Thursday, October 30, 2008

Wi-Spy 2.4x Spectrum Analyzer

If you need portable Spectrum Analyzer to inspect abut WiFi signal around you, you better read news from http://www.thinkgeek.com/gadgets/electronic/9558/, here is the news:

---------
Zoom
More Images

Troubleshoot. Analyze. Optimize.

This new version of Wi-Spy features upgraded hardware and software!

Wi-Spy is the world's smallest 2.4 GHz spectrum analyzer and has been designed specifically for troubleshooting and analyzing Wi-Fi networks. Its software allows recording and playback of data traces and draws pretty graphs.

We're excited about Wi-Spy 2.4x and think you will be, too! The hardware has been redesigned to increase the frequency and amplitude resolution with an added reverse-polarity SMA adapter. Wi-Spy 2.4x is packaged with a powerful little antenna, so it’s good from the start but it's also a snap to screw-on any RP-SMA antenna you choose. The Chanalyzer software has been upgraded to version 2.1, which takes full advantage of the higher resolution with improved graphics and an even friendlier user interface.



  • Increased frequency and amplitude resolution
  • Helps you identify wi-fi interference (802.11 b/g/n, microwave ovens, cordless phones, Bluetooth, etc.)
  • Frequency range is 2.400 - 2.4835 GHz
  • Record/playback data traces
  • Frequency/amplitude marker
  • Frequency / Wi-Fi / Zigbee channel labels
  • Save or copy image to clipboard
  • Spectral, Topographic, and Planar Views
  • Download Beta version of software for Mac
  • More details here

Google Earth in 3D released for the iPhone

It must be nice if we collaborate Google Earth to our lovely iPhone. I think, you should check it out from http://www.gsmarena.com/google_earth_in_3d_released_for_the_iphone-news-649.php about google earth in 3D released for the iPhone.

--------------

Google released an iPhone version of their highly popular desktop application Google Earth. Not only can you roam the virtual Earth viewing satellite imagery but you can also view selected terrains in 3D just by tilting your iPhone. The iPhone OpenGL graphics seems well suited for an intensive application like Google Earth.

The new Google Earth application can be download straight to your iPhone (2G or 3G) via the Apple AppStore for free. You can use this link (opens iTunes if you have it installed).

When you start off the App you will see the 3D Earth from space. To zoom in just double tap or use the well-known iPhone gesture. You can drag the virtual map with finger swipes just as easily as you would on the native Google Maps application. This time however you can rotate the map as you like by twisting two fingers on screen.

Google Earth on Apple iPhone Google Earth on Apple iPhone Google Earth on Apple iPhone Google Earth on Apple iPhone
Visting the virtual Barcelona: notice the info dots from Panoramio and Wikipedia

You can pinpoint your location using either GPS or cell tower triangulation. You can also search places in general or ones near your location. And finally you can always realign your map to point to North by clicking on the compass in the top right corner.

Google Earth on Apple iPhone Google Earth on Apple iPhone Google Earth on Apple iPhone
Looking for a local businesses - Desigual stores • reading an article about a individual store

The nice thing about Google Earth (and what makes it better than Maps) is that it's loaded with information - geotagged photos from Panoramio and text articles from Wikipedia. If there are any of those available for the location you are looking at, you'll see small clickable icons on screen.

Google Earth on Apple iPhone Google Earth on Apple iPhone Google Earth on Apple iPhone
Reading a Wikipedia article and opening a Panoramio image straight from Google Earth

As we already said, using the 3D mode is as easy as it gets. If you use Google Earth with the iPhone parallel to the ground, just lift it up in portrait position and you'll see the virtual horizon and hopefully some 3D terrain (not available at all places).

Google Earth on Apple iPhone Google Earth on Apple iPhone Google Earth on Apple iPhone
Visiting Mount Everest in 2D and 3D • showing Europe in 3D view

Apple Releases New MacBook and MacBook Pro

If you're an Apple MacBook maniac, now you can get new release about newest MacBook from Apple. I've got information about that from :
http://www.techfresh.net/tech-gadgets/apple/
So, let's read the entire story.

Apple Introduces New MacBook Family

Apple has updated its MacBook family notebook with the release of the new 13 inch MacBook and the new 15 inch MacBook Pro. Priced at $1,200 upwards, these new advanced notebooks feature all-metal enclosures that makes it durable, pro-performance notebook graphics, the bright and instant-on LED-backlit displays, and a glass Multi-Touch trackpad. Apple also claims that these new notebooks are their greenest notebooks that meets Energy Star 4.0, EPEAT Gold, and RoHS environmental standards. Apple’s new MacBook and MacBook Pro are powered by NVIDIA GeForce 9400M graphics processor with 256MB of DDR3 SDRAM shared with main memory, a built-in iSight camera, and Mini DisplayPort. Other features include 8x slot-loading SuperDrive (DVD±R DL/DVD±RW/CD-RW), a 160GB or a 250GB 5400-rpm Serial ATA hard disk drive, up to 4GB of 1066MHz DDR3 SDRAM, and a 2.0GHz or 2.4GHz Intel Core 2 Duo processor with 3MB on-chip shared L2 cache running 1:1 with processor speed (1066MHz front side bus). See more pictures in the gallery below to see what it’s like. [Apple via Laptop Notebook News]

Wednesday, October 29, 2008

42 Pakar Pengeboran : semburan lumpur lapindo disebabkan oleh pemboran yg salah

Tadi malam saya mendapatkan forward SMS dari DR. Rudi Rubiandini, peserta acara pertemuan para ahli pemboran dunia di Cape Town. Ternyata setelah diskusi dan presentasi, 42 ahli pemboran internasional dari berbagai
negara menyimpulkan bahwa semburan lumpur lapindo disebabkan oleh pemboran yg salah. Hanya ada 3 ahli yg menyatakan kemungkinan mud volcano. 13 ahli menyatakan penyebabnya campuran, dan 16 ahli blm berpendapat. Yg dimaksud penyebab campuran itu begini: gempa Jogja memang menyebabkan gerakan tanah tapi tdk cukup kuat dideteksi di Porong. Andaikan waktu pemboran Lapindo memasang casing ke kedalaman hingga mendekati Formasi Kujung yg dituju maka gempa Jogja tdk menjadi masalah. Tapi karena tdk pasang casing di kedalaman akhir itu (meski sudah diingatkan Medco sebelumnya) maka retakan sumur dan tekanan dari bawah tdk terlindungi casing dan mencari celah keluar menyamping, tdk melalui sumur BJP 1 sebab sumur eksplorasi itu sudah ditutup, blow out preventer (BOP) ditutup saat terdeteksi masalah (kick di kedalaman 4241 kaki) pada waktu menarik rangkaian bor ke atas setelah terjadinya total loss. Pada mulanya pemboran sd dg 9277 kaki tak ada masalah, lalu
terjadi total loss sehingga rangkaian bor ditarik lalu mata bor juga patah sehingga dipotong dan disemen di bawahnya. Makanya semburannya tdk keluar di mulut sumur. Yg lebih ahli menjelaskan adalah ahli pemboran (kalau saya cuma ahli ngebor isteri). Sebelumnya lapindo membuat siaran pers yg menyatakan ahli geologi internasional menyimpulkan bahwa semburan lumpur karena bencana alam, padahal pertemuan para ahli di London masih belum menyimpulkan apa-apa. Siapa bohong? 

Ditulis oleh : subagyo sh

Saturday, October 18, 2008

Terapi Baru Diabetes Melitus

Terapi Baru Diabetes Melitus

By Republika Contributor
Jumat, 17 Oktober 2008 pukul 14:56:00
 

JAKARTA-- Saat ini ada empat macam jenis Obat Hipoglikemik Oral (OHO) yang dapat membantu terapi penderita diabetes melitus tipe 2. Pertama, obat pemicu sekresi insulin seperti Sulfonylurea dan Glinid, obat penambah sensitifitas insulin seperti Metformin, Tiazolidindion.

Kemudian obat penghambat glukoneogenesis seperti Metformin dan obat penghambat absorpsi glukosa yaitu penghambat Glukosidase alfa.

Namun, terapi pengobatan diabetes meliteus tipe 2 yang telah tersedia dirasa kurang efikasinya. Kondisi itu disebabkan oleh berkembangnya penyakit tersebut. Sehingga dibutuhkan obat yang lebih efektif.

PT. Dexa Medica sebagai perusahaan pemasaran obat, akan meluncurkan obat sebagai terapi diabetes yang lebih efektif, yaitu Vildagliptin pada bulan oktober 2008.

