Thursday, August 24, 2006

Wish I could be strong as Zhang Da

Di Propinsi Zhejiang China, ada seorang anak laki-laki
yang luar biasa,
sebut saja namanya Zhang Da. Perhatiannya yang besar
kepada Papanya,
hidupnya yang pantang menyerah dan mau bekerja keras,
serta tindakan dan
perkataannya yang menyentuh hati membuat Zhang Da, anak
lelaki yang masih
berumur 10 tahun ketika memulai semua itu, pantas disebut
anak yang luar
biasa. Saking jarangnya seorang anak yang berbuat
demikian, sehingga ketika
Pemerintah China mendengar dan menyelidiki apa yang Zhang
Da perbuat maka
mereka pun memutuskan untuk menganugerahi penghargaan
Negara yang Tinggi
kepadanya. Zhang Da adalah salah satu dari sepuluh orang
yang dinyatakan
telah melakukan perbuatan yang luar biasa dari antara 1,4
milyar penduduk
China.

Tepatnya 27 Januari 2006 Pemerintah China, di Propinsi
Jiangxu, kota
Nanjing, serta disiarkan secara Nasional ke seluruh
pelosok negeri,
memberikan penghargaan kepada 10 (sepuluh) orang yang luar
biasa, salah
satunya adalah Zhang Da. Mengikuti kisahnya di televisi,
membuat saya ingin
menuliskan cerita ini untuk melihat semangatnya yang luar
biasa. Bagi saya
Zhang Da sangat istimewa dan luar biasa karena ia termasuk
10 orang yang
paling luar biasa di antara 1,4 milyar manusia. Atau lebih
tepatnya ia
adalah yang terbaik diantara 140 juta manusia. Tetapi jika
kita melihat apa
yang dilakukannya dimulai ketika ia berumur 10 tahun dan
terus dia lakukan
sampai sekarang (ia berumur 15 tahun), dan satu-satunya
anak diantara 10
orang yang luar biasa tersebut maka saya bisa katakan
bahwa Zhang Da yang
paling luar biasa di antara 1,4 milyar penduduk China.

Pada waktu tahun 2001, Zhang Da ditinggal pergi oleh
Mamanya yang sudah
tidak tahan hidup menderita karena miskin dan karena suami
yang sakit
keras. Dan sejak hari itu Zhang Da hidup dengan seorang
Papa yang tidak
bisa bekerja, tidak bisa berjalan, dan sakit-sakitan.
Kondisi ini memaksa
seorang bocah ingusan yang waktu itu belum genap 10 tahun
untuk mengambil
tanggungjawab yang sangat berat. Ia harus sekolah, ia
harus mencari makan
untuk Papanya dan juga dirinya sendiri, ia juga harus
memikirkan obat-obat
yang yang pasti tidak murah untuk dia. Dalam kondisi yang
seperti inilah
kisah luar biasa Zhang Da dimulai. Ia masih terlalu kecil
untuk menjalankan
tanggung jawab yang susah dan pahit ini. Ia adalah salah
satu dari sekian
banyak anak yang harus menerima kenyataan hidup yang pahit
di dunia ini.

Tetapi yang membuat Zhang Da berbeda adalah bahwa ia tidak
menyerah.

Hidup harus terus berjalan, tapi tidak dengan melakukan
kejahatan,
melainkan memikul tanggungjawab untuk meneruskan
kehidupannya dan papanya.
Demikian ungkapan Zhang Da ketika menghadapi utusan
pemerintah yang ingin
tahu apa yang dikerjakannya. Ia mulai lembaran baru dalam
hidupnya dengan
terus bersekolah. Dari rumah sampai sekolah harus berjalan
kaki melewati
hutan kecil. Dalam perjalanan dari dan ke sekolah itulah,
Ia mulai makan
daun, biji-bijian dan buah-buahan yang ia temui. Kadang
juga ia menemukan
sejenis jamur, atau rumput dan ia coba memakannya. Dari
mencoba-coba makan
itu semua, ia tahu mana yang masih bisa ditolerir oleh
lidahnya dan mana
yang tidak bisa ia makan. Setelah jam pulang sekolah di
siang hari dan juga
sore hari, ia bergabung dengan beberapa tukang batu untuk
membelah
batu-batu besar dan memperoleh upah dari pekerjaan itu.
Hasil kerja sebagai
tukang batu ia gunakan untuk membeli beras dan obat-obatan
untuk papanya.
Hidup seperti ini ia jalani selama lima tahun tetapi
badannya tetap sehat,
segar dan kuat.

ZhangDa Merawat Papanya yang Sakit.

Sejak umur 10 tahun, ia mulai tanggungjawab untuk merawat
papanya. Ia
menggendong papanya ke WC, ia menyeka dan sekali-sekali
memandikan papanya,
ia membeli beras dan membuat bubur, dan segala urusan
papanya, semua dia
kerjakan dengan rasa tanggungjawab dan kasih. Semua
pekerjaan ini menjadi
tanggungjawabnya sehari-hari. Zhang Da menyuntik sendiri
papanya.

Obat yang mahal dan jauhnya tempat berobat membuat Zhang
Da berpikir untuk
menemukan cara terbaik untuk mengatasi semua ini.
Sejak umur sepuluh tahun ia mulai belajar tentang
obat-obatan melalui
sebuah buku bekas yang ia beli.
Yang membuatnya luar biasa adalah ia belajar bagaimana
seorang suster
memberikan injeksi/suntikan kepada pasiennya.
Setelah ia rasa ia mampu, ia nekad untuk menyuntik papanya
sendiri. Saya
sungguh kagum, kalau anak kecil main dokter-dokteran dan
suntikan itu sudah
biasa. Tapi jika anak 10 tahun memberikan suntikan seperti
layaknya suster
atau dokter yang sudah biasa memberi injeksi saya baru
tahu hanya Zhang Da.
Orang bisa bilang apa yang dilakukannya adalah perbuatan
nekad, sayapun
berpendapat demikian. Namun jika kita bisa memahami
kondisinya maka saya
ingin katakan bahwa Zhang Da adalah anak cerdas yang
kreatif dan mau
belajar untuk mengatasi kesulitan yang sedang ada dalam
hidup dan
kehidupannya.
Sekarang pekerjaan menyuntik papanya sudah dilakukannya
selama lebih kurang
lima tahun, maka Zhang Da sudah trampil dan ahli
menyuntik.

Aku Mau Mama Kembali.

Ketika mata pejabat, pengusaha, para artis dan orang
terkenal yang hadir
dalam acara penganugerahan penghargaan tersebut sedang
tertuju kepada Zhang
Da, Pembawa Acara (MC) bertanya kepadanya, "Zhang Da,
sebut saja kamu mau
apa, sekolah di mana, dan apa yang kamu rindukan untuk
terjadi dalam
hidupmu, berapa uang yang kamu butuhkan sampai kamu
selesai kuliah, besar
nanti mau kuliah di mana, sebut saja. Pokoknya apa yang
kamu idam-idamkan
sebut saja, di sini ada banyak pejabat, pengusaha, orang
terkenal yang
hadir. Saat ini juga ada ratusan juta orang yang sedang
melihat kamu
melalui layar televisi, mereka bisa membantumu!" Zhang Da
pun terdiam dan
tidak menjawab apa-apa. MC pun berkata lagi kepadanya,
"Sebut saja, mereka
bisa membantumu".

Beberapa menit Zhang Da masih diam, lalu dengan suara
bergetar iapun
menjawab, "Aku Mau Mama Kembali. Mama kembalilah ke rumah,
aku bisa
membantu Papa, aku bisa cari makan sendiri, Mama
Kembalilah!"
demikian Zhang Da bicara dengan suara yang keras dan penuh
harap.

Saya bisa lihat banyak pemirsa menitikkan air mata karena
terharu, saya pun
tidak menyangka akan apa yang keluar dari bibirnya.
Mengapa ia tidak minta kemudahan untuk pengobatan papanya,
mengapa ia tidak
minta deposito yang cukup untuk meringankan hidupnya dan
sedikit bekal
untuk masa depannya, mengapa ia tidak minta rumah kecil
yang dekat dengan
rumah sakit, mengapa ia tidak minta sebuah kartu kemudahan
dari pemerintah
agar ketika ia membutuhkan, melihat katabelece yang
dipegangnya semua akan
membantunya.

Sungguh saya tidak mengerti, tapi yang saya tahu apa yang
dimintanya,
itulah yang paling utama bagi dirinya. Aku Mau Mama
Kembali, sebuah
ungkapan yang mungkin sudah dipendamnya sejak saat melihat
mamanya pergi
meninggalkan dia dan papanya. Tidak semua orang bisa
sekuat dan sehebat
Zhang Da dalam mensiasati kesulitan hidup ini.

Tapi setiap kita pastinya telah dikaruniai kemampuan dan
kekuatan yg
istimewa untuk menjalani ujian di dunia.
Sehebat apapun ujian yg dihadapi pasti ada jalan
keluarnya...ditiap-tiap
kesulitan ada kemudahan.
Jadi janganlah menyerah dengan keadaan, jika sekarang
sedang kurang
beruntung, sedang mengalami kekalahan....
bangkitlah! Karena sesungguhnya kemenangan akan diberikan
kepada siapa saja
yg telah berusaha sekuat kemampuannya........

Kesulitan memberi pembelajaran bagi setiap orang
Tergantung orang tersebut
memilih jalan hidupnya
Tetap berdiri dan berusaha membuat segala sesuatu menjadi
lebih baik atau
memilih jalan kehancuran...

Semua kembali pada diri pribadi masing-masing

Semoga bermanfaat…
Karunia

Life for Success

Regards,
HENDRY RISJAWAN
- Training & Development Dept.
PT A.J. Central Asia Raya (CAR)
www.car.co.id

No comments: