Saturday, April 3, 2010
Menduga Sisa Nilai Uang Kertas Dengan Teori Peluruhan
Menduga Sisa Nilai Uang Kertas Dengan Teori Peluruhan…
Written by Muhaimin Iqbal
Tuesday, 30 March 2010 06:47
Para scientist telah lama menggunakan teori peluruhan eksponensial (exponential decay theory) untuk menduga usia benda-benda purbakala, fosil dan lain sebagainya. Konsep yang mudah untuk dipahami bersamaan dengan teori ini adalah adanya konsep waktu paruh (half-life), yaitu waktu yang diperlukan materi subjek peluruhan eksponensial untuk menjadi tinggal separuhnya dari materi semula.
Apabila teori ini berlaku untuk benda-benda yang ada di alam, apakah teori ini juga berlaku untuk kreasi manusia modern yang namanya uang kertas ?. Well, setahu saya belum ada yang membuat studi ilmiah tentang hal ini – namun dengan melihat statistik harga emas dunia dalam berbagai mata uang kertas selama 40 tahun terakhir – saya menduga bisa jadi teori peluruhan eksponensial ini juga berlaku untuk uang kertas.
Coba kita perhatikan fakta berikut ini : Pada tahun 1970, ketika emas masih dijadikan standar mata uang dunia dalam perjanjian Breton Woods harga emas dunia saat itu berada pada angka US$ 35.94/Oz. Dengan nilai tukar Rupiah Rp 415/US$; maka harga emas saat itu di Indonesia berada di kisaran Rp 480/gram.
Kini setelah 40 tahun berlalu, harga emas menjadi US$ 1,109/Oz dan dengan nilai tukar Rp 9,175/US$ harga emas dalam Rupiah menjadi di kisaran Rp 327,000/gram. Artinya setelah 40 tahun, nilai US$ terhadap emas tinggal tersisa 3.24% dan nilai Rupiah tinggal 0.15%.
Nah fakta-fakta ini apabila kita plot-kan di grafik Nilai Sisa setelah waktu paruh ke N = 100%/2^N seperti diatas ; kita akan tahu dimana posisi US$ dan dimana pula posisi Rupiah. Setelah 40 tahun US$ kini berada pada waktu paruh antara ke 4 menuju waktu paruh ke 5; dengan kata lain US$ memiliki waktu paruh sekitar 8.9 tahun.
Pada periode 40 tahun yang sama Rupiah kini telah berada pada waktu paruh ke 9 menuju waktu paruh ke 10, atau dengan kata lain Rupiah memiliki waktu paruh di angka sekitar 4.2 tahun.
Apa maknanya ini ?; Bila Anda memegang Rp 327,000 saat ini dapat Anda belikan 1 gram emas; bila Anda punya uang yang sama 4.2 tahun lagi maka Anda tinggal mendapatkan ½ gram emas. Setelah 8.4 tahun lagi, uang yang sama tinggal setara ¼ gram emas. Pada saat anak Anda yang sekarang di TK, masuk perguruan tinggi 12.6 tahun dari sekarang uang yang sama tersebut tinggal seharga 1/8 gram emas.
Aplikasi teori peluruhan untuk menduga nilai sisa dari uang kertas ini, bisa saja diperdebatkan ke-ilmiahan-nya. Namun tidak ada salahnya kita menengok nilai uang kertas ini puluhan tahun kebelakang, agar kita bisa lebih bijak dalam memilih tabungan kita untuk penggunaan yang bisa jadi masih puluhan tahun kedepan.
Agar anak-anak kita bisa sekolah dengan dana yang cukup pada waktunya. Dan agar di usia senja kita, kita masih bisa membiayai segala kebutuhan kita sendiri. Wa Allahu A’lam.
Last Updated on Thursday, 01 April 2010 19:46
Copyright © 2010 Gerai Dinar. All Rights Reserved.
Thursday, April 1, 2010
Kembali pada Sistem Ekonomi Pancasila
IDEOLOGI Pancasila sebagai jawaban untuk meluruskan kembali jalan reformasi tidak sebatas ideologi. Sebab, menurut Guru Besar Fakultas Ekonomi UGM, Yogyakarta, Prof Dr Mubyarto, Pancasila pun sudah mewarnai sistem ekonomi yang sesungguhnya dirasakan paling tepat untuk mengendalikan sistem perekonomian di negeri ini.
