Wednesday, January 18, 2006

Dari Belanja TI Rp60 Triliun, Hanya Dua Persen Masuk ke Dalam Negeri

Jakarta-RoL -- Meski belanja untuk pasar Teknologi Informasi (TI) di Indonesia mencapai Rp60 triliun, namun hanya dua persen dari dana itu yang masuk kembali ke dalam negeri, kata Staf Ahli Menteri Riset dan Teknologi bidang TI Dr Richard Mengko.

"Seharusnya 10 persen sedikitnya dari Rp60 triliun itu masuk ke kantong kita, sehingga ada nilai tambahnya bagi bangsa ini," kata Richard Mengko seusai Rapat Koordinasi Gugus Tugas Buku Putih (White Paper) Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Prioritas bidang Iptek 2005-2025 di Jakarta, Selasa.

Karena itu, menurut dia, seharusnya pemerintah bisa memprediksi apa yang berkembang di waktu yang akan datang dan mulai membangun infrastrukturnya sejak dini melalui peran Iptek, sehingga tidak terus-menerus membeli teknologi dari luar. Selama ini, menurut dia, bangsa Indonesia lebih memilih impor teknologi dibanding mengembangkannya sendiri.

Tak adanya dukungan itu membuat teknologi dalam negeri selalu tertinggal yang berakibat pada tidak adanya nilai tambah. Sekarang, ujarnya memberi contoh, sedang terjadi perubahan besar ke sistem yang didasarkan pada internet protocol dan karena itu teknologi informasi seharusnya mengarahkan fokusnya ke arah tersebut.

"Ke depan, stasiun TV, radio, telpon dan komunikasi lainnya di dunia ini akan melalui internet yang infrastrukturnya melalui sistem wimax, semacam wifi tetapi dengan jangkauan hotspot yang sangat luas hingga mencapai radius 20 km dengan biaya murah," katanya. Sementara itu Deputi Program Riset Iptek, Bambang Setiadi dalam kesempatan sama mengatakan, Kementerian Ristek saat ini sedang menyusun Buku Putih (white paper) yang akan menjadi instrumen negosiasi sinergi bidang Iptek dengan bidang lainnya.

"Semua negara maju sudah memiliki Buku Putih ini, termasuk China yang saat ini sedang berkembang pesat. Dengan ini kita menentukan apakah kita mau beli teknologi terus-menerus atau mengembangkannya sendiri," kata Bambang. Buku Putih tersebut, ujar Bambang, khusus mengenai riset unggulan, yakni pengembangan energi baru dan terbarukan, pangan dan kesehatan, teknologi pertahanan, transportasi, dan teknologi informasi. "Dalam buku putih itu akan dijelaskan secara detil kegiatan yang harus dilakukan dalam jangka waktu 2005-2009, target pencapaian pada 2009, indikator keberhasilannya hingga sasaran akhir," katanya. ant/pur

http://www.republika.co.id/online_detail.asp?id=227259&kat_id=23

Selasa, 20 Desember 2005 21:06:00

No comments: