Tokyo - Anda doyan minum teh hijau? Jika ya, teruskan kebiasaan baik itu dan
niscaya Anda panjang umur. Sebab, hasil studi terbaru di Jepang membuktikan
bahwa mereka yang banyak minum teh hijau akan hidup lebih lama.

Demikian hasil studi yang dilakukan Dr. Shinichi Kuriyama dan koleganya di
Tohoku University School of Public Policy, Sendai, Jepang. Riset ini
dilakukan terhadap lebih dari 40 ribu pria dan wanita di Jepang.

Hasil riset menunjukkan, minuman teh hijau efektif dalam memerangi penyakit
jantung dan stroke. Ini karena polyphenols, senyawa yang dikenal sebagai
antioksidan yang terdapat pada teh hijau bisa menyehatkan tubuh sehingga
usia pun lebih panjang.

"Teh hijau bisa memperpanjang hidup Anda dengan mengurangi risiko penyakit
jantung dan stroke," kata Kuriyama seperti diberitakan Fox News, Rabu
(13/9/2006).

Penyakit jantung dan kanker merupakan dua penyebab utama kematian di seluruh
dunia. Namun dalam riset ini ditemukan bahwa teh hijau tidak banyak
bermanfaat untuk mengurangi risiko kanker.

Hasil studi ini diterbitkan dalam Jurnal Asosiasi Medis Amerika edisi 13
September. Penelitian ini dilakukan selama 11 tahun di Jepang yang 80 persen
penduduknya minum teh hijau dan lebih dari separuhnya minum tiga atau empat
cangkir teh setiap hari.

Mereka yag dilibatkan dalam studi ini berumur antara 40 tahun hingga 79
tahun dan tidak memiliki sejarah stroke, penyakit jantung atau kanker saat
riset dimulai tahun 1994 lalu.

Selama kurun waktu 11 tahun, mereka yang minum lima cangkir teh atau lebih
setiap hari ternyata hidup lebih lama dan risiko penyakit jantungnya paling
rendah dibandingkan mereka yang tiap harinya hanya minum satu cangkir.

Riset ini didanai oleh Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan
Jepang.(ita/)

Sumber : Detik.com