Sistem ekonomi Pancasila adalah sistem ekonomi etik yang pernah didambakan Prof Ace Partadirdja, yaitu sistem ekonomi yang didasarkan pada nilai budaya dan ideologi bangsa Indonesia, ialah Pancasila. "Pengalaman pahit krisis moneter mulai tahun 1997 meyakinkan kita semua betapa besar arti perekonomian nasional yang benar-benar mandiri. Ekonomi mandiri adalah ekonomi yang meskipun tumbuh dengan laju relatif rendah, tetapi dalam jangka panjang terjaga keberlanjutannya," ungkap Mubyarto.
Kegagalan
Indonesia membangun ekonomi yang berkeadilan-ekonomi Pancasila disebabkan kegagalan "budayawan" kita mempengaruhi sukma pembangunan ekonomi negeri ini yang sudah terlalu berat ditekankan pada pembangunan materi. Selama pemerintahan Orde Baru yang bertekad melaksanakan Pancasila dan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 secara murni dan konsekuen, kata Mubyarto, memang ada keinginan untuk mewujudkan pemerataan pembangunan dan keadilan sosial. Tetapi, keinginan itu tidak pernah terwujud karena strategi pembangunan dan politik ekonomi yang dikembangkan didasarkan pada liberalisme.
Seperti biasa, persaingan pasar yang liberal selalu dimenangi oleh yang kuat (konglomerat) dan melunglaikan yang lemah. Kondisi ini pernah dikritik oleh Muhammad Hatta.Walaupun Presiden Soeharto-saat itu-dalam pidatonya selalu menyebutkan tekad untuk memajukan ekonomi Pancasila, tetapi tegas Mubyarto, keinginan mewujudkan ekonomi Pancasila itu tidak pernah kesampaian. Bahkan, bukan hanya tak mewujud, melainkan sistem ekonomi yang dikembangkan semakin jauh dari cita-cita ekonomi Pancasila sehingga akhirnya meledak dalam bentuk
krisis moneter.
"Pemikiran kembali ke ekonomi Pancasila yang tertunda selama 16 tahun (1981-1997) terbukti sangat terlambat. Tercemarlah nama Pancasila dan ekonomi Pancasila sehingga orang cenderung alergi dengan istilah ini. Secara keliru,orang beranggapan munculnya berbagai masalah sosial, ekonomi, dan budaya yang bermuara pada krisis moneter adalah justru karena Indonesia telah melaksanakan sistem ekonomi Pancasila. Kesalahkaprahan ini harus diluruskan," ungkap Mubyarto lagi.
Ekonomi Pancasila, menurut Mubyarto, bukanlah sistem ekonomi baru yang hendak diciptakan untuk mengganti sistem ekonomi yang kini dianut bangsa ini. Bibit sistem ekonomi Pancasila sudah ada dan sudah dilaksanakan sebagian masyarakat Indonesia, terutama masyarakat pedesaan dalam bentuk usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan.
Mengapa praktik kehidupan riil dan kegiatan ekonomi rakyat yang mengacu pada sistem ekonomi Pancasila ini terseok-seok? "Alasannya jelas, karena politik ekonomi yang dijalankan pemerintah bersifat liberal dan berpihak pada konglomerat," ujarnya.
Sistem ekonomi Pancasila berpihak pada ekonomi rakyat. Sistem ekonomi kerakyatan merupakan subsistem dari sistem ekonomi Pancasila yang diragukan oleh teknokrat yang terlalu silau dengan sistem ekonomi kapitalis liberal. Dan,memang masih diperlukan "perjuangan" untuk mewujudkan sistem ekonomi Pancasila tersebut. PANCASILA memang ditawarkan sebagai "kompas" untuk meluruskan kembali jalannya reformasi. Tetapi, yang ditawarkan adalah Pancasila yang direvitalisasi sebagai landasan ideologis berbangsa yang terbuka dengan tafsiran multikultural dan berasas kerakyatan.
Bukan politik dan penyeragaman. Pancasila "baru" ini didukung dengan
pengembangan moral melalui pendidikan yang dilandasi kepedulian religius dan pragmatis, sistem pendidikan yang demokratis dan bermartabat, pengembangan intelektual dan massa dalam platform yang jelas di atas nilai yang telah dirintis pendiri bangsa ini.
--------------
dari Satrio Arismunandar
Sistem ekonomi Pancasila adalah sistem ekonomi etik yang pernah didambakan Prof Ace Partadirdja, yaitu sistem ekonomi yang didasarkan pada nilai budaya dan ideologi bangsa Indonesia, ialah Pancasila. "Pengalaman pahit krisis moneter mulai tahun 1997 meyakinkan kita semua betapa besar arti perekonomian nasional yang benar-benar mandiri. Ekonomi mandiri adalah ekonomi yang meskipun tumbuh dengan laju relatif rendah, tetapi dalam jangka panjang terjaga keberlanjutannya," ungkap Mubyarto.
Kegagalan
Indonesia membangun ekonomi yang berkeadilan-ekonomi Pancasila disebabkan kegagalan "budayawan" kita mempengaruhi sukma pembangunan ekonomi negeri ini yang sudah terlalu berat ditekankan pada pembangunan materi. Selama pemerintahan Orde Baru yang bertekad melaksanakan Pancasila dan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 secara murni dan konsekuen, kata Mubyarto, memang ada keinginan untuk mewujudkan pemerataan pembangunan dan keadilan sosial. Tetapi, keinginan itu tidak pernah terwujud karena strategi pembangunan dan politik ekonomi yang dikembangkan didasarkan pada liberalisme.
Seperti biasa, persaingan pasar yang liberal selalu dimenangi oleh yang kuat (konglomerat) dan melunglaikan yang lemah. Kondisi ini pernah dikritik oleh Muhammad Hatta.Walaupun Presiden Soeharto-saat itu-dalam pidatonya selalu menyebutkan tekad untuk memajukan ekonomi Pancasila, tetapi tegas Mubyarto, keinginan mewujudkan ekonomi Pancasila itu tidak pernah kesampaian. Bahkan, bukan hanya tak mewujud, melainkan sistem ekonomi yang dikembangkan semakin jauh dari cita-cita ekonomi Pancasila sehingga akhirnya meledak dalam bentuk
krisis moneter.
"Pemikiran kembali ke ekonomi Pancasila yang tertunda selama 16 tahun (1981-1997) terbukti sangat terlambat. Tercemarlah nama Pancasila dan ekonomi Pancasila sehingga orang cenderung alergi dengan istilah ini. Secara keliru,orang beranggapan munculnya berbagai masalah sosial, ekonomi, dan budaya yang bermuara pada krisis moneter adalah justru karena Indonesia telah melaksanakan sistem ekonomi Pancasila. Kesalahkaprahan ini harus diluruskan," ungkap Mubyarto lagi.
Ekonomi Pancasila, menurut Mubyarto, bukanlah sistem ekonomi baru yang hendak diciptakan untuk mengganti sistem ekonomi yang kini dianut bangsa ini. Bibit sistem ekonomi Pancasila sudah ada dan sudah dilaksanakan sebagian masyarakat Indonesia, terutama masyarakat pedesaan dalam bentuk usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan.
Mengapa praktik kehidupan riil dan kegiatan ekonomi rakyat yang mengacu pada sistem ekonomi Pancasila ini terseok-seok? "Alasannya jelas, karena politik ekonomi yang dijalankan pemerintah bersifat liberal dan berpihak pada konglomerat," ujarnya.
Sistem ekonomi Pancasila berpihak pada ekonomi rakyat. Sistem ekonomi kerakyatan merupakan subsistem dari sistem ekonomi Pancasila yang diragukan oleh teknokrat yang terlalu silau dengan sistem ekonomi kapitalis liberal. Dan,memang masih diperlukan "perjuangan" untuk mewujudkan sistem ekonomi Pancasila tersebut. PANCASILA memang ditawarkan sebagai "kompas" untuk meluruskan kembali jalannya reformasi. Tetapi, yang ditawarkan adalah Pancasila yang direvitalisasi sebagai landasan ideologis berbangsa yang terbuka dengan tafsiran multikultural dan berasas kerakyatan.
Bukan politik dan penyeragaman. Pancasila "baru" ini didukung dengan
pengembangan moral melalui pendidikan yang dilandasi kepedulian religius dan pragmatis, sistem pendidikan yang demokratis dan bermartabat, pengembangan intelektual dan massa dalam platform yang jelas di atas nilai yang telah dirintis pendiri bangsa ini.
--------------
dari Satrio Arismunandar
William Tanuwidjadja: 99 tanda orang berbakat kaya
( from : William Tanuwidjadja : 99 tanda orang
berbakat kaya )
1. Berpikir seperti layaknya orang kaya : Orang yang berbakat kaya
selalu belajar berpikir dan bertindak layaknya orang kaya.
