Tuesday, March 27, 2007

Apakah Anggota DPR kita Miskin ?

Saat ini sedang ramai-ramainya khalayak memperbincangken hal ikhwal Pengadaan itu "Laptop" (notebook) untuk 550 anggauta DPR, yang diperkiraken menelan 12.1 milyar rupiah. Di tengah bencana yang sambung menyambung, dan tragedi lumpur yang menyayat hati, rakyat masih ditarik daripada itu duit , yang tidak laen membelikan anggauta DPR kita Laptop.

Apakah Laptop itu ? Laptop merupakan suatu Benda yang tidak laen dan tidak bukan adalah merupakan komputer jinjing yang dapat dibawa kemanapun oleh penggunanya, karena sifatnya yang ringan. tidak makan tempat. Dimana untuk mengoperasiken Laptop tersebut perlu kemahiran khusus, dikarenakan daripadanya mudah terjadi Error menjadiken biang keladinya. Apalagi dengan berselancar ke situs-situs jebakan berisi Spyware, worm dan bahkan virus. Untuk hal demikianlah Menkominfo kita menyarankan menggunakan Open Source tiada laen hanyalah menghindari akibat side effect yang mungkin ditimbulken situs jahat. Seperti yang telah diketahui khalayak ramai bahwa piranti Opensource biasanya lebi tahan terhadap ini ActiveX jahat daripada Spyware, Virus dan Worm.

Melihat dari negara-negara laen, sangat jarang ada anggauta parlemen yang mendapatken Laptop dari Negara. Mereka pada umumnya cukup mampu membeli dari kantongnya sendiri.
Ada Apa dengan parlemen kita ? Ataukah ini suatu jebakan politics untuk mendapatken para koruptor baru dengan diberi umpan Laptop? Ataukah anggauta DPR kitalah yang sedari dulu memang sedemikian miskinnya, sehingga perlu minta dibelikan Laptop oleh rakyat. Hal ikhwal demikian misti membuat itu polemik, dikarenakan tidak laen karena keanehan yang terjadi.

Saya sungguh-sungguh menyaranken kepada para anggauta dewan (DPR), supayalah concern pada masa 'alah demikian. Daripada oleh hal tersebut, lebih bijak bila menggunakan dananya dari keringat sendiri untuk pembelian Laptop tersebut. Kiranya dana Laptop bisa dialihkan untuk memberikan sumbangan komputer ke pendidikan. Sehingga pada akhirnya lebih bisa memanfaatkan daripada Laptop tersebut.

Pengapuran sendi tidak mempunyai hubungan dengan zat kapur (kalsium)

Kamis, 5 Januari, 2006 oleh: gmikro
Mewaspadai Pengapuran Sendi

Gizi.net - Osteoartritis adalah penyakit sendi yang paling sering ditemukan dan menjadi penyebab terbanyak kecacatan dan disabilitas, terutama pada usia lanjut.

Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), 40 persen penduduk dunia yang berusia lebih dari 70 tahun akan menderita osteoartritis (OA) lutut, 80 persen di antaranya berdampak pada keterbatasan gerak.

OA dikenal pula sebagai pengapuran sendi karena kelainan utama pada OA adalah kerusakan pada tulang rawan sendi. Tulang rawan sendi merupakan komponen sendi yang melapisi ujung tulang dalam persendian, yang berfungsi sebagai bantalan dan peredam kejut apabila dua ruas tulang yang berbenturan pada saat sendi digerakkan. Karena tulang rawan sendi tidak mempunyai persarafan, apabila terjadi benturan dua ruas tulang tidak akan terasa nyeri.

Kerusakan pada tulang rawan sendi dapat disebabkan oleh banyak faktor. Semua berakibat pada penipisan tulang rawan sendi, yang pada stadium akhir tulang rawan sendi demikian tipisnya sehingga tidak dapat menjalankan fungsinya lagi. Seiring dengan penipisan tulang rawan sendi terbentuk osteofit, suatu tulang baru yang sebenarnya ditujukan untuk memperbaiki kerusakan yang muncul, tetapi gagal untuk mengatasi kerusakan tersebut. Bahkan, pembentukan osteofit akan menambah berat OA.

Selain itu, tulang di dalam persendian akan menebal, kaku, dan kurang elastik (kenyal) dalam mengantarkan beban tubuh. Sering terjadi radang pada lapisan dalam bungkus sendi (sinovium) yang disebut sinovitis, yang pada jangka lama menyebabkan pula kerusakan bungkus sendi (kapsul). Hasil akhirnya adalah sendi yang cacat (lihat gambar).

Perlu diingat dalam hal ini, pengapuran sendi tidak mempunyai hubungan dengan zat kapur (kalsium), kata yang lebih tepat mungkin ialah karatan. Demikian pula masyarakat perlu membedakan antara osteoartritis (pengapuran sendi) dan osteroporosis (keropos tulang) karena keduanya sangat berbeda walaupun mempunyai nama yang mirip.

Gejala klinik

OA umumnya menyerang sendi penopang tubuh, seperti sendi lutut (paling sering), panggul, tulang belakang bagian lumbal (pinggang) dan servikal (tengkuk). OA dapat juga mengenai sendi jari tangan terutama sendi interfalang distal (DIP) dan proksimal (PIP).

Perjalanan klinik OA berlangsung progresif sangat lambat. Sebenarnya proses OA sudah dimulai pada usia sekitar 40 tahun, yaitu saat gejala klinik belum muncul. Kemudian berjalan terus sampai timbul gejala klinik pada usia sekitar 50 tahun. Setelah muncul gejala klinik, penderita mulai merasa ada gangguan yang mula-mula ringan, bertambah lama bertambah berat, dan akhirnya terjadi cacat sendi dan mengakibatkan disabilitas.

Jarak antara saat muncul gejala klinik sampai terjadi cacat sangat bervariasi, tetapi umumnya berlangsung belasan tahun. Pada usia di atas 65 tahun seorang penderita OA lutut (lokasi OA yang tersering) akan kesulitan berjalan, bahkan akhirnya harus menggunakan kursi roda.

Gejala klinik dari OA meliputi nyeri sendi, kaku sendi, bengkak sendi, kelemahan, dan disabilitas. Nyeri sendi sebagai keluhan awal pasien OA muncul setelah sendi terserang digunakan secara berlebihan dan berkurang jika diistirahatkan. Apabila OA bertambah lanjut, terutama bila komponen inflamasi nyata, nyeri dapat muncul saat istirahat.

Pada sendi yang terletak di dalam, misalnya, sendi panggul, biasanya pasien sukar untuk menentukan lokasi. Sementara untuk sendi permukaan, seperti sendi jari tangan (carpometacarpal), pasien lebih dapat segera menentukan lokasi nyeri. Sebagaimana halnya dengan penyakit rematik lainnya, maka nyeri dapat diperberat oleh rasa dingin atau cuaca dingin. Pada keadaan yang lebih jarang nyeri dapat diperberat oleh panas.

Kaku sendi dirasakan sebagai sensasi pada sendi sebagai diikat dan lambat/susah bergerak. Keadaan ini biasanya tak selalu berhubungan dengan nyeri, tetapi banyak pasien tidak dapat membedakan antara nyeri dan kaku sendi. Kaku sendi biasanya muncul pada pagi hari atau setelah periode inaktif dan hilang setelah 15-30 menit.

Pembengkakan sendi merupakan tanda yang dapat dilihat dan dikeluhkan pasien terutama dari segi kosmetik, terutama bila menyebabkan deformitas di tangan.

Kelemahan dan disabilitas diartikan sebagai berkurangnya kemampuan untuk mobilisasi yang dapat diakibatkan nyeri, kaku sendi, abnormalitas sendi, deformitas, kontraktur jaringan lunak, akibat osteofit, spasme otot, dan atrofi otot. Disabilitas tergantung dari sendi yang terserang, jumlah sendi yang terkena, lama dan beratnya penyakit, serta toleransi pasien untuk mengatasi gejala tersebut.

Pengobatan dan pencegahan

Hingga saat ini belum ada obat yang dapat menghentikan proses OA, apalagi memperbaiki kerusakan tulang rawan sendi yang telah terjadi. Yang ada adalah beberapa obat yang diduga dapat memperlambat proses OA (antara lain glukosamin/kondroitin, asam hialuronat dan diacerhein).

Saat ini pasien masih lebih bergantung pada obat simptomatik untuk mengurangi nyeri dan peradangan (analgetik dan anti-inflamasi nonsteroid), yang pada penggunaan jangka panjang mempunyai efek samping perdarahan saluran cerna dan gangguan fungsi ginjal. Fisioterapi dan rehabilitasi merupakan pula modalitas untuk mengatasi nyeri, mencegah terjadinya cacat, dan mengatasi disabilitas dengan cara melalukan berbagai latihan fisik dan penggunaan berbagai alat bantu. Apabila semua gagal, dapat dilakukan pembedahan untuk mengganti sendi yang rusak.

Program pencegahan pada OA bertujuan menghindari munculnya OA (jika belum terjadi OA) dan menghambat progresivitas OA (apabila sudah terjadi OA). Berbagai faktor risiko OA yang dapat dimodifikasi bisa dilihat pada tabel. Selain itu, beberapa hal yang bisa memicu OA, seperti obesitas, trauma berat, penggunaan sendi berlebihan, sepatu atau alas kaki yang kurang tepat, juga bisa diatasi sejak dini.

Pencegahan obesitas memberi manfaat tidak saja bagi kesehatan sendi, tetapi untuk penyakit tidak menular lainnya. Mereka yang berberat badan lebih mempunyai prevalensi OA lutut yang tinggi. Penelitian menunjukkan bahwa obesitas mendahului kejadian OA dan selanjutnya meningkatkan progresivitas radiologik OA. Pada mereka yang obese, setiap penurunan berat badan lima kilogram akan mengurangi risiko OA 50 persen.

Trauma berat terutama pada sendi lutut pada usia dini akan memicu munculnya OA yang lebih cepat. Edukasi untuk mencegah trauma adalah dengan penggunaan pelindung lutut pada para pekerja dan mereka yang senang berolah raga perlu ditingkatkan. Selain itu, penggunaan sendi berlebihan bagi para pekerja yang banyak berjalan, berdiri lama, naik-turun tangga, jongkok lama, dan memanggul beban perlu melindungi sendinya.

Sepatu yang terlalu tinggi, sempit, berat, alas sepatu (sol) yang keras dan kurang lentur juga merupakan faktor risiko OA lutut yang dapat dimodifikasi.

(Prof Dr dr Harry Isbagio SpPD-KR KGer Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam, Konsultan Reumatologi dan Geriatri, FKUI/RSCM)

Sumber: www.kompas.co.id

Monday, March 26, 2007

Ribuan Buku Sumbangan ditahan oleh Bea Cukai

mau sharing pengalaman cerita aja,..

Teman2 kita, di PPI Leiden taun kmrn sbg salah satu program kerja, sempat
juga menghimpun buku2 sumbangan, dlm rangka membantu rekonstruksi dan
rehabilitasi Aceh pasca tsunami dibidang pendidikan. Bekerja sama dengan
universitas Leiden, Groningen dan Eindhoven, berhasil terkumpul 2.869 buku
dari berbagai disiplin ilmu.

Sungguh disayangkan, niat baik ternyata ga selalu lancar disambut. Bbrp
minggu setelah pengiriman, kita mendpt kabar dr contact person di UNSYIAH
bahwa buku2 tersebut ga bisa diambil dan di "sandera" oleh pihak bea cukai
bandara Polonia. Pdhl biaya pengirimannya konon sudahlah lunas dan telah
disertai pula dgn surat pengantar dari Adikbud KBRI Belanda.

Walaupun sudah bolak balik dilengkapi dgn berbagai surat resmi, antara lain
tembusan ke:

a. Menteri Keuangan Republik Indonesia

b. Kepala Badan Rekonstruksi dan Rehabilitasi Nangroe Aceh Darussalam dan
Kepulauan Nias

c. Direktur Jenderal Bea Cukai Departmen Keuangan

d. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

e. Rektor Universitas Syah Kuala di Banda Aceh

f. Kuasa Usaha Ad Interim Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Den
Haag

g. Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI di Den Haag

h. Arsip

Pihak bea cukai teteup pd akhirnya bersikeras menahan, dgn alasan kurangnya
surat pengantar dari Menteri Pendidikan,. . bayangkan.. wuihh... ada2 aja..
buntut2nya.. ya itu2 jg.. menawarkan "damai" dgn meminta "tebusan" Rp 10
Juta... :(

Segala usaha pun dilakukan pd akhirnya utk "membebaskan" buku2 itu,... dari
nyusun press release,

Luiss
dari PPI-Leiden.

-------------------------

Ribuan Buku untuk Unsyiah Ditahan di Medan
* Bea Cukai Minta Tebusan

[ rubrik: Serambi Nusa | topik: Pemerintahan ]


BANDA ACEH - Kantor Bea Cukai Medan sudah sepekan menahan 2.869 buah buku bantuan tiga universitas di Belanda untuk Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. Untuk mengambil buku tersebut pihak Bea Cukai mempersulit dengan berbagai syarat dan terakhir malah syarat itu tidak diperlukan lagi, tapi harus ditebus Rp 10 juta.


Kasus “penyanderaan” buku bantuan untuk Unysiah diungkapkan KTU Perpustaan Unsyiah, Drs Jalaluddin, MPd kepada Serambi, Rabu kemarin. Menurut dia, buku seberat 1.821 kg itu yang dikirim via pesawat kargo langsung dari Belanda sudah sampai di Bandara Polonia Medan (20/5) lalu. Namun, baru pekan lalu pihak kargo Polonia Medan memberitahukan Unsyiah.

Karena sudah beberapa hari tiba di Medan, kata Jalal, dia mendapat tugas dari Unsyiah untuk menjemput buku-buku bantuan itu. Namun, tak disangkanya kalau proses pengambilan buku itu dipersulit dengan berbagai syarat atau minta ditebus Rp 10 juta dan belum lagi bayar jasa gudang sekitar Rp 500 ribu perhari. “Saya tidak punya uang untuk itu dan pulang ke Aceh tanpa bawa apa-apa,” katanya.