Kepala Marketing dan Sales Sinergi Dexa Medica, Dorothy Maria Dharma menjelaskan, ada alasan kuat mengapa Dexa Medica memasarkan obat hipoglikemik oral yang diproduksi PT. Novartis ini ke seluruh Indonesia.

Dalam perkembangan diabetes melitus, terdapat dua proses patofisiologi primer yang berperan, yaitu berkurangnya respon jaringan tubuh terhadap insulin dan menurunnya fungi pankreas secara berkelanjutan, dimana hal ini disebabkan oleh tidak seimbangnnya pola sekresi insulin dan glukogon.

Pada orang yang sehat, hormon kunci untuk mengontrol glukosa darah adalah glukagon dan insulin, dimana dihasilkan pada sel alfa dan sel beta serta bekerja secara seimbang. Penderita diabetes mengalami kerusakan pada fungsi sel beta pamkreas dan Vildagliptin memperlihatkan kemampuan memperbaiki funsi sel beta.

Vildagliptin adalah 'Dipeptidyl peptidase-4 Inhibitor (DPP-4 Inh) yang berpotensi, selektif dan reversibel. Melalui mekanisme ity, vildagliptin memperpanjang waktu kerja GLP-1 sehingga terjadi peningkatan insulin dan sekaligus menekan sekresi glukagon sehingga terjadi kontrol glukosa darah yang diinginka.

Vildagliptin memperbaiki sensitivitas sel alfa dan beta terhadap glukosa, karena menigkatnya glucose-dependent insulin secretion dan menurunkan sekresi glukagon.

Meskipun obat ini cukup mahal, yaitu Rp 4.700/tablet, namun obat ini memiliki efek Farmakologik yang maksimal. Prof. Dr. Slamet Suyono, SpPD-KEMD, yang menjadi salah satu pembicara pada acara media edukasi diabetes melitus tipe 2 di Jakarta, hari ini (16/10), mengatakan obat ini berfungsi menghemat fungsi sel beta penkreas, memperbaiki fungsi sel beta, merupakan satu-satunya jenis OAD yang juga bekerja terhadap sel alfa, meminimalisir interaksi obat dan efektif terhadap obat pengobatan diabetes yang sudah gagal dengan terapi lain.

Pada kesempatan yang sama Dorothy Maria Dharma menjelaskan rencana launching Vildagliptin. " Tanggal 18 Oktober nanti kami akan launching di enam kota besar secara serempak. Kota-kota tersebut antara lain Jakarta, Bandung, Semarang, Medan dan Palembang," paparnya. (cr1/ri)

http://republika.co.id/launcher/view/mid/19/news_id/8374

Tuesday, October 14, 2008

Krismon Global - AS , dan pergelutan dengan Inflasi di Indonesia

Mari Mengeroyok "Hantu" Inflasi
Oleh Lalu Mara Satria Wangsa

Selasa, 14 Oktober 2008
"Tsunami" finansial yang menghantam Negeri Paman Sam (Amerika Serikat) dan Uni Eropa tidak hanya menyeret harga kertas berharga (saham dan obligasi) di seluruh dunia menukik ke level terendah dalam lima tahun terakhir, tetapi juga berdampak negatif pada harga minyak mentah dunia. Kini harga minyak mentah dunia berada di bawah 90 dolar Amerika Serikat (AS) per barel, jatuh 40% dibanding harga tertinggi yang pernah dicapai pada 11 Juli 2008, yaitu 147,27 dolar per barel.
Melonjaknya harga minyak merupakan pangkal utama terjadinya "tsunami" finansial. Perusahaan-perusahaan minyak raksasa dunia, seperti Exxon dan BP, menghasilkan keuntungan tertinggi dalam sejarah. Di sisi lain, keuntungan tersebut telah menggerus daya beli (buying power) rakyat di seluruh dunia. Inflasi menjadi momok yang menakutkan. Di sinilah pangkal soal dimulai. Bank-bank sentral di seluruh dunia secara berkala menaikkan tingkat suku bunga acuan.
Kenaikan tingkat suku bunga acuan secara langsung membuat non performing loan (NPL) perbankan meningkat. Banyaknya nasabah yang gagal bayar (default), khususnya di sektor properti, mengganggu kesehatan perbankan. Meski pada akhirnya The Fed, selaku bank sentral acuan dunia, sejak Juni 2007 terus memangkas suku bunga acuan secara berkala hingga saat ini sebesar 2%, "tsunami" finansial pun tidak dapat dihindari.
Kini "tsunami" finansial membuat harga minyak mentah dunia cenderung turun. Negara-negara yang tergabung dalam kartel minyak, OPEC, bingung apakah akan memotong tingkat produksi untuk menjaga harga tetap di level 100 dolar AS per barel dengan risiko dapat mendorong keadaan ekonomi dunia lebih buruk, ataukah membiarkan harga terus menukik dengan harapan percepatan pemulihan ekonomi secara global.
Pemerintahan SBY-JK pun menaikkan harga BBM untuk menekan besaran subsidi. Jika pada saat itu pemerintah tidak menaikkan harga BBM ketika harga minyak mentah di pasar internasional melonjak di atas 125 dolar AS per barel, maka beban subsidi BBM yang harus ditanggung Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) bisa melebihi angka Rp 190 triliun dari seharusnya Rp 126,8 triliun yang sudah dianggarkan.
Jika dibandingkan dengan dana penanggulangan kemiskinan yang disalurkan melalui program pemberdayaan masyarakat yang tersebar di 22 departemen dan lembaga, maka jumlah subsidi yang ditanggung pemerintah luar biasa besarnya. Besaran dana penanggulangan kemiskinan terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Tahun 2004 dana penanggulangan kemiskinan hanya Rp 18 triliun, lantas meningkat menjadi Rp 23 triliun pada 2005, lalu Rp 42 triliun pada 2006, Rp 51 triliun tahun 2007, dan Rp 82 triliun pada 2008. Karena itu, pilihan untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) pada saat itu adalah pilihan rasional dan tepat.
Kini, dengan menyusutnya pertumbuhan ekonomi global sebagai dampak "tsunami" finansial, diprediksi permintaan minyak mentah dunia juga menurun. Era mata uang euro "membantai" mata uang dolar Amerika pun naga-naganya mulai mengendur. Baik AS maupun Uni Eropa sama-sama mengalami masalah di sektor finansial.
Melemahnya mata uang Amerika sepanjang tahun terhadap mata uang euro juga berkontribusi signifikan atas meningkatnya harga minyak. Para pemain pasar uang ramai-ramai melakukan hedging (lindung nilai) atas nilai asetnya ke minyak agar tidak tergerus oleh inflasi.
Tren penurunan tersebut minimal dapat menghilangkan ketakutan atas "hantu" inflasi. Tanda-tanda itu sudah terlihat ketika sebagai pembuka, bank sentral Australia sudah memulai dengan memangkas suku bunga acuan sebesar 100 basis poin. Bank sentral Amerika, The Fed, sudah memangkas suku bunga acuan (Fed fund rate) menjadi 1,5%. Bank sentral Hong Kong, Bank of England, dan bank sentral Inggris, misalnya, juga mengikuti langkah yang diambil bank sentral Australia. Bank of Japan, salah satu bank sentral yang menjadi acuan pasar uang, juga sudah merilis tidak akan menaikkan suku bunga acuan 0,5%.
Di dalam negeri, pemerintah masih terus bergelut mengendalikan "hantu" inflasi sebagai akibat kenaikan harga BBM beberapa waktu lalu. Hingga saat ini, inflasi year on year (September 2007-September 2008) mencapai 12,14%. Sedangkan inflasi sepanjang Januari hingga September 2008 mencapai 10,47%. Rasanya sulit untuk mencapai target inflasi sepanjang tahun 2008 sebesar 11,4%.
Jadi, mungkinkah pemerintah memanfaatkan momentum tren penurunan harga minyak dunia dengan mengambil langkah menurunkan harga BBM? Menurunkan harga BBM merupakan salah satu upaya untuk mengendalikan "hantu" inflasi. Jinaknya "hantu" inflasi adalah berkah bagi kita semua, khususnya rakyat menengah ke bawah yang populasinya lebih besar ketimbang kalangan berpunya.
Di satu sisi, tren penurunan harga minyak di pasar internasional dapat dijadikan momentum untuk mengecilkan atau menghanguskan subsidi BBM yang sudah dianggarkan di APBN. Pemerintah dapat mengalihkan anggaran subsidi tersebut untuk program pemberdayaan masyarakat dan program penanggulangan kemiskinan.
Apabila akhirnya pemerintah mengambil keputusan menurunkan harga BBM, maka tekanan inflasi di tiga bulan tersisa akan mengendur. Dengan demikian, kita bisa berharap Bank Indonesia dapat kembali menurunkan BI Rate secara berkelanjutan, yang akhirnya menggairahkan sektor riil. Kini dengan BI Rate sebesar 9,5%, rasanya sulit bagi sektor riil untuk mengembangkan usahanya.
"Tsunami" finansial yang melanda AS dan Uni Eropa harus dijadikan momentum bagi kita semua untuk membantu pemerintah dalam mengendalikan "hantu" inflasi dengan mencintai dan menggunakan produk dalam negeri. Mari kita hidupkan lagi semangat yang pernah diletakkan oleh Pak Harto selaku Ketua Dewan Penasihat Golkar saat menunjuk Pak Ginandjar Kartasasmita sebagai Menteri Muda Pendayagunaan Produk Dalam Negeri. Bukankah salah satu produk Menmud Ginandjar adalah keppres yang mengatur penggunaan dan perlindungan bagi produksi dalam negeri? Sekarang adalah saat yang tepat menjalankan apa yang sudah diretas oleh Pak Harto.
Kinilah saatnya SBY-JK meningkatkan popularitasnya di mata rakyat dengan memutuskan harga BBM turun, seperti yang diinginkan oleh sebagian besar masyarakat menengah dan bawah.***

