Wednesday, February 7, 2007

UGM-Sardjito Kembangkan deteksi dini kanker Nasopharynx

Yogyakarta, Kompas - Tim peneliti kanker Nasopharynx Universitas
Gadjah Mada Yogyakarta dan RS Sardjito Yogyakarta berhasil
mengembangkan metode diagnostik deteksi dini kanker Nasopharynx atau
Nasopharynx Cancer (NPC) dengan teknik yang lebih sederhana dan
biaya yang lebih murah. Tingkat spesifitas dan sensivitas deteksi
ini hingga mencapai 90,4 persen.

Ketua Tim Peneliti Fakultas Kedokteran UGM Prof Sofia Mubarika,
Senin (5/2) di UGM, mengemukakan, deteksi dini itu menggunakan
metode Elisa (Enzyme-Linked Immunosorbent Assay) dengan menggunakan
kombinasi dua antigen, yaitu VCA (Viral Capsid Antigen)-p18 dan EBNA
(Epstein Barr Nuclear Antigen 1), yang ditemukan pada orang yang
terinfeksi virus Epstein Barr Virus (EBV), penyebab NPC. "Dengan
kombinasi dua antigen tersebut, tingkat spesifitas dan sensitivitas
menjadi lebih tinggi, mencapai 84,6 persen dan 90,4 persen.
Penggunaan antigen tersebut terbukti lebih efisien dalam pengerjaan
dan biaya yang lebih murah hingga 40 persen dari biaya yang ada,"
katanya.

Teknik Elisa yang dilakukan dengan prinsip pengujian reaksi antara
antigen dan antibodi dipilih karena merupakan teknik yang relatif
sederhana dan hampir semua laboratorium kesehatan di setiap daerah
dapat mengerjakannya. "Kalau tes biasa yang sudah ada, biaya tes
bisa mencapai Rp 500.000, namun melalui metode ini bisa lebih murah
sepertiganya. Kita akan bekerja sama dengan industri untuk
mengembangkan lebih lanjut," ujar Sofia.

Diungkapkan, deteksi dini ini sangat diperlukan karena NPC yang
disebabkan virus EBV tersebut merupakan penyakit dengan tingkat
penderita tertinggi pada laki-laki dan nomor tiga tertinggi pada
wanita. EBV adalah virus DNA yang terbukti telah menginfeksi lebih
dari 95 persen populasi manusia di dunia. Meskipun tidak semua orang
yang terinfeksi EBV akan menderita NPC. (RWN)

http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0702/07/humaniora/3301075.htm

No comments: