Ketika kami masih tinggal di Tiongkok, setiap liburan musimpanas, selalu
diberi kesempatan meninjau ke berbagai daerah di Tiongkok. Lamanya satu
bulan - biasanya antara sekitar tanggal 20-an Juli sampai sekitar 20-an
Agustus, di mana cuaca udara sedang sepanas-panasnya. Selama satu bulan itu
kepada kami ditunjukkan semua kemajuan tehnik - kemajuan pembangunan
Tiongkok Sosialis dan obyek yang pantas dan sebaiknya diperlihatkan. Jadi
dalam masa satu bulan itu - kami sangat merasakan kegembiraan dan sukacita
yang dapat kami nikmati selama itu.
Salah satu obyek dari acara peninjauan kami adalah melihat Operasi Otak di
salahsatu Rumahsakit di Shanghai,- Ini terjadi pada tahun 1974. Biasanya
rombongan kami dibagi regu per-regu, sebab tidak semua yang mau meninjau
obyek yang akan diperlihatkan - boleh memilih acara yang mana yang
disukainya. Saya memilih mau melihat dan menyaksikan Operasi Otak di salah
satu RS Shanghai ini;
Rombongan kami ber-duabelas orang. Sebelum masuk kamar operasi - kami
dilminta masuk kamar ganti-pakaian buat berganti-pakaian yang serba putih
termasuk topi - yang kelihatannya semuanya bagaikan dokter atau jururawat.
Ini keharusan - sebab menjaga pasien dan ruangan agar steril-persisi.
Kami diperkenalkan dengan semua petugas yang menjadi tim operasi itu, ada
lima orang. Kalau sudah berpakaian begini - kami sudah tak mengenal
siapa-siapa lagi - semuanya hanya kelihatan matanya saja - sedangkan
mulutnyapun pakai masker. Yang akan dioperasi namanya Lao Lie ( Lao artinya
sebutan buat orang yang kita hormati atau yang sudah lebih tua dari kita).
Operasi akan segera dimulai - jadi kepada kami ditunjukkan mula pertama atau
awal persiapan terakhir dari sebuah operasi.
Operasi ini tidak menggunakan bius dengan obat-bius. Semuanya pakai
tusukjarum. Ada beberapa bagian badan Lao Lie yang ditusukjarum - dari badan
sampai kepalanya, jarumjarum seperti pancangan tiang kapal - banyak juga
kami lihat. Sesudah beberapa menit, lalu dicoba oleh diokter, terutama
bagian kepala - apakah masih terasa sakit." Lao Lie, bagaimana
rasanya...Masih ada terasa sakitnya atau sudah hilang - tak ada lagi terasa
sakitnya....? Dan Lao LIe menjawab masih sedikit lagi. Dan sesudah itu lalu
ditanya lagi - apakah masih terasa sakit. Ketika Lao Lie menjawab sudah tak
ada lagi rasa sakit dan sudah terasa kebal - barulah para dokter dan tim itu
mulai.
Di bagian kepala yang akan dioperasi - ketika itu mau mengambil contoh
kangker otak dari dalam otak - sudah dibentangkan kain putih - steril. Bau
alkohol kemana-mana. Jadi di bagian kepala yang akan dibuka itu - hanya
terlihat bagian kepala segi empat - dari lobang kain yang sengaja dibikin
begitu. Dan mulailah alat mesin bor - yang akan mengebor kepala Lao Lie.
Rupanya semua sudah menguasai - akan berapa dalam pengeboran itu - ada celah
antara bagian otak dengan kulit tempurung kepala. Dan celah itu sangat
tipis. Dan para dokter sudah paham tentu. Tetapi bagi kami orang awam ini -
ngeri juga melihatnya, bayangkan kepala orang dibor!
Pengeboran ini sebanyak empat lobang. Dan dari lobang satu ke lobang lainnya
dihubungkan dengan gergaji halus yang akan menggergaji kulit tempurung otak
itu. Dan dimulailah buat memotong atau menggergaji tempurung kepala Lao Lie.
Dalam pada itu dokter selalu bercakap-cakap dengan pasien dan pasiennya Lao
Lie selalu menjawab dengan tepat - dan sadar sepenuhnya.
Dan setelah empat lobang dari kulit tempurung kepala itu dapat saling dibuka
- maka kulit tempurung kepala itu lalu dibuka dan diangkat dan lalu
diletakkan tak jauh dari kepala Lao Lie. Kami sudah melihat bagian otak itu
- agak jernih dan ada air putih kekuningan. Bentuknya seperti obor-obor di
laut - tapi dalam keadaan menyatu - harus dibuka dan dicari bagian otak yag
terserang tumor ganas itu. Nah pada bagian ini - di mana tim kedokteran
sibuk minta alat-alat penjepit - pinset - lalu lap buat steril dan
sebagainya. Dan melihat semua ini - ada teman kami yang sama-sama kami itu -
tiba-tiba saja mau jatuh - dan lalu pingsan. Dan sedikit heboh - sebab
petugas tim ada yang mengangkatnya ke ruangan lain. Rupanya teman ini -
seorang teman termuda dari kami - berusia 18 tahun.
Yang saya agak ngeri - ketika para dokter itu saling unjukkan alat-alat
pinset - pisau - gunting kecil - dan pada bayangan saya - sekiranya
alat-alat itu tiba-tiba jatuhnya ke dalam isi otak itu - maka habislah si
pasien! Sebab oper-operan alat kecil itu sangat dekat dengan lobang yang
dipenuhi isi otak si pasien. Kemungkinan ini tetap ada - demikian pikiran
saya yang sederhana ini.
Dan para dokter sudah menemukan ada gumpalan daging yang mengganggu jalannya
isi otak yang warnanya putih itu. Sangat berhati-hati dokter ketika pada
puncak operasi ini. Tetapi tetap ada tanyajawab antara dokter dengan pasien.
" Bagaimana rasanya Lao Lie..."?
"Teruskan..saya baik-baik saja.....tidak terasa sakit....teruskanlah...",
demikian kata Laio Lie,-
Dan pada akan mengakhiri pekerjaan operasi itu - dokter dan perawat medisnya
menawari Lao Lie buat makan es-krim.
"Lao Lie, boleh makan es-krim ya.....mau kan ya....",-
"Oh boleh - silahkan - saya mau saja.....dan sangat terimakasih ya...."
Ada perawat kesehatan yang menyuapi es-krim ke mulut Lao Lie.
Operasi ini makan-waktu hampir dua jam. Dan kami melihat serta
menyaksikannya secara utuh - dari awal sampai selesai. Dan itu lebih 30
tahun yang lalu.Tentu kini sudah lebih modern dan lebih canggih. Saya ingat
cerita kuno Tiongkok - bagaiman tabib Hou - dokter Hou mengoperasi pasien -
juga operasi otak di tengah pasien sedang main catur! Ternyata kebenarannya
mendekati kenyataan - walaupun yang saya baca itu setengah dongeng!
Operasi Otak hanya dengan bius tusukjarum - seakan-akan bius lokal dan
sambil makan menikmati es-krim. Kami dengar dua tiga bulan sesudah itu - Lao
Lie tetap bekerja di pabrik di mana dulu dia mulai bekerja,- Itu arinya dia
sahat dan layak buat bekerja,-
-
Paris,- 30 Mei 06,-
-----------------------------------
Dari: Sobron Aidit
Tanggal: May 30, 2006 1:18 PM
Judul: [sastra_tki] KISAH SERB-SERBI ( Melihat Operasi Otak di Shanghai )