Akhir-akhir ini, banyak rekan dan sahabat baru saya berkirim e-mail dan PM di fesbuk. Persentase terbesar menanyakan satu hal yang sebenarnya sulit juga untuk saya jawab : Bagaimana memulai Usaha atau bisnis sendiri ?
Saya bukan konsultan atau pakar dunia usaha, jadi saya batasi jawabannya berdasar kasus memulai usaha menjadi mitra MISTERBLEK (tapiiii, barangkali tips saya cocok juga diterapkan di bisnis lain, ya...boleh juga dicontek).
Saya urutkan berdasar pertanyaan paling banyak :
A. BERAPA dan APA MODAL untuk memulai usaha/bisnis sendiri ?
PERTAMA, modalnya adalah motivasi atau keinginan yang jelas (serta kuat) untuk memulai sebuah pekerjaan, kesibukan baru yang TIDAK CUMA SEKEDAR MENGHASILKAN UANG/KEUNTUNGAN, tetapi memberi manfaat bagi orang lain (pekerjaan bagi penganggur, produk yang bagus bagi konsumen)
KEDUA, baru sejumlah uang. Berapa itu? bisa berapa saja. Dalam kasus MISTERBLEK, paket termurah adalah Rp 3,5 juta. Biasanya, kami menganjurkan bisnis ini bisa dimulai bagi yang memiliki "uang nganggur di rekening" paling tidak 10 juta.
Kenapa? Dalam bisnis tidak ada hal yang pasti, plek seperti hitungan di atas kertas. Ada pasang, ada surut. Ada laku, ada tidak laku. Maka, kami selalu menganjurkan bila mau memulai sebuah usaha, sisihkan 30% untuk modal awal (investasi alat dan bahan), 30% untuk dana stand by bila kenyataan tak sesuai hitungan (biasanya me-bridging kerugian di awal untuk operasional, gaji karyawan dan sewa lokasi) serta 40% untuk dana cadangan yang tak perlu diutak-utik dulu.
Lalu mengapa perlu ada dana cadangan, dana inilah yang nanti bisa dipakai untuk nambah-nambah ketika mau pengembangan (nambah cabang, memperbesar outlet atau keperluan lain yang tidak berhubungan langsung dengan usaha yang dijalankan).
Dua hal itu saja saya kira. Jadi bagi anda yang punya bujet cuma 300 ribu pun bisa memulai sebuah usaha dengan modal awal cuma 90 ribu. Ada bisnis seperti itu ? Ya, pasti ada...jualan gorengan, bubur kacang atau menjadi trader/penjual barang titipan orang lain bahkan bisa dilakukan tanpa modal. yang penting motivasi atau kemauannya harus jelas.
Jangan sekali-kali buka usaha karena jenuh di kantor atau bosen berangkat pagi-pulang malam...mulailah karena ingin dan termotivasi untuk mengubah "cara perjuangan". Kalau belum berani "keluar" dari kantor, lakukan sambil jalan. Pengorbanan (atau modal) tambahannya adalah waktu istirahat yang terpotong. Plus Lakukan dengan sungguh-sungguh.
B. MODAL sudah ADA, lalu saya mau USAHA APA ya?
Pertama, lakukan hal yang kita enjoy melakukannya. Saya suka ngopi di cafe (dulu...), ya kebetulan ketemu peluang berjualan kopi, ya saya sabet saja.
Saya sangat menganjurkan bagi pemula untuk menjalani permulaan usaha sendiri. Terutama bagi yang modal duitnya pas-pasan..lho? Ya, dengan memulai sendiri, kita akan merasakan jatuh bangunnya, enak dan susahnya...ilmunya komplit ketimbang kita percayakan pada orang. Lain halnya bila kita bekerjasama dengan dengan pihak lain di bisnis yang kita amat sangat kuasai, apalagi dengan cadangan dana yang amat sangat longgar.