2. Tidak berpikir konsumtif :Orang yang berbakat kaya akan selalu
berpikir tentang apa yang mereka akan lakukan dengan uang agar dapat
berlipat ganda.
3. Pintar mengelola arus kas : Selalu menghitung banyak rupiah yang
tersisa setelah dikurangi kebutuhan hidup yamng sifatnya mendasar.
4. Mampu membedakan aset dan liabilitas : Mereka selalu memikirkan
apakah aset2 itu menghasilkan arus kas masuk atau justru keluar.
5.Selalu membangun intengible aset (aset non fisik ):yaitu selalu
menjaga hubungan dengan relasi, teman, , jaringan, kepercayaan, cara
berpikir, visi, pemikiran, keyakinan, dan otokritik.
6. Bekerja untuk belajar, bukan demi uang : Mereka bekerja untuk orng
lain sebenarnya untuk mempelajari sesuatu, biasanya mereka
memepelajari sistem bisnis, bagaimana aliran uang, cara membangun
jaringan relasi, dll.
7. Sangat percaya diri : Mereka percaya akan kemampuan yg dimilikinya
untuk mendapatkan kekayaan.
8. Mengenali dirinyya dengan baik : Mereka paham potensi, potensi,
kelemahan, serta karakter-karakter spesifik yang dia miliki.
9. Memandang uang sebagai organisme : Merka menanam uang dilahan yg
tepat, memeliharanya, membersihkan hamanya, dan disaat yang tepat
memetik hasilnya.
10. Tak pernah mengeluh, merasa miskin dan kekurangan
11. Siap mental untuk menjadi kaya
12. sangat mampu mengendalikan diri : Orang2 yang super kaya selalu
menampakan mimik yang standar, senym yang bijak,dan tampaknya, well
semuanya terkendali, walaupaun pasar pada saat itu sedang
pora-poranda. Orang kaya sangat mampu mengendalikan diri agar sikapnya
tidak dapat dibaca oelh publik.
13. Memahami logika " Take n Give " :Orang kaya sangat paham dengan
pameo " There's no free lunch "tak ada sesuatu yang gratis.
14. Berorientasi pada proses : si kaya memikirkan nilai guna yang
seperti apa untuk mendapatkan uang banyak.
15. Mencintai perannya : orng kaya biasanya mencintai perannya dalam
kehidupan bisnis dan sosial.
16. Mempercayai prinsip reltivitas uang : Orang2 kaya telah melatih
dirinya untuk tidak terkejut melihat price list atu penawaran2 apapun.
semuanya kembali pada apa yang bisa didapatkan dari pengeluaran
tersebut.
17. Memhami konsep : Time value of money" : nilai lebih untuk masa depan
18. Tak ingin bersusah payah : Jangan salah orang yang tak ingin
bersusah payah bukan berarti ia malas. Kalau dia berpikir dan terus
berpikie untuk menemukan sistem dan cara bekerja yang efektif dan
efisien untuk mendapatkan hasil yg lebih baik, maka mereka memiliki
bakat untuk menjadi kaya.
19. kreatif : merupakan bagian terpenting dri bakat menjadi kaya.
Orang kaya selalu kreatif dalam menemukan cara2 baru dalam berbisnis.
20 Menghargai gagasan yang beroroientasi pada tindakan : Orang kaya
bisa memilih ide yang menarik yg hanya sebatas ide dan yang bisa
menghasilkan uang.
21. Open mind : Orang2 berbaka kaya sangat yakin tak ada sesuatu yang
tak mungkin terjadi. mereka terus bermimpidi dan yakin mimpinya suatu
saat dapat terwujud.
22. Mampu menilai karakter orang lain : Orang2 kaya sellau memilih
staf atau karyawan yg sesuai dengan karakter dirinya.
23. Waspada terhadap pujian : pujian bisa membuat terlena dan lupa
diri, orang kaya lebih terbuka menerima kritik.
24. Terbuka menerima kritik : orang kaya telah berlatih untuk menerima
kritik stajam apapun.
25. Mampu memahami berbagai bntuk uang : bagi orng kaya pengertian
uang sangatlah luas
26. mampu menggunakan Sumber daya orng lain : orang kaya menggunakan
waktu dan tenaga orng lain bahkan uang orng lain untuk memperkaya
dirinya.
27. Tak pernah merasa puas : ketidak puasan bukan dilihat dari
banyaknya uang yang telah dimiliki, tetapi cara kerja dan cara 2
bisnis yg telah di sempurnakan.
28. mampu mendeteksi kemana uang mengalir : mereka memahami kemana uang mengalir
29. Memahami nilai guna yang tersembunyi : orang kaya memiliki sense
yang tajam terhadap berbagai macam peluang bisnis.
30. memikirkan hal terburuk, tetapi tidak takut karenanya : Orang kaya
salalu mendahului pemikirannya dari hal yag terburuk.
31. memiliki alasan kuat untuk setiap pengeluarannya
32. Menciptakan uang, bukan mencari uang : orang berbakat kaya selalu
berpikir saluran pipa kekayaan.
33. Tahu persis bagaimana uangny bekerja
34. Fokus dan spesifik : mereka tidak mau kehilangan fokus pada
wilayah dimana mereka memiliki kompetensi inti.
35. Percaya bahwa uang tiak tumbuh dipohon : mereke berpikir uang dan
kekayaan hanyalah konsekuensi dari gagasan dan tindakan anda.
36. Tidak percaya " abnormal Return " : Tidak satupun instrumen
investasi yg bebas resiko.
37. Mampu membedakan lemak dan memangkas otot : Mereka hanya membuak
lemaknya, yaitu sesuatu yang membuat bisnis menjadi tidak fleksibel,
terlalu birokratis dan tidak responsif terhadap perubahan.
38. Cerdas secara finansial dan numerik
39. Lebih suka berbelanja secar tunai
40. tidak pernah mau mengunakan kartu kredit apalagi minta kenaikan
plafon kartu kredit
41. Tidak bisa dirayu iklan konsumtif
42. Menggunakan setiap aktivitas konsumsi sebagai sarana pembelajaran
43. selalu berpegang pada azas uilitas dalam berkonsumsi
44. Mencari daya ungkit : orang2 berbakat kaya selalu mencari daya
ungkit untuk menaikan nilai aset
45. Peka terhadap detail : Orang2 berbakat kaya biasanya gampang
memahami gambaran umum suatu persoalan.
46. Menghargai waktu
47. Mampu menghitung "opprtunity cost ( biaya semu ) " : muncul
sebagai konekuensii logis ketika kita mengambil suatu pilihan dan
mengorbankan pilihan lain, tetapi orang berbakat kaya mampu menghitung
opprtunity cost sehingga mereka bisa menentukan secara tepat
pilihannya yg disisuaikan dengan tujuan awal.
48. Berani gagal
49. Skeptis menghadapi smua proposal
50. Disiplin terhadap anggaran
51. Mampu membedakan Needs dan wants :
52. membiarkan pihak lawan menawar terlebih dahulu
53. Bisa melihat potensi terpendam dari segsala sesuatu
54. Menginvestasikan uang dan waktu secara aktif
55. Tak suka menabung : Orang kaya tidak menabung dengan tujuan
mengumpulkan " sedikit2 demi sedikit lama2 menjadi bukit". kalupun
punya tabungan, mootifnya adalah penyimpanan sajja, bukan untuk
mendapatkan hasil. Mereka pasti menanamkan uangnya kedalam instrumen2
yang bisa memberi return secara cepat. Investasi tidak dikenai pajak,
kecuali apabila investor menginginkan profit taking. namun, bunga
tabungan selalu dipangkas pajak, tidak peduli apakah pemilik tabungan
akan memakai uangnya atau tidak.
56. memeliki kepekaan terhadap bunga majemuk
57. mampu menghitung nilai nominal dari segala sesuatu
58. Tidak pernah mencintai aaset secara tidak rasional : orang2 kaya
tidak pernah mencintai asetnya secara berlebihan, sehingga menggappnya
tidak bisa dinilai dengan uang.
59. Tidak pernah mengeluhkan modal yang kecil
60. Stabil secara emosional
61. Bisa memahami kebutuhan dan keinginan orang lain
62. Proporsional dalam mengambil resiko : orng kaya sellau mengukur
resiko dan keuntungan, kkarena keduanya berbanding lurus.
63. Punya nyali dan berani kehilangan uang
64. bersikap obyektif dan rasional
65. Memegang asas profesionalisme : Orang2 kaya tidak mencampuraduk
hubungan profesional dan pertemanan.