Lalu Mara Satria Wangsa adalah Staf Khusus Menko Kesra.
Tulisan ini adalah pendapat pribadi
http://www.suarakarya-online.com/news.html?category_name=Opini

Akibat Krisis, Cengkeraman China pada Ekonomi AS Kian Menguat

14/10/08 11:02

Akibat Krisis, Cengkeraman China pada Ekonomi AS Kian Menguat



Washington (ANTARA News) - Krisis finansial AS boleh jadi akan memperkuat cengkeraman China pada perekonomian Amerika, karena Beijing kemungkinan akan banyak membeli sekuritas pemerintah AS dengan memanfaatkan cadangan devisanya yang kian menggelembung, para pakar menyatakan.

China telah menguasai sekuritas AS senilai 1,3 triliun dolar, atau sekitar 70 persen dari 1,8 triliun dolar cadangan devisa mereka, sehingga memicu kekhawatiran di kalangan politisi AS bahwa penguasaan China yang begitu besar akan menjadikan negara itu sebagai ancaman utama bagi AS.

Namun demikian, para pakar menyatakan China tak mempunyai pilihan demi mencegah pengikisan pada nilai asetnya saat ini untuk terus membeli aset dengan dominasi dolar, sekalipun AS menghadapi risiko terperosok ke gejolak ekonomi terburuknya sejak Depresi Besar pada dekade 1930-an.

"Mereka membutuhkan aset yang likuid dan aman, padahal aset yang demikian tak banyak di bagian dunia lainnya," kata Eswar Prasad, mantan Kepala Divisi China pada Dana Moneter Internasional (IMF) kepada AFP.

"Jika China menghentikan pengiriman uangnya ke AS, dolar AS akan mengalami depresiasi dengan cepat dan karena dengan defisit neraca berjalan saat ini, tak ada satu pihak pun bersedia membiayai defisit tersebut, dolar akan merosot dan mengikis nilai modal aset mereka," katanya. 

Ekonomi AS dikelola melalui defisit neraca berjalan yang besar, yang akan memburuk sehubungan Washington menyelamatkan Wall Street dari gejolak saat ini dengan menggelontorkan dana ratusan miliar dolar.