Menurut Jalaluddin, pada awalnya, setelah mendapat dukumen kiriman dari Belanda dari kargo, dia sempat diberitahukan dari pihak kargo bahwa menurut Kepala Bea Cukai Medan pengirim buku itu bebas dari bea dan boleh segera dibawa pulang ke Aceh. Namun, ketika dia membawa dokumen itu kepada Wakil Ketua Kajati Sumut, pertama diminta harus ada surat jemputan dari Unsyiah. Setelah ada surat itu, mereka malah mengatakan tidak cukup harus ada surat dari Kejaksaan Tinggi Sumut.

Namun, setelah ada surat dari Kejati Sumut tiga hari kemudian, Wakil Kepala Cukai Medan malah mengatakan belum cukup dan harus ada surat dari Menteri Pendidikan RI. Merasa dipermainkan, Jalal mengatakan tak mungkin dia akan ke sana untuk mengurus surat itu. “Kalau tak ada surat Menteri Pendidikan boleh diganti dengan uang Rp 10 juta saja. Buku itu boleh langsung bisa dibawa pulang,” kata Jalal mengulangi ungkapan pihak bea cukai tak habis pikir.

Pembantu Rektor I, Dr Darni Daud ketika dihubungi menyangkut ditahan buku itu mengatakan prihatin. Karena buku bantuan tsunami untuk Unysiah itu merupakan hasil yang dikumpulkan Universitas Leiden bersama dengan perhimpunan pelajar Indonesia (PPI) di Belanda. Mereka berhasil mengumpulkan 2.869 buku dari tiga universitas. Masing-masing dari Universitas Leiden sebanyak 263 buku, Univer-sitas Groningen sebanyak 1.383 buku dan Universitas Teknologi Eindhoven sebanyak 1.223 buku.

Padahal pengiriman itu, kata Darni, dilakukan secara resmi oleh Atase Pendidikan dan Budaya KBRI di Belanda, M Muhajir. Ongkos pengiriman sudah ditanggung dari sana, namun, kenapa pihak Bea Cukai Medan mempersulit dan menahan buku bantuan untuk mata kuliah kedokteran dan teknik Unsyiah itu. “Saya sedih, buku bantuan kok dipersulit dan minta tebusan. Kalau penyumbang tahu kan malu kita. Saya berharap pihak bea cukai segera menyerahkan itu kepada Unsyiah,”ungkap Dr Darni prihatin. (hel)

--------------
From : http://www.serambinews.com/index.php?
aksi=bacaberita&beritaid=17646&rubrik=2&topik=12

Friday, March 23, 2007

MEMBACA KEGAGALAN REZIM MARXISME & KAPITALISME

MEMBACA KEGAGALAN REZIM MARXISME & KAPITALISME
Catatan singkat Ikranagara

Dalam blog internet "IndoProgress" saya dapatkan artikel yang ditulis
oleh Coen Husein Pontoh berjudul "Depolitisasi Pasca Mao". Di sana
dipaparkan depolitisasi yang terjadi di RRC-Deng yang dimaknai dengan
kaca mata gerakan Kiri Baru oleh Hui dan tampaknya diadopsi dalam
artikel Coen ini, yang menurut pendapat saya mereka masih tetap dalam
paradigma berfikir/menganalisis dengan pendekatan yang Marxistis
juga. Padahal sudah jelas kegagalan RRC-Mao dan Uni Soviet dalam cita-
cita dan usaha mereka membangun "sorga di muka bumi" yang disebut
Masyarakat Komunis yang cetakbirunya adalah sistem ekonomi Marxis.

Marxisme itu tidak pernah terbukti berhasil memberikan pertumbuhan
ekonomi dan demokrasi politik, karenanya yang dilahirkan di Uni
Soviet (almarhim) dan RRC-Mao (almarhum) adalah, pada strata
ekoniminya berupa pemerataan kemiskinan alias "neraka di dunia" dan
bukan "sorga di dunia"; dan pada strata politiknya kediktatoran atas
nama "diktator proletariat" yang jelas-jelas anti demokrasi. Deng
membuang system akonomi Marxis yang hanya melahirkan pemerataan
kemiskinan alias "neraka di dunia" itu, tetapi tetap mempertahankan
system politik kediktatoran yang mengandalkan kepada okol intel,
polisi dan militer.

Seorang pemudi menulis memoirnya, yaitu pengalamannya sebagai pemudi
di zaman Mao dan Revolusi Kebudayaan, dalam bukunya berjudul "Red
Azelea" dengan jitu mengungkpkan dua hal tersebut. Dia adalah Ancee
Min. Buku yang bahasanya sederhana tanpa bunga-bunga kata, secara
langsung dan polos mengungkpakan semuanya dari sudut pandang
kemanusiaannya, sehingga kita bisa merasakan suka-dukanya hidup di
zaman serba melarat dan dikuasai oleh politik pengekangan yang
dilakukan penguasa atas nama ideology negara, pada tingkat rakyat
kecil seperti Ancee Min dan tetangga-tetangganya, serta lingkungan
pergaulannya sehari-hari. Kemelaratan zaman itu pun sekarang ini
masih juga tampak di kalangan kaum urbanis di kota-kota besar seperti
Beijing dan Shanghai di RRC, sebagai akibat pemiskinan struktural
dari masa lampau (Mao) dan masa sekarang (Deng), terungkapkan dalam
film dokumenter yang dibuat oleh PBS.

Dari 7 bekas negara jajahan Uni Soviet di Asia tengah ada 7 film
dokumrnter yang menggambarkan tentang nasib wanita di sana, sebagai
warisan dari zaman Uni Soviet masih hidup. Dalam film produksi Open
Society itu terungkapkan kemiskinan di tingkat rakyat yang sampai
sekarang belum tertalangi, ditambah lagi bagaimana rendahnya
pandangan masyarakat terhadap gender wanita di sana. Film itu dengan
jitu menggambarkan bagaimana terbelakangnya kehidupan di bekas-bekas
jajahan Uni Soviet di Asia Tengah itu.

DUA TEMPURUNG
Itulah yang bisa kita baca pada domenta kehidupan rakyat-rakyat di
alam Uni Soviet dan RRC-Mao yang menunjukkan kegagalan sistem
Marxisme di bidang ekonomi, politik, sosial dan budaya. Padahal
sekian puluh tahun waktu telah dihabiskan oleh kedua rezim tersebut,
juga sekian juta nyawa dipersempahkan sebagai korban sesajen untuk
sabda-sabda sosial, politik, ekonomi, budaya, filsafat, dll yang
tercatat dalam kitab suci "Das Kapital" karya Dewa Marx (Penganut
Materialisme yang Hegelian) itu.

Karenanya, usaha Wang Hui, dan tampaknya seperti diamini oleh Coen,
adalah tak lebih dari usaha menegakkan benang basah belaka, karena
jelas membutakan diri terhadap hubungan genealogis antara kegagalan
sebagai realitas di hilirnya dan Marxisme sebagai pangkal
berangkatnya pergerakan di hulunya.