66. memiliki kemampuan kordinasi
67. Tidak takut utang
68.mampu menjadi penilai aset yang handal
69. memahami rir=tme dan timing :
70. Selalu tertarik pada cara kerja suatu alat atau sistem
71. menghindari bekerja dengan penghasilan tetap
72. menghindari utang budi
73. Jago menkomunikasikan gagasan bisnis
74. Bekerja bukan berdasarkan hasil jangka pendek
75. Mewaspadai kebiasaan buruk
76. meyukai perubahan
77. mempunyai sense terhadap keseimbangan uang dan barang
78. mampu menemukan substansi :merka selalu merujuk pada poin
pentingnya pada saat membeli sesuatu, sperti pada saan membeli bor
misalnya, mereka membeli bor berorientasi pada tujuannya yakni untuk
membuat lubang.
79. berpikir dari berbagai sudut pandang
80. respek terhadap orang2 sukses
81. Lihai dalam permainan ego
82. Berwatak simple dan praktis
83. menganggap krisis sebagai peluang
84. Mampu memahami kebutuhan orang lain merupakan salah satu kunci sukses bisnis
85. Bisa berpikir seperti orng awam
86. mempercayai kekuatan pikiran
87. Memahami kegagalan dari sudut pandang lain dan merubahnya menjadi
sesuatu pembelajaran yang dpt merubah mnjadi kemajuan usahanya
88.. Tidak menganalkan belas kasihan
89. mampu menghitung cepat
90. Memiliki skala prioritas dalam pengeluaran
91. Mampu mengenali pola : selalu berusaha memahami pola yang berlaku
dan cara kerja segala sesuatu.
92. Peka terhadap kualitas
93. berorientasi pada " value for money " : setiap sen uang yang
keluar harus memiliki alasan yang kuat.
94. Mengerti kekuatan informasi
95. bukan persentasenya, tapi nominalnya
96. selalu mengikui perkembangan terbaru
97. mencatat segala transaksi keuangan
98. Mampu mengukur peluang dan probabilitas
99. Membiarkan setiap transaksi beridi sendiri..
berbakat kaya )
1. Berpikir seperti layaknya orang kaya : Orang yang berbakat kaya
selalu belajar berpikir dan bertindak layaknya orang kaya.
2. Tidak berpikir konsumtif :Orang yang berbakat kaya akan selalu
berpikir tentang apa yang mereka akan lakukan dengan uang agar dapat
berlipat ganda.
3. Pintar mengelola arus kas : Selalu menghitung banyak rupiah yang
tersisa setelah dikurangi kebutuhan hidup yamng sifatnya mendasar.
4. Mampu membedakan aset dan liabilitas : Mereka selalu memikirkan
apakah aset2 itu menghasilkan arus kas masuk atau justru keluar.
5.Selalu membangun intengible aset (aset non fisik ):yaitu selalu
menjaga hubungan dengan relasi, teman, , jaringan, kepercayaan, cara
berpikir, visi, pemikiran, keyakinan, dan otokritik.
6. Bekerja untuk belajar, bukan demi uang : Mereka bekerja untuk orng
lain sebenarnya untuk mempelajari sesuatu, biasanya mereka
memepelajari sistem bisnis, bagaimana aliran uang, cara membangun
jaringan relasi, dll.
7. Sangat percaya diri : Mereka percaya akan kemampuan yg dimilikinya
untuk mendapatkan kekayaan.
8. Mengenali dirinyya dengan baik : Mereka paham potensi, potensi,
kelemahan, serta karakter-karakter spesifik yang dia miliki.
9. Memandang uang sebagai organisme : Merka menanam uang dilahan yg
tepat, memeliharanya, membersihkan hamanya, dan disaat yang tepat
memetik hasilnya.
10. Tak pernah mengeluh, merasa miskin dan kekurangan
11. Siap mental untuk menjadi kaya
12. sangat mampu mengendalikan diri : Orang2 yang super kaya selalu
menampakan mimik yang standar, senym yang bijak,dan tampaknya, well
semuanya terkendali, walaupaun pasar pada saat itu sedang
pora-poranda. Orang kaya sangat mampu mengendalikan diri agar sikapnya
tidak dapat dibaca oelh publik.
13. Memahami logika " Take n Give " :Orang kaya sangat paham dengan
pameo " There's no free lunch "tak ada sesuatu yang gratis.
14. Berorientasi pada proses : si kaya memikirkan nilai guna yang
seperti apa untuk mendapatkan uang banyak.
15. Mencintai perannya : orng kaya biasanya mencintai perannya dalam
kehidupan bisnis dan sosial.