Calon presiden AS, baik Barack Obama maupun John McCain, menjelang pemilihan presiden pada 4 Nopember, telah menyatakan rasa frustrasi mereka atas ketergantungan yang besar AS pada modal China, namun mereka hanya memiliki pilihan yang sedikit. (*)

COPYRIGHT © 2008

Panduan Memahami Akar Krisis Finansial AS dan Global

Panduan Memahami Akar Krisis Finansial AS dan Global
Oleh: Wandy Nicodemus Tuturoong

1.The Fed

Banyak ekonom yang bahkan tidak tahu bahwa Bank Sentral AS yang
didirikan pada tanggal 23 Desember 1913 antara lain oleh Eugene Meyer
(putrinya, Katherine Graham, adalah pemilik harian terkenal The
Washington Post) dan JP Morgan (seorang pedagang senjata), adalah
"institusi swasta" yang memiliki kekuasaan untuk mencetak uang untuk
pemerintah AS. Caranya, pemerintah AS melalui menteri keuangannya
(yang biasanya "orang titipan" dari Wall Street), mengeluarkan surat
hutang kepada The Fed dengan jumlah tertentu. Berdasarkan jumah ini,
The Fed mencetak uang kertas dan menambahkan bunga sekitar 6% yang
harus ditanggung pemerintah AS – akibatnya, pemerintah AS akan terus
berhutang kepada The Fed karena bunga tersebut hanya bisa dibayar bila
pemerintah AS memerintahkan untuk mencetak uang baru, yang berarti
tambahan hutang baru.

Tidak hanya itu, hutang dari pemerintah AS ini menjadi jaminan bagi
The Fed untuk kemudian meminjamkan uang kepada bank-bank komersial di
AS. Seandainya hutang pemerintah AS sebesar 100 juta dolar AS, uang
yang dapat dipinjamkan ke bank-bank komersial (bila kewajiban modalnya
10%) bisa mencapai 900 juta dolar AS. Inilah yang dinamakan
"fractional reserve system". 

Konsekuensi dari sistem ini adalah bahwa pemerintah AS didorong untuk
terus berhutang dan melakukan ekspansi untuk membayar hutang yang
takkan pernah bisa dibayarnya itu. Begitu pula sistem perbankan di AS,
terdorong untuk mengalokasikan pinjaman pada sektor yang paling cepat
pertumbuhannya (yaitu sektor finansial, ketimbang sektor riil yang
terkait kesejahteraan rakyat). Inilah awal mula sistem yang
menciptakan "gelembung ekonomi" hingga saat ini.

2.Pemerintah dan Kongres AS

Pemerintah AS dan umumnya anggota Kongres AS, terjerat oleh kekuasaan
The Fed dan institusi-institusi keuangan di Wall Street, terutama
karena mereka mendapatkan dana kampanye politiknya dari sini. Di dalam
negeri, pemerintah dan Kongres AS terus-menerus melakukan deregulasi
pasar modal atau finansial yang merupakan meja judi terbesar
institusi-institusi keuangan di AS (salah satunya, di masa Presiden
Bill Clinton dan Alan Greenspan sebagai Gubernur The Fed, adalah
dengan "mempreteli" Glass-Steagal Act 1933 yang dibuat pasca depresi
besar 1929 untuk mencegah kolusi antara bank investasi, perusahaan
pialang dan asuransi di pasar finansial). Dengan sendirinya, sektor
riil yang produktif menjadi tertinggal jauh perkembangannya.
Kesejahteraan publik AS makin merosot, bahkan jaminan sosial menguap
karena digunakan sebagai jaminan investasi di pasar finansial.

Di luar negeri, konsekuensinya adalah politik luar negeri AS yang
makin ekspansionis untuk menguasai sektor-sektor strategis
perekonomian dunia, khususnya minyak dan gas, serta menciptakan
ketergantungan dunia terhadap dolar AS dengan menetapkan berbagai
harga komoditas dunia dalam dolar AS. 

Melalui mitranya, IMF dan Bank Dunia, AS memperkuat pengaruhnya dengan
memaksa negara-negara satelitnya untuk meliberalisasi pasar
domestiknya (melalui apa yang dinamakan "structural adjustment
program"), sehingga memungkinkan korporasi-korporasi besar yang
dananya didukung Wall Street mengambil alih sejumah aset strategis
negara-negara itu. Negara-negara itu juga diberikan hutang luar negeri
untuk kemudian dijadikan penyicil abadi hutang luar negeri dengan
sistem riba, dengan bunga yang besar melebihi pinjaman pokoknya. Pada
saat yang sama pasar finansial/modalnya dijadikan mirip Wall Street,
sebagai ajang alternatif bagi mereka untuk melakukan "financial
netting" dengan memanfaatkan volatilitas harga, termasuk pada saat
harga-harga menukik tajam ke bawah. 

Bila ada negara-negara yang pertumbuhan ekonominya sangat cepat dan
mengancam AS, mereka pada akhirnya akan diarahkan untuk terus membeli
obligasi atau surat-surat berharga pemerintah AS – dengan begitu
menciptakan ketergantungan yang kuat lagi pada dolar AS, bahkan mereka
menjadi sumber pendanaan bagi defisit anggaran dan neraca perdagangan
AS. Meskipun dengan cara ini AS akan terus-menerus berhutang dan kelak
takkan mampu membayar, namun toh permintaan terhadap dolar AS akan
tetap tinggi. Mereka yang mencoba tidak tunduk pada kekuasaan ini,
bisa-bisa mendapati mata uangnya diserang habis-habisan oleh para
spekulan yang didukung Wall Street. 

3.Perbankan dan Institusi-Institusi Keuangan di Wall Street

Perbankan di AS, demi membayar hutang dengan bunga kepada The Fed,
secara natural memilih untuk memutar uangnya di pasar modal/finansial.
Pembiayaan terhadap sektor riil yang produktif menjadi terbengkalai.
Sudah menjadi kebiasaan bagi banyak bank untuk memiliki "trader"
bahkan perusahaan pialang sendiri. Hal ini mengakibatkan gelembung
ekonomi atau "bubble" luar biasa di pasar finansial. Produk Domestik
Bruto (PDB) AS, yang merupakan cermin aktivitas ekonomi riil, di tahun
2007 adalah sekitar 14 trilyun dolar AS. Bandingkan dengan
kapitalisasi pasar modalnya yang ada di kisaran 6 trilyun dolar AS dan
pasar produk-produk derivatif (seperti "credit default swap" serta
"collateralized debt/mortgage obligation" yang menjadi pemicu krisis
global saat ini) yang mencapai 60 trilyun dolar AS – melampaui PDB
seantero planet yang cuma sebesar 50 trilyun dolar AS!

Ingatlah bahwa semua ini dibangun di atas dasar sistem moneter yang
menganut "fractional reserve system" alias dari pelipatgandaan hutang,
bukan karena aktivitas ekonomi yang riil dilakukan. Seandainya terjadi
gagal bayar dari salah satu institusi keuangan besar ini, yang akan
diikuti dengan "rush" atau "redemption" atau penarikan uang secara
serentak oleh para pemilik uang di bank dan di pasar finansial, maka
dengan sendirinya tidak akan tersedia dana atau likuiditas untuk semua
gelembung finansial yang sudah sangat besar ini. Artinya, balon akan
pecah. Harga-harga rontok seketika – apapun pemicunya.

4.Perbankan dan Institusi Keuangan di Luar AS

Besaran atau "magnitude" dari sistem perekonomian yang dibangun di AS,
mau tak mau menyeret lembaga-lembaga keuangan internasional lainnya
untuk menganut sistem yang sama. Mereka bahkan ikut membeli berbagai
produk-produk gelembung finansial hasil produksi Wall Street termasuk
CDS dan CDO atau CMO (yang merupakan obligasi yang diterbitkan atas
dasar hipotek para pencicil rumah yang tak cukup modal di AS, atau
dikenal sebaga "subprime mortgage"). Akibatnya, ketika salah satu
lembaga keuangan di AS gagal bayar, bahkan bangkrut, diikuti dengan
"rush", terjadilah efek domino yang ikut menghantam
institusi-institusi finansial di luar AS.

5.Pemerintah di Luar AS

Pemerintah yang independen terhadap AS biasanya tahu betul apa yang
harus dilakukan untuk meminimalisir dampak dari bahaya gelembung
finansial semacam ini. Hal ini misalnya, dilakukan oleh Cina, yang
sejak puluhan tahun lalu terus-menerus membangun infrastruktur dan
industri manufakturnya untuk terus menggerakkan sektor riil yang
produktif. Meskipun mereka juga melakukan liberalisasi terhadap pasar
modal, namun terdapat intermediasi untuk menjembatani antara "profit"
yang didapatkan di pasar finansial untuk dialokasikan pada pembangunan
sosial terutama pendidikan. Meskipun punya fundamental ekonomi sektor
riil yang kuat, Cina tetap melakukan kontrol devisa – di samping
memiliki cadangan devisa terbesar di dunia, sekitar 1,8 trilyun dolar
AS – untuk mencegah para spekulan menghajar mata uangnya. Sementara
negara kaya minyak seperti Venezuela, selain melakukan kontrol devisa
seperti Cina, mengalihkan keuntungan dari tingginya harga minya bagi
pembangunan secara cepat inftrastrutktur serta sektor-sektor riil di
bidang non-migas, terutama telekomunikasi dan pertanian. Venezuela
juga menghimpun negara-negara Amerika Latin lainnya untuk melepaskan
diri dari ketergantungan akan mata uang dolar AS dengan merencanakan
berdirinya Bank Selatan (Banco del Sur).