Ketidakmampuan membaca genealogi permasalahannya itulah, maka
akibatnya pemikir-pemikir Marxis seperti Wang Hui dan Coen Husain
Pontoh dan kameradnya akan selalu terjebak untuk tetap berkutat di
dalam kubangan di bawah tempurung Marxisme terus sampai akhir
zaman. "No exit!" (pinjam judul drama Sartre) itulah yang terjadi
pada para pemikir Marxis ini.

Deng sudah benar dengan berani keluar dari tempurung Marxisme itu,
tetapi sayangnya dia terjebak oleh Berkeley Mafia, seakan-akan
mengamini pernyataan Margareth Tatcher yang menyatakan tidak ada
system ekonomi yang lain di luar Kapitalisme Neo-liberal. Padahal
jelas terbukti di mana-mana sistem ini hanya mampu memberikan
pertumbuhan ekonomi tapi tidak punya sistem pemerataan kecuali apa
yang diharapkan dari teori trickle down effect itu saja, maka
akibatnya akan selalu ada kesenjangan sosial-ekonomi antara yang
diperkaya dengan yang dimiskinkan oleh struktur yang ada di dalam
sistemnya itu.

Pertumbuhan ekonomi yang dibawa oleh Kapitalisme Neo-liberal itu
adalah berupa lahirnya para konglomerat yang kuat dalam jumlah
segelintir manusia saja, dan kelas menengah yang lumyan jumlahnya
tapi tetap tak berdaya bagaikan busa yang mudah dihempaskan oleh
gelombang "boom and bust" yang juga tak terhindarkan di dalam sistem
ini, dan akhirnya selebihnya adalah yang tergolong tidak kaya, miskin
atau di bawah garis kemiskinan. Inilah kubangan lain lagi, yaitu yang
berada di bawah tempurung system Kapitalisme Neo-Liberal.

Harusnya Deng jangan keburu begitu dalam mencari jalan keluar dari
realitas kegagalan Marxisme itu. Bahwa perlakuannya terhadap Marxisme
sudah benar, yakni harus diperlakukan dengan "forget it!" dan juga
seharusnya menolak Kapitalisme Neo-Liberal yang diajarkan oleh
Berkeley Mafia. Tapi natanya RRC mengundang profesor Berkeley Mafia
untuk mengajarkan ilmu ekonomi kapitalis di Nanjing University
sebagai awal usaha memasuki era ekonomi Kapitalisme untuk RRC.
Sementara system ekonominya sudah berobah, sistem politiknya tetap
otoriterian "diktator proletariat" warisan dari Marxisme.

ALTERNATIF DI LUAR TEMPURUNG
Kelompok pemikir dan peneliti yang bergabung di dalam Forum on
Globalization (IFG) telah melakukan telaah terhadap dampak
globalisasi Kapitalsime Neo-Liberal ini, sebagaimana bisa dibaca
hasilnya berupa kumpulan tulisan para ahli berbagai bidang dalam "The
Case Against the Global Economy" (1996) itu. Kelompok ini juga
menawarkan jalan keluarnya, yang jelas bukan Marxisme, melainkan
mereka rumuskan dalam kumpulan tulisan dalam buku "Alternatives to
Economic Globalization" (2002). Seperti juga diungkapkan dalam dua
buku David C. Korten "When Corporations Rule the World" (1995)
dan "The Post-Corporate World" (1999).

Buku-buku semacam itu, yang memuat pandangan-pandangan alternatif di
luar Kapitalisme Neo-Liberal dan Marxisme sudah banyak beredar, dan
pengaruhnya besar sekarang, baik di AS maupun di Amerika Latin dan
Eropah. Jadi, Tatcher tidak benar, karena masih banyak alternatif
lain di luar yang dua itu. Yang pertama harus dilakukan adalah
menempatkan yang dua warisan masa lampau itu sebagai model yang sudah
kedaluwarsa. Ucapkanlah "forget them!" dan mulailah dengan
mempertimbangkan sejumlah tawaran alternatif, mana yang pas untuk
lokal masing-masing. Kalau tidak ada yang pas, maka carilah dari
menelaah lokal sendiri untuk mendapatkan diagnose yang pas untuk
lokalnya itu. Forget IMF dan lain-lain itu!

Di Amerika Latin, yang menonjol adalah pengaruh pemikiran para
pencari alternatif ini pada Presiden Brazil yang terkenal dengan nama
panggilan "Mr Lula" dalam praktiknya sebagai pemimpin --- dan dia
sukses, antara lain telah menghilangkan kemiskinan struktural di
daerah urban perkotaan yang kemudian melahirkan ladang enerji etanol
sebagai alternatif terhadap oil. Etanol dibuat dari tebu. Dulunya
ladang-ladang ini ditinggalkan akibat urbanisasi dan industrialisasi
akibatnya daerah agraria berubah menjadi ladang penanaman bahan
narkotik. Tapi sekarang ladang-ladang itu menjadi sumber cikalbakal
ethanol! Dan pemerintah Lula melindungi petani tebu dari himpitan
pasar bebas (free market) yang bisa saja menjatuhkan harga pasar ke
titik rendah yang bisa merugikan petani tebu itu, dengan menerapkan
system pasar-adil (fair market).

Ini salah satu contoh bagaimana politik ekonomi bisa dicari di luar
Kapitalisme dan Marxisme/Komunisme. Bahwa Tatcher ternyata tidak
benar, sebab masih banyak alternatif di luar dua tempurung produk
para pemikir masa lampau itu.

==========

Tulisan Ikranagara ini merupakan respon setelah membaca
tulisan "Depolitisisasi Politik Pasca Mao"
Coen Husain Pontoh yang dapat dibaca di blog internet ini:
http://indoprogress.blogspot.com/2007/03/depolitisisasi-politik-pasca-
mao.html

Kompor Air : Nyalanya Bisa Hebat

TEMUAN SUPARMIN DARI BANYUMAS
*Kompor Air : Nyalanya Bisa Hebat*

Suparmin Sinuang Raharjo (47) pria asal Kelurahan Kalibagor, Banyumas berhasil menemukan kompor berbahan bakar air setelah riset 3,5 tahun. Parmin mengungkapkan, proses menemukan kompor berbahan bakar air dimulai sejak ia tergugah untuk menemukan suatu alat memasak yang tidak atau sedikit menggunakan minyak sebagai bahan bakarnya.

Setelah melalui proses percobaan berulang kali di bengkel sebelah rumah dan dibantu seorang karyawan, kini alat masak berupa kompor berbahan bakar air sudah ditemukan papar Sukardi kepada KR, Sabtu (3/3) di rumahnya kompleks Perumahan Kalibagor Indah, Blok A II dan III.

Kompor air menggunakan air tawar dan minyak tanah dengan perbandingan 1 : 10, sehingga hanya mencampurkan 0,1 liter minyak tanah dengan 1 liter air. Kedua bahan diuapkan dalam sebuah tabung menggunakan pemanas listrik kemudian dibakar hingga api menyala. Dengan menggunakan seliter air mampu memasak 24 jam nonstop.