Itu mengapa kami di MISTERBLEK menyusun paket dari yang 3,5 juta hingga 150 juta. dari model Swakelola (dikelola sendiri) hingga KSO (Kerjasama Operasi). Bagi yang "modalnya" dibawah 10 juta,ambillah paket 3,5 juta..paket kecil dengan satu karyawan, lalu jatuh bangunlah di sana. kembangkan sayap bila akumulasi keuntungan sudah bertumpuk. Start small for a big leap.
Jangan memulai usaha dengan alasan gengsi atau keren-kerenan. Apalagi cuma ikut-ikutan. Ini saran paling mendasar bagi yang "modalnya" pas-pasan. Tapi jangan juga akan memulai usaha dengan perhitungan yang sangat njelimet...begitu kata hati yakin : beraksi saja...action, nyemplung. Hitungan rejeki kita ada yang mengatur, tugas kita hanya membuka pintu rejeki itu.
Jadi, mau usaha apapun asal kita enjoy, seneng ..InsyaAllah akan jalan baik. Karena jatuh bangunnya akan kita rasakan seperti kita lagi naik roller coaster di Dufan, kadang naik, kadang meluncur...asyik.
C. KALAU USAHA SUDAH JALAN, BAGAIMANA CARA MENGEMBANGKANNYA ?
Di dunia ini berlaku hukum Kekekalan Energi. Bila banyak kita memberi, maka banyak pula kita menerima. Walaupun kecil, jadikan usaha kita saluran rejeki buat orang lain. jangan semua mau dikerjakan sendiri. Jadi, walaupun omzet kita masih kecil, gajilah karyawan untuk mengerjakannya, sehingga kita bisa punya waktu untuk berfikir pengembangan omzetnya.
Berbagilah walau cuma sekedar berbagi waktu untuk teman, berbagi pengalaman untuk kerabat. kalau sudah saatnya bisa berbagi hartanya, ya..anjuran agama menyuruh kita menunaikan. Toh kan ada hukum kekekalan energi.
Jalanan macet? Pasang iklan di koran mahal dsb, adalah alasan klasik ketika kita akan mengembangkan pasar. Maka, carilah cara termurah, kalau bisa gratis. Contohnya internet. Itu mengapa, kami mengajurkan -terutama bagi distributor - memakai blog untuk mengembangkan usahanya. Tak perlu malu atau gengsi. Karena gengsi tidak akan "melumasi" mesin usaha untuk menghasilkan omzet tambahan.
Metode pengembangan canggih lain, akan ketemu kalau kita banyak berbagi dengan teman dan sahabat. Percaya deh...
Jadi, itu saya kira hal yang saya bisa bagi untuk teman-teman semua. Itu mengapa, kami berusaha membuat sistem kerjasama kami di MISTERBLEK sangat simple dan transparan. Semua info bisa diakses di blog, mau tanya tak harus telpon : sms atau e-mail bisa. Mau segera mulai ? ya tinggal transfer paket usaha sesuai pilihan, maka paket plus segala atributnya akan segera meluncur ke tempat anda. Lebih simpel daripada metode kita bayar iuran PDAM yang harus datang ke loket....
Maka, tak ada alasan untuk tak segera memulai langkah kecil...siapa tahu, kalau anda tekun bisa menjadi sesuatu yang besar. Manusia berusaha, Tuhan yang menentukan.
Selamat menikmati dan berbagi rezeki halal. Semoga menginspirasi
==
Note:
Setelah meminta ijin dari Bapak Basri Adhi, pengusaha sukses.
--------------------
dari firstyrenata ,
milis Business Center
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
-
“Ki sanak, siapakah nama Ki Sanak? Dari manakah asal Ki Sanak? Sebab dari pengamatan kami, Ki Sanak bukanlah orang daerah kami…” Ia ...
-
Pada intinya perbedaan antara bahasa Jawa dan bahasa Indonesia terletak pada sifat bahasa Jawa yang ekspresif dan bahasa Indonesia yang desk...
-
Source: http://www.egmca.org:8080/artikel/art10/lihatKomentar ============== * bagus banget nih kalau alat ini bener- bener bisa kerja. ...
No comments:
Post a Comment