Saat ini sedang ramai-ramainya khalayak memperbincangken hal ikhwal Pengadaan itu "Laptop" (notebook) untuk 550 anggauta DPR, yang diperkiraken menelan 12.1 milyar rupiah. Di tengah bencana yang sambung menyambung, dan tragedi lumpur yang menyayat hati, rakyat masih ditarik daripada itu duit , yang tidak laen membelikan anggauta DPR kita Laptop.
Apakah Laptop itu ? Laptop merupakan suatu Benda yang tidak laen dan tidak bukan adalah merupakan komputer jinjing yang dapat dibawa kemanapun oleh penggunanya, karena sifatnya yang ringan. tidak makan tempat. Dimana untuk mengoperasiken Laptop tersebut perlu kemahiran khusus, dikarenakan daripadanya mudah terjadi Error menjadiken biang keladinya. Apalagi dengan berselancar ke situs-situs jebakan berisi Spyware, worm dan bahkan virus. Untuk hal demikianlah Menkominfo kita menyarankan menggunakan Open Source tiada laen hanyalah menghindari akibat side effect yang mungkin ditimbulken situs jahat. Seperti yang telah diketahui khalayak ramai bahwa piranti Opensource biasanya lebi tahan terhadap ini ActiveX jahat daripada Spyware, Virus dan Worm.
Melihat dari negara-negara laen, sangat jarang ada anggauta parlemen yang mendapatken Laptop dari Negara. Mereka pada umumnya cukup mampu membeli dari kantongnya sendiri.
Ada Apa dengan parlemen kita ? Ataukah ini suatu jebakan politics untuk mendapatken para koruptor baru dengan diberi umpan Laptop? Ataukah anggauta DPR kitalah yang sedari dulu memang sedemikian miskinnya, sehingga perlu minta dibelikan Laptop oleh rakyat. Hal ikhwal demikian misti membuat itu polemik, dikarenakan tidak laen karena keanehan yang terjadi.
Saya sungguh-sungguh menyaranken kepada para anggauta dewan (DPR), supayalah concern pada masa 'alah demikian. Daripada oleh hal tersebut, lebih bijak bila menggunakan dananya dari keringat sendiri untuk pembelian Laptop tersebut. Kiranya dana Laptop bisa dialihkan untuk memberikan sumbangan komputer ke pendidikan. Sehingga pada akhirnya lebih bisa memanfaatkan daripada Laptop tersebut.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
-
“Ki sanak, siapakah nama Ki Sanak? Dari manakah asal Ki Sanak? Sebab dari pengamatan kami, Ki Sanak bukanlah orang daerah kami…” Ia ...
-
Pada intinya perbedaan antara bahasa Jawa dan bahasa Indonesia terletak pada sifat bahasa Jawa yang ekspresif dan bahasa Indonesia yang desk...
-
Source: http://www.egmca.org:8080/artikel/art10/lihatKomentar ============== * bagus banget nih kalau alat ini bener- bener bisa kerja. ...
No comments:
Post a Comment