Kompor buatan Suparmin tidak menimbulkan asap, jelaga dan bau. Selain itu, daya listrik yang digunakan tidak besar, untuk angkatan pertama hingga airdan minyak menguap, membutuhkan 100 watt selanjutnya hanya 5 watt.

Nyala apinya juga besar, bahkan lebih panas dibanding kompor gas. Untuk memasak air menggunakan panci besar hanya membutuhkan 5-10 menit. Kompor air juga minim risiko meledak. Lelaki beranak empat itu mengaku, meski status temuannya dipatenkan, hingga kini belum ada investor dalam negeri yang berniat membuat kompor air secara massal. Publikasi melalui sejumlah media sudah dijalankan namun belum menarik pengusaha lokal untuk mengucurkan dana guna membeli hak paten kompornya.

Saya membuka diri kepada penanam modal untuk bekerja sama dengan sistem kontrak produksi.

(Jarot Sarwosembodo)

note :
*Kalau ada calon investor yg berminat utk pengembangan, * *bisa hubungi : Lulu: 081548813525 ** (L.O. dari deperindag Banyumas)*

Tuesday, March 20, 2007

Kemunduran Majapahit Akibat Erupsion Mud / Mud vulcano ?

Pararaton 1296 Caka : Bencana “Pagunung Anyar” dan Sandyakala ning Majapahit

Awang Harun Satyana

Judul di atas maksudnya adalah menurut Kitab Pararaton yang diterjemahkan Brandes (1896), bahwa pada tahun 1296 Caka atau 1374 Masehi telah terjadi sebuah bencana bernama “Pagunung Anyar” yang memundurkan Majapahit, kerajaan Nusantara terbesar. Apakah bencana Pagunung Anyar ? Saya menafsirkannya, itu adalah erupsi gununglumpur ala semburan LUSI (!)

Di bawah ini adalah catatan2 saya setelah mempelajari buku2 sejarah, geologi, dan folklore yang berselang lebih dari 100 tahun penerbitannya. Dimulai dari Daldjoeni (1984, 1992) “Geografi Kesejarahan”, lalu bersambung ke depan dan ke belakang menuju Purwadi (2001) “Babad Tanah Jawi : Menelusuri Jejak Konflik”, Slamet Muljana (1968, 2005) “Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara”, Slamet Muljana (1965, 2005) “Menuju Puncak Kemegahan (Sejarah Kerajaan Majapahit)”, Denys Lombard (1990) “Le Carrefour Javanais”, James Nash (1932), “Enige voorlopige opmerkingen omtrent de hydrogeologie der Brantas vlakte - Handelingen van 6de Ned. Indische Natuur Wetenschappelijke Congres”, H.J. de Graaf (1949) “de Geschiedenis van Indonesie”, J. Brandes (1896) “Pararaton (Ken Arok) of het Boek der Koningen van Tumapel en van Majapahit”, buku2 geologi karya Duyfjes (1936-1938) untuk pemetaan wilayah Kendeng bagian timur (“Zur geologie und stratigraphie des Kendenggebietes zwischen Trinil und Soerabaja” dan “Toelichting bij blad 115,109, 110, 116), juga karya masterpiece van Bemmelen (1949, 1972) “The Geology of Indonesia”, dan buku folklore karya James Danandjaja (1984) “ Folklor Indonesia : Ilmu gossip, dongeng, dan lain2”

Maksud hati ingin menelusuri tulisan2 sejarah tentang kronik kejadian Bledug Kuwu di selatan Purwodadi agar bisa mencari analogi untuk kronik semburan LUSI, ternyata penelusuran buku2 di atas malahan membawa saya ke pemikiran bahwa : selain oleh alasan politik, Majapahit MUNGKIN telah mundur oleh deformasi Delta Brantas akibat rentetan erupsi gununglumpur Jombang-Mojokerto-Bangsal pada kawasan sepanjang 25 km. Mari kita lihat sisik-meliknya.
Perspektif dari selatan

Kita mulai dari panorama sebuah gunung yang dikeramatkan oleh penduduk dan tokoh2 kerajaan sejak Mpu Sindok, Erlangga, dan para pengikutnya : Gunung Penanggungan. Gunung Penanggungan, sebuah gunung setinggi 1659 meter di utara Gunung Arjuno-Welirang, adalah gunung paling dekat ke lokasi semburan LUSI. Gunung ini terletak di sebelah selatan Sungai Porong dan masih ke sebelah selatan dari Gawir Watukosek, sebuah gawir sesar hasil deformasi Sesar Watukosek yang juga membelokkan Sungai Porong , melalui titik2 semburan lumpur panas termasuk LUSI, juga melalui gunung2 lumpur di sekitar Surabaya dan Bangkalan Madura.

Dalam sejarah kerajaan2 Hindu di Jawa Timur, Gunung Penanggungan adalah sebuah gunung yang penting (Daldjoeni, 1984; Lombard, 1990). Kerajaan2 yang pernah ada di Jawa Timur, selain berurat nadi Sungai Brantas, kerajaan2 itu mengelilingi Gunung Penanggungan, misalnya Kahuripan, Jenggala, Daha, Majapahit, dan Tumapel (Singhasari). Daerah genangan LUSI sekarang dulunya adalah wilayah Medang atau Kahuripan dari zaman Sindok dan Erlangga, juga termasuk ke dalam wilayah Majapahit. Setiap kali ada kekacauan di wilayah kerajaan2 itu, maka Gunung Penanggungan dijadikan ajang strategi perang. Erlangga pun pada saat pengungsian dari serangan Worawari tahun 1016 yang menewaskan Dharmawangsa mertuanya (Maha Pralaya), bersembunyi di Penanggungan sambil memandang ke utara menuju lembah Porong dan Brantas memikirkan bagaimana membangun kerajaannya yang baru. Penanggungan pun dijadikan tempat2 untuk memuliakan tokoh-tokoh kerajaan. Di lereng timur gunung ini di Belahan terdapat makam Erlangga, makam Sindok di Betra, dan makam ayah Erlangga di Jalatunda. Di Penanggungan pun terdapat ratusan candi, yang saat ini tidak terawat. Makam2 keramat ini ditemukan penduduk Penanggungan pada awal abad ke-20 setelah beratus2 tahun terkubur, saat mereka membakar gelagah yang menutupinya untuk keperluan pembuatan pupuk.

Dari Gunung Penanggungan ke lembah dan delta Brantas pemandangannya permai dan subur lahannya, sehingga banyak kerajaan didirikan di dataran Brantas. Menurut Nash (1932) – “hydrogeologie der Brantas vlakte”, Delta Brantas terbentuk berabad-abad lamanya; dan peranannya penting di dalam percaturan politik kerajaan-kerajaan yang pernah ada di Jawa Timur. Kemajuan dan kemunduran kerajaan2 ini kelihatannya banyak dipengaruhi oleh segala yang terjadi di Delta Brantas.

