mengingat mimpi yang tak pernah terjadi
kami harus berhitung berapa kata akan pergi
keringat tlah terkuras, dan kami harus minggir
dengar kembali merdu denting gelas beradu ramai ocehan
Merasakan nikmat kopi, merasakan asap pembuangan
kami adalah orangorang terbuang yang melayangkan angan
pada tanggal muda, terlihat wajah panas anak+istri menyambut
bibir bertanya "bawa apa?". Tapi kopi ini sudah dingin.
Mungkin sudah cukup tenggelam pekat kopi
ternyata Bos belum datang. semakin kental pekat
selubungi harapan. Oh...kami harus pesan kopi lagi.
Kami akan mengutang lagi. kami mengoceh lagi tentang harapan.
Kami berdoa "Semoga Bos menemui kami lalu bayarkan kopi ini"
Bekasi, 03112008
dari | fitrahanugrah |
No comments:
Post a Comment