16. Mempercayai prinsip reltivitas uang : Orang2 kaya telah melatih
dirinya untuk tidak terkejut melihat price list atu penawaran2 apapun.
semuanya kembali pada apa yang bisa didapatkan dari pengeluaran
tersebut.
17. Memhami konsep : Time value of money" : nilai lebih untuk masa depan
18. Tak ingin bersusah payah : Jangan salah orang yang tak ingin
bersusah payah bukan berarti ia malas. Kalau dia berpikir dan terus
berpikie untuk menemukan sistem dan cara bekerja yang efektif dan
efisien untuk mendapatkan hasil yg lebih baik, maka mereka memiliki
bakat untuk menjadi kaya.
19. kreatif : merupakan bagian terpenting dri bakat menjadi kaya.
Orang kaya selalu kreatif dalam menemukan cara2 baru dalam berbisnis.
20 Menghargai gagasan yang beroroientasi pada tindakan : Orang kaya
bisa memilih ide yang menarik yg hanya sebatas ide dan yang bisa
menghasilkan uang.
21. Open mind : Orang2 berbaka kaya sangat yakin tak ada sesuatu yang
tak mungkin terjadi. mereka terus bermimpidi dan yakin mimpinya suatu
saat dapat terwujud.
22. Mampu menilai karakter orang lain : Orang2 kaya sellau memilih
staf atau karyawan yg sesuai dengan karakter dirinya.
23. Waspada terhadap pujian : pujian bisa membuat terlena dan lupa
diri, orang kaya lebih terbuka menerima kritik.
24. Terbuka menerima kritik : orang kaya telah berlatih untuk menerima
kritik stajam apapun.
25. Mampu memahami berbagai bntuk uang : bagi orng kaya pengertian
uang sangatlah luas
26. mampu menggunakan Sumber daya orng lain : orang kaya menggunakan
waktu dan tenaga orng lain bahkan uang orng lain untuk memperkaya
dirinya.
27. Tak pernah merasa puas : ketidak puasan bukan dilihat dari
banyaknya uang yang telah dimiliki, tetapi cara kerja dan cara 2
bisnis yg telah di sempurnakan.
28. mampu mendeteksi kemana uang mengalir : mereka memahami kemana uang mengalir
29. Memahami nilai guna yang tersembunyi : orang kaya memiliki sense
yang tajam terhadap berbagai macam peluang bisnis.
30. memikirkan hal terburuk, tetapi tidak takut karenanya : Orang kaya
salalu mendahului pemikirannya dari hal yag terburuk.
31. memiliki alasan kuat untuk setiap pengeluarannya
32. Menciptakan uang, bukan mencari uang : orang berbakat kaya selalu
berpikir saluran pipa kekayaan.
33. Tahu persis bagaimana uangny bekerja
34. Fokus dan spesifik : mereka tidak mau kehilangan fokus pada
wilayah dimana mereka memiliki kompetensi inti.
35. Percaya bahwa uang tiak tumbuh dipohon : mereke berpikir uang dan
kekayaan hanyalah konsekuensi dari gagasan dan tindakan anda.
36. Tidak percaya " abnormal Return " : Tidak satupun instrumen
investasi yg bebas resiko.
37. Mampu membedakan lemak dan memangkas otot : Mereka hanya membuak
lemaknya, yaitu sesuatu yang membuat bisnis menjadi tidak fleksibel,
terlalu birokratis dan tidak responsif terhadap perubahan.
38. Cerdas secara finansial dan numerik
39. Lebih suka berbelanja secar tunai
40. tidak pernah mau mengunakan kartu kredit apalagi minta kenaikan
plafon kartu kredit
41. Tidak bisa dirayu iklan konsumtif
42. Menggunakan setiap aktivitas konsumsi sebagai sarana pembelajaran
43. selalu berpegang pada azas uilitas dalam berkonsumsi
44. Mencari daya ungkit : orang2 berbakat kaya selalu mencari daya
ungkit untuk menaikan nilai aset
45. Peka terhadap detail : Orang2 berbakat kaya biasanya gampang
memahami gambaran umum suatu persoalan.
46. Menghargai waktu
47. Mampu menghitung "opprtunity cost ( biaya semu ) " : muncul
sebagai konekuensii logis ketika kita mengambil suatu pilihan dan
mengorbankan pilihan lain, tetapi orang berbakat kaya mampu menghitung
opprtunity cost sehingga mereka bisa menentukan secara tepat
pilihannya yg disisuaikan dengan tujuan awal.