Menurut penelitian Nash pada tahun 1930, tanah Delta Brantas itu tidak stabil karena di bawahnya masih terus saja bergerak tujuh jajaran antiklin sebagai sambungan ujung Pegunungan Kendeng yang mengarah ke Selat Madura. Misalnya, pernah terjadi kenaikan tanah di sekitar sambungan (muara) Kali Brantas dengan Kali Mas; palung sungai bergeser ke kiri sehingga airnya mengalir ke barat. Setelah mengisi ledokan yang dinamai Kedunglidah (di sebelah barat Surabaya sekarang), kemudian mengalir menuju laut dan bermuara di dekat Gresik. Menurut catatan sejarah, Kedunglidah itu masih ada pada tahun 1838.

Denys Lombard, ahli sejarah berkebangsaan Prancis yang menulis tiga volume tebal buku sejarah Jawa tahun 1990 “Le Carrefour Javanais - Essai d’Histoire Globale” (sudah diterjemahkan oleh Gramedia sejak 1996 dan cetakan ketiganya diterbitkan Maret 2005) menulis tentang “Prasasti Kelagyan” zaman Erlangga bercandra sengkala 959 Caka (1037 M). Kelagyan adalah nama desa Kelagen sekarang di utara Kali Porong. Prasasti Kelagyan mmenceritakan bahwa pada suatu hari sungai Brantas yang semula mengalir ke utara tiba-tiba mengalir ke timur memutuskan hubungan negeri Jenggala dengan laut, merusak tanaman dan menggenangi rumah2 penduduk. Erlangga bertindak dengan membangun bendungan besar di Waringin Pitu dan memaksa sungai kembali mengalir ke utara. Mungkin, inilah yang disebut sebagai bencana “Banyu Pindah” dalam buku Pararaton. Bencana seperti ini kelihatannya terjadi berulang2, bencana yang sama dicatat di dalam buku Pararaton terjadi lagi tahun 1256 Caka (1334 M) pada zaman Majapahit.

Sejak zaman Kerajaan Medang abad ke-9 dan 10, Delta Brantas yang dibentuk dua sungai (Kali Mas dan Kali Porong) diolah dengan baik, muara Brantas dijadikan pelabuhan untuk perdagangan (Pelabuhan Hujung Galuh). Ibukota kerajaan didirikan dan dinamakan Kahuripan yang letaknya di dekat desa Tulangan, utara Kali Porong, di sebelah barat Tanggulangin, di dalam wilayah Kabupaten Sidoarjo sekarang (sekitar 10 km ke sebelah utara baratlaut dari lokasi semburan LUSI sekarang). Setelah kerajaan Erlangga pecah menjadi dua pada abad ke-11, yaitu Panjalu (Kediri) dan Jenggala (Kahuripan), dan Kahuripan mundur lalu dianeksasi Kediri, pelabuhan dari Brantas ditarik ke pedalaman di Canggu, dekat Mojokerto sekarang. Kemudian, Kediri digantikan Singhasari, lalu akhirnya Kerajaan Majapahit pada tahun 1293 M, pusat kerajaan kembali mendekati laut di Delta Brantas, sehingga Majapahit menjadi kerajaan yang menguasai maritim.

Daldjoeni (1984) menulis bahwa mulai mundurnya Majapahit pada akhir tahun 1300-an mungkin bukan hanya karena sepeninggal patih Gajah Mada (1364 M) atau Raja Hayam Wuruk (1389 M), tetapi juga dapat dihubungkan dengan mundurnya fungsi delta Brantas yang didahului oleh rentetan bencana geomorfologis yang dalam buku-buku sejarah tidak pernah ditulis. Namun, sebagai gejala alami, Kitab Pararaton mencatat hal-hal yang menarik untuk kita perhatikan. Kitab Pararaton menurut Prof. Slamet Muljana ditulis pada tahun 1613 M. Kitab Pararaton menceritakan kronik Singhasari sejak Ken Arok sampai habisnya Kerajaan Majapahit. Pararaton adalah sumber sejarah penting Majapahit di samping Negara Krtagama karangan Mpu Prapanca (Mpu Prapanca hidup sezaman dengan Gajah Mada).

Dalam hubungan dengan kemunduran Majapahit, kitab Pararaton mencatat (Brandes, 1896: “Pararaton” terbit lagi tahun 1920 setelah diedit oleh N.J. Krom) :

* Bencana yang dalam kitab Pararaton disebut “BANYU PINDAH” (terjadi tahun 1256 Caka atau 1334 M).
* Bencana yang dalam kitab Pararaton disebut “PAGUNUNG ANYAR” (terjadi tahun 1296 Caka atau 1374 M)

Secara harafiah, Banyu Pindah=Air Pindah, Pagunung Anyar = Gunung Baru.

Penelitian selanjutnya (Nash, 1932) telah menemukan bukti-bukti bahwa telah terjadi berbagai deformasi tanah yang pangkalnya adalah bukit-bukit Tunggorono di sebelah selatan kota Jombang sekarang, kemudian menjalar ke timurlaut ke Jombatan dan Segunung. Akhirnya gerakan deformasi tersebut mengenai lokasi pelabuhan Canggu di sekitar Mojokerto sekarang, lalu makin ke timur menuju Bangsal (sekitar 25 km di sebelah barat lokasi semburan LUSI sekarang). Di dekat Bangsal ada sebuah desa yang namanya GUNUNG ANYAR. Begitu juga di tempat pangkal bencana terjadi di selatan Jombang ada nama desa serupa yaitu DENANYAR yang semula bernama REDIANYAR yang berarti gunung baru.

Perhatikan bahwa nama GUNUNG ANYAR juga dipakai sebagai nama sebuah kawasan di dekat Surabaya yang sekarang menjadi terkenal dalam hubungan dengan kasus semburan LUSI sebab ternyata GUNUNG ANYAR adalah sebuah mud volcano yang membentuk kelurusan dengan LUSI.

Nah, apakah bencana alam yang memundurkan era keemasan Majapahit yang dalam kitab Pararaton disebut bencana “Pagunung Anyar” adalah bencana-bencana terjadinya erupsi jalur gununglumpur dari selatan Jombang-Mojokerto-Bangsal ? Jalur itu membentuk jarak sepanjang sekitar 25 km. Kalau erupsi semua gununglumpur itu sedahsyat seperti semburan LUSI sekarang, bisa dibayangkan bagaimana terganggunya kehidupan di Majapahit pada akhir tahun1300-an dan pada awal 1400-an. Serangan fatal mungkin terjadi karena rusaknya pelabuhan Canggu di dekat Mojokerto, sehingga Majapahit yang merupakan kerajaan maritim menjadi terisolir dan perekonomiannya mundur. Zaman itu, Canggu di Mojokerto masih bisa dilayari dari laut sekitar Surabaya sekarang.

Secara geologi, Jalur Jombang-Mojokerto-Bangsal adalah masih di dalam Jalur Kendeng, sejalur dengan lokasi semburan LUSI, masih di dalam wilayah bersedimentasi labil dan tertekan (elisional), yang menurut Nash (1932) di bawahnya dari selatan ke utara ada jajaran antiklin Jombang, antiklin Nunung-Ngoro, dan antiklin Ngelom-Watudakon yang terus bergerak yang menyebabkan Delta Brantas tidak stabil. Aktivitas deformasi di bagian timur Kendeng ini secara detail digambarkan oleh Duyfjes (1936) yang memetakan lembar peta 109 (Lamongan), 110 (Mojokerto), 115 (Surabaya), dan 116 (Sidoarjo) pada skala 1 : 100.000. Beberapa gambar2-nya dimuat di buku van Bemmelen (1949) yang juga mengatakan bahwa secara struktural deformasi di wilayah Kendeng bagian timur ini terjadi melalui gravitational tectogenesis sebab geosinklin Kendeng timur-Madura Strait masih sedang menurun. Kondisi elisional semacam ini tentu memudahkan piercement structures seperti mud volcano eruption. Dari geosinklin menjadi antiklinorium jelas melibatkan sebuah sistem elisional.

Sepeninggal Hayam Wuruk, raja-raja Majapahit kurang cakap memimpin negara, banyak perang saudara, seperti Paregreg, yang melemahkan negara sampai akhirnya Majapahit musnah pada tahun 1527 M saat diserang kerajaan Islam pertama di Jawa : Demak. Suksesi tidak berjalan dengan baik, one-man show mendominasi pemerintahan selama Gajah Mada dan Hayam Wuruk, tak ada regenerasi ke penerusnya. Sepeninggal pasangan Gajah Mada-Hayam Wuruk, negara melemah. Tetapi, catatan2 tak tertulis di buku sejarah, kecuali Pararaton beserta kondisi geologis-geomorfologis Delta Brantas menunjukkan, bahwa bencana alam erupsi gununglumpur ala semburan LUSI juga patut diperhitungkan sebagai penyebab kemunduran Majapahit.

Cerita rakyat atau dongeng Jawa Timur “Timun Mas” (seperti pernah di-posting Pak Dwi-PetroChina dan kita diskusikan tahun lalu dalam hubungannya dengan semburan LUSI) berasal dari sekitar zaman Kahuripan di Delta Brantas sekitar abad ke-11 (James Danandjaja, 1984 : “Folklor Indonesia”). Kemunculan raksasa yang selalu disertai gempa, garam yang dilempar Timun Mas yang menjadi lautan, dan terasi yang dilempar Timun Mas yang menjadi lumpur panas yang akhirnya menenggelamkan sang raksasa, secara samar menggambarkan kondisi bagaimana kalau sebuah mud volcano ala LUSI meletus. Kita melihatnya sekarang, lumpur panas dan genangan seperti laut dengan air asin menengelamkan desa2 Sidoarjo yang dulunya adalah wilayah Kahuripan. Apakah dongeng Timun Mas sebenarnya menggambarkan bahwa dulu pun kasus seperti LUSI pernah terjadi ? Walahualam, tetapi penelusuran buku2 sejarah, geologi, dan folklore Timun Mas rasanya memungkinkan hal itu.

Apakah bencana LUSI sekarang akan memundurkan Jawa Timur atau bahkan Indonesia ? Sekitar 500-600 tahun yang lalu mungkin hal yang sama telah terjadi terhadap Majapahit ! Lima ratus tahun kemudian, mestinya kini kita tak semudah itu patah diterjang bencana bukan ?

Awang H S
Geologist Indonesia
-------------

Sumber : http://rovicky.wordpress.com/2007/03/20/
bencana-lusi-di-jaman-majapahit-1297-caka/#more-832

Wednesday, March 14, 2007

Senyum Hari Ini

Celana Boss Kebuka
Sekretaris melihat celana bosnya kebuka. "Pak garasinya kebuka",
Boss: "Kau lihat FERRARI ku?",
sekr: "Gak!, saya lihat SKUTER kecil dgn 2 ban kempes".

Tukang Servis Radio Main
Tukang servis radio 'main' ame bininye. Sambil 'tuning' putting bini,
"Kok
Lu kagak bersuare sih ?", Bininya sewot: "Bawahnya belum dicolokin
bang!"

Hukumnya Istri Mengulum
Isteri bertanya kpd ustadz: "Ustadz, apa hukumnya seorang isteri yang
mengulum kemaluan suaminya?, jawab ustadz: "Masyaallaah .... enak bener

tuh suami.."

Amrozy Budeg
Kabarnya AMROZY ternyata budeg lho! Dia kan ditelpon istrinya suruh
"NGEBON KUTANG" diBali, tapidengernya suruh "NGEBOM KUTA" diBali.
Yah...jadi deh musibah!

Gajah dan Unta
Gajah bertanya kepada unta,"ta, lucu ya ! Kok tetek-mu bisa tumbuh di
punggung?" Unta marah dan membalas "Ngaca dulu, kenapa tititmu bisa
tumbuh
di muka?"

Beo Yang Pintar
Seekor BEO pandai menebak warna CD 3 cewek yg slalu lewat dpn rmh.
Suatu
hari ke3nya sepakat gak pake CD, dan sang BEO berujar.. "KRITING...3x"

Irex campur Timun
Tiap maen ama cewe biar kuat ? Minum irex campur sama timun,
irexnya diminum timunnya dicolok-colok, pasti kuat 5 jam

Pacar, Simpanan, dan Istri
PACAR itu kayak makanan PEMBUKA: terasa enak setiap saat. SIMPANAN itu
kayak BBQ: panas & pedas. ISTRI kayak SARDEN: cuma dibuka saat ga ada
lagi makanan!

Siapa Tomas, aku Tobing
Cewe Jawa nikah dgn cowok batak di malam pertama,si cewe: si cewe
teriak
kesakitan 'Udah to mas..udah to mas... cowok : bah siapa Tomas, aku nih

Tobing

Saran Pakar Bercinta
Jika anda bercinta tidak mencapai puncak, saya sarankan anda tidak
bercinta pada hari libur, Puncak macet... betul nggak!

Cewek Ideal
Cewe ideal 8 digit: Pinter cari duit, Blanjane irit, Hobine titit,
Bulune
dikit, Anune sempit, Digoyang njerit, Sedotane slangit, Rasane legit

Lowongan kerja gaji gede
Ada lowongan kerja 'URGENT'. kerja dipabrik abon,gaji 12juta nett,
fasilitas antar-jemput pakai sapi.
kerjanya: mukulin pantat sapi sampai jadi abon.

This Is For Ladies
Pria masuk toilet cewe & para cewe teriak: 'THIS IS FOR LADIES!' Pria
itu
mengeluarkan ANU-nya & berkata: 'THIS IS FOR LADIES TOO...
'
Manusia Berkembang Bukan dengan Pembuahan
Bahwa Sesungguhnya Manusia itu berKEMBANG BIAK bukan dengan PEMBUAHAN
tetapi dgn cara STEK karena yang ditanam adalah BATANG nya bukan BIJI
nya.

-------------------------

Sumber : www.ketawa.com
http://migas-indonesia.net/kumpulan-humor-dewasa-1.html

Monday, March 12, 2007

Saya kena hack by SMS

Beberapa saat yang lalu, banyak dari teman saya seakan-akan mendapat teror dari SMS. Hal itu mungkin diawali dengan SMS yang seakan-akan salah kirim. Dulu saya tidak begitu ngerti tentang hal ini, bahkan saya juga pernah dicurigai sebagai penyebar nomor HP temen saya tersebut, sehingga memungkinkan di terror.

Berikut pokok2 pemikiran saya :

1. Saya melihatnya lebih seperti ada orang yang di tengah jalan, menyetop mobil kita, kemudian menyatakan bahwa kita telah melakukan sesuatu terhadap keluarganya ( Contoh : pernah menghajar adiknya), padahal kita sama sekali belum pernah ketemu dengan dia atau saudaranya. Itu merupakan entry point untuk melakukan kejahatan.

Ada beberapa mode dalam melakukan Entry Point melakukan kejahatan, contoh menelfon secara random / SMS, bahwa kita telah memenangkan suatu hadiah, namun musti menyerahkan sejumhal uang. Ini modus operandi yang sudah agak lama.

Yang jelas, penjahat memerlukan Entry point untuk menyerang kita, kalau dalam kasus saya penelfon meng-SMS saya dengan menanyakan bahwa seakan2 saya melakukan telfon nyasar ke dia.

2. Social Engineering untuk melihat environment kita. Penjahat tentunya untuk lebih memuluskan misinya, perlu mengetahui siapa kita, dan siapa orang dekat sekitar kita. Hal ini bisa digunakan untuk melakukan trik-trik kejahatan.

Pada intinya, dia akan memancing-mancing kita, entah mengajak kenalan, ataupun memaki-maki kita, dengan tujuan cuma melakukan explorasi data2 pribadi kita. Cuman dalam kasus saya, penjahat agak ceroboh, sehingga pemikirannya terbaca oleh saya, bahwa dia berusaha mengeksplorasi saya.

Dua Step di atas akan berlanjut pada penyerangan langsung di kehidupan kita, apabila data pribadi kita ataupun orang dekat kita telah tereksplorasi. Yang canggih adalah dia melakukan investigasi juga ke beberapa orang terdekat kita.

-------------

Dalam kasus ini , saya hanya menjawab 2 kali SMS, dan akan menjawab lagi tiap 50 kali kiriman SMS dari dia , saat ini masih di bawah 20 kali SMS. Hal itu berguna untuk mencegah emosi saya terpancing, sehingga saya malah mempublish data pribadi saya.

Penyerang ke saya menggunakan nomor : +6285865913250

Saran saya, agar anda sekalian berhati2 pada telefon nyasar / SMS nyasar. Jangan terlalu banyak mengumbar data pribadi anda, atau anda akan masuk ke fase2 lanjutan kejahatan.

Tuesday, March 6, 2007

Gempa di Padang

Paling tidak ada bbrp Gempa di Sumatera Barat saat ini,
6.3 SR, gempa susulan 6.1 SR, 5.x SR , membawa kerusakan parah di Padang.
Kelistrikan sempat mati saat ini. jumlah meninggal selama ini 35 orang.
Gempa terasa sampai ke Singapura dan Malaysia.

Magnitude 6.1 - SOUTHERN SUMATRA, INDONESIA

2007 March 6 05:49:28 UTC

Earthquake Details
Magnitude 6.1
# Date-Time Tuesday, March 6, 2007 at 05:49:28 (UTC)
= Coordinated Universal Time
# Tuesday, March 6, 2007 at 12:49:28 PM
= local time at epicenter Time of Earthquake in other Time Zones
Location 0.526°S, 100.531°E
Depth 30 km (18.6 miles) set by location program
Region SOUTHERN SUMATRA, INDONESIA
Distances 50 km (30 miles) NNE of Padang, Sumatra, Indonesia
155 km (95 miles) SW of Pekanbaru, Sumatra, Indonesia
425 km (265 miles) SSW of KUALA LUMPUR, Malaysia
930 km (580 miles) NW of JAKARTA, Java, Indonesia
Location Uncertainty horizontal +/- 9.4 km (5.8 miles); depth fixed by location program
Parameters Nst= 53, Nph= 53, Dmin=>999 km, Rmss=1.21 sec, Gp= 54°,
M-type=moment magnitude (Mw), Version=6
Source USGS NEIC (WDCS-D)
Event ID us2007zpal

Sebuah Kebetulan Yang Menakjubkan

Tahun 1945, seorang anak lelaki berusia 14 tahun dimasukkan ke dalam sebuah kamp konsentrasi. Tubuhnya tinggi, kurus, namun senyumnya amat menyenangkan.

Setiap hari, seorang gadis kecil menghampirinya dari balik pagar. Gadis itu memanggil anak lelaki itu dan menanyakan apakah ia bisa berbahasa Polandia.

Anak lelaki itu menjawab, ya. Gadis kecil berkata padanya bahwa ia tampak lapar, dan dibenarkan oleh anak lelaki itu. Kemudian gadis kecil itu meraih sebuah apel dari sakunya dan diberikan pada anak lelaki itu. Anak lelaki itu mengucapkan terima kasih dan gadis kecil itu pergi kembali. Keesokan harinya gadis kecil itu datang lagi, membawakan sebuah apel dan diberikan pada anak lelaki itu. Setiap hari gadis itu menemui anak lelaki dari balik pagar, dan dengan gembira memberikan sebuah apel sambil bercakap-cakap sejenak.

Suatu hari anak lelaki itu berkata bahwa ia tak bisa menemuinya lagi. Ia akan dikirim ke kamp konsentrasi yang lain. Kemudian anak lelaki itu meninggalkan gadis kecil dengan air mata menitik di wajahnya. Ia sedih dan berharap bisa bertemu dengan gadis kecil itu lagi. Kini gadis kecil itu hanya bisa dipandangi dari balik bayangannya saja.

Akhirnya anak lelaki itu keluar dari kamp konsentrasi dan berimigrasi ke Amerika Serikat. Pada tahun 1957 seorang rekan mengajaknya pergi menemui seorang gadis dan melakukan sebuah kencan buta. Ia sama sekali tak mempunyai bayangan apa pun tentang gadis itu, namun ia tetap mau menemuinya. Mereka lalu mengadakan makan malam bersama dan mulai bercakap-cakap dalam bahasa Polandia. Kemudian mereka berbincang-bincang tentang kamp konsentrasi. Gadis itu berkata bahwa pada saat itu pun ia berada di Polandia. Ia pun bercerita bahwa ia sering berbicara dengan seorang anak lelaki dan memberikan sebuah apel pada anak lelaki itu setiap hari. Lelaki itu bertanya apakah anak lelaki itu bertubuh tinggi, kurus dan pernah berkata bahwa ia takkan bisa menemuinya lagi karena harus pergi meninggalkan kamp konsentrasi itu? Gadis itu mengiyakan.

Itu dia! Itulah gadis itu yang setiap hari memberikan apel padanya. Setelah 12 tahun, setelah perang usai, dan kini di negara yang berbeda, mereka bertemu lagi. Saat itu juga, lelaki itu meminang gadis itu dan berjanji takkan pernah meninggalkan gadis itu. Kemudian mereka menikah dan hidup bahagia.

Apa arti semua ini? Ini adalah sebuah cerita cinta. Mukjizat benar-benar ada, dan senantiasa terjadi dalam hidup kita.

From : http://www.sarikata.com/index.php?fuseaction=home.kategori&id=27