48. Berani gagal
49. Skeptis menghadapi smua proposal
50. Disiplin terhadap anggaran
51. Mampu membedakan Needs dan wants :
52. membiarkan pihak lawan menawar terlebih dahulu
53. Bisa melihat potensi terpendam dari segsala sesuatu
54. Menginvestasikan uang dan waktu secara aktif
55. Tak suka menabung : Orang kaya tidak menabung dengan tujuan
mengumpulkan " sedikit2 demi sedikit lama2 menjadi bukit". kalupun
punya tabungan, mootifnya adalah penyimpanan sajja, bukan untuk
mendapatkan hasil. Mereka pasti menanamkan uangnya kedalam instrumen2
yang bisa memberi return secara cepat. Investasi tidak dikenai pajak,
kecuali apabila investor menginginkan profit taking. namun, bunga
tabungan selalu dipangkas pajak, tidak peduli apakah pemilik tabungan
akan memakai uangnya atau tidak.
56. memeliki kepekaan terhadap bunga majemuk
57. mampu menghitung nilai nominal dari segala sesuatu
58. Tidak pernah mencintai aaset secara tidak rasional : orang2 kaya
tidak pernah mencintai asetnya secara berlebihan, sehingga menggappnya
tidak bisa dinilai dengan uang.
59. Tidak pernah mengeluhkan modal yang kecil
60. Stabil secara emosional
61. Bisa memahami kebutuhan dan keinginan orang lain
62. Proporsional dalam mengambil resiko : orng kaya sellau mengukur
resiko dan keuntungan, kkarena keduanya berbanding lurus.
63. Punya nyali dan berani kehilangan uang
64. bersikap obyektif dan rasional
65. Memegang asas profesionalisme : Orang2 kaya tidak mencampuraduk
hubungan profesional dan pertemanan.
66. memiliki kemampuan kordinasi
67. Tidak takut utang
68.mampu menjadi penilai aset yang handal
69. memahami rir=tme dan timing :
70. Selalu tertarik pada cara kerja suatu alat atau sistem
71. menghindari bekerja dengan penghasilan tetap
72. menghindari utang budi
73. Jago menkomunikasikan gagasan bisnis
74. Bekerja bukan berdasarkan hasil jangka pendek
75. Mewaspadai kebiasaan buruk
76. meyukai perubahan
77. mempunyai sense terhadap keseimbangan uang dan barang
78. mampu menemukan substansi :merka selalu merujuk pada poin
pentingnya pada saat membeli sesuatu, sperti pada saan membeli bor
misalnya, mereka membeli bor berorientasi pada tujuannya yakni untuk
membuat lubang.
79. berpikir dari berbagai sudut pandang
80. respek terhadap orang2 sukses
81. Lihai dalam permainan ego
82. Berwatak simple dan praktis
83. menganggap krisis sebagai peluang
84. Mampu memahami kebutuhan orang lain merupakan salah satu kunci sukses bisnis
85. Bisa berpikir seperti orng awam
86. mempercayai kekuatan pikiran
87. Memahami kegagalan dari sudut pandang lain dan merubahnya menjadi
sesuatu pembelajaran yang dpt merubah mnjadi kemajuan usahanya
88.. Tidak menganalkan belas kasihan
89. mampu menghitung cepat
90. Memiliki skala prioritas dalam pengeluaran
91. Mampu mengenali pola : selalu berusaha memahami pola yang berlaku
dan cara kerja segala sesuatu.
92. Peka terhadap kualitas
93. berorientasi pada " value for money " : setiap sen uang yang
keluar harus memiliki alasan yang kuat.
94. Mengerti kekuatan informasi
95. bukan persentasenya, tapi nominalnya
96. selalu mengikui perkembangan terbaru
97. mencatat segala transaksi keuangan
98. Mampu mengukur peluang dan probabilitas
99. Membiarkan setiap transaksi beridi sendiri..
Subscribe to:
Posts (Atom)
-
“Ki sanak, siapakah nama Ki Sanak? Dari manakah asal Ki Sanak? Sebab dari pengamatan kami, Ki Sanak bukanlah orang daerah kami…” Ia ...
-
Pada intinya perbedaan antara bahasa Jawa dan bahasa Indonesia terletak pada sifat bahasa Jawa yang ekspresif dan bahasa Indonesia yang desk...
-
Source: http://www.egmca.org:8080/artikel/art10/lihatKomentar ============== * bagus banget nih kalau alat ini bener- bener bisa kerja. ...