Di luar negara-negara "sosialis baru" itu, para pemimpin negara Eropa
atas inisiatif Jerman, pada saat terjadi krisis, enggan untuk membeli
produk-produk "bubble" yang dimiliki oleh bank-bank mereka (yang
mendapatkannya dari Wall Street). Sebaliknya, mereka memilih untuk
melakukan nasionalisasi terhadap bank-bank mereka yang terlanjur
terjebak dalam permainan Wall Street. Artinya, mereka enggan untuk
menggunakan dana talangan untuk memperbesar gelembung ekonomi di pasar
finansial. Meskipun terlambat, mereka sadar tentang pentingnya
membangun sektor riil dan memperkuat daya beli masyarakat (yang
berarti meningkatkan kesejahteraan publik).

Sementara itu, negara-negara satelit AS, atas saran IMF, diminta untuk
menambah suntikan dana (bila perlu dengan dana infrastruktur) ke pasar
modal. Sistem devisa mereka dibiarkan terbuka bebas supaya,
sewaktu-waktu para "dealer" Wall Street bisa kembali melakukan
"financial netting" di pasar valuta asing jika perlu tambahan modal –
yang bisa mengakibatkan rontoknya mata uang lokal secara tajam. Untuk
sektor riil, cukup diberikan dana-dana karitatif yang jumlahnya tidak
signifikan untuk bisa menggerakkan produktivitas ekonomi.

Kesimpulan

Dengan menggunakan analisis "stakeholder", kita dapat melihat bahwa
krisis finansial global yang dimulai dari AS, sesungguhnya merupakan
akibat dari ketidakseimbangan pembangunan ekonomi yang berlebihan di
SEKTOR FINANSIAL dibandingkan SEKTOR RIIL yang berakar dari sistem
moneter buatan The Fed. Padahal secara inheren sektor finansial ini
sudah bersifat inflatif, karena mengandalkan keuntungannya pada sistem
riba dan bukan karena produktivitas yang riil (yang disebabkan karena
kerja, kreativitas dan pemikiran). Cara populer untuk mengatasi krisis
ini, karenanya, jelas dengan memberikan energi yang lebih besar pada
sektor riil sebagaimana yang pernah dilakukan Presiden AS Roosevelt
bersama penasihat ekonominya yang terkenal John Maynard Keynes untuk
membangun secara massif infrastruktur sektor riil pasca terjadinya
depresi besar di AS, di tahun 1930-an. Namun, jika ingin lebih
mengakar, kekuasaan The Fed untuk "meminjamkan uang" pada pemerintah
AS perlu untuk "diblejeti" (untuk lebih jelasnya lihat
www.monetary.org tentang reformasi moneter di AS).

Secara implisit, gambaran di atas juga menunjukkan bahwa
tinggi-rendahnya dampak krisis finansial yang terjadi di AS maupun di
luar AS, sangat ditentukan oleh peran dari masing-masing pemangku
kepentingan atau "stakeholders" tadi. Pemerintah di luar AS bisa saja
meminimalisir dampak krisis bila melakukan "imunisasi" atau "proteksi"
yang perlu serta mengantisipasinya dengan melakukan pembangunan sektor
riil dan peningkatan kesejahteraan publik secara massif. Terus
menggelembungkan pasar finansial adalah tindakan yang naif, atau maaf,
sangat bodoh.

Semoga kita semuat dapat mengambil pelajaran yang perlu bagi kemajuan
bangsa kita. MERDEKA!

Thursday, October 9, 2008

Tips Mewaspadai Curanmor

From: "Emil R Suryo"
Date: Wed, 8 Oct 2008 19:15:46 +0700
Subject: Pengakuan Seorang Pelaku Curanmor (Spesialis Toyota Kijang)]
Guys, mungkin berguna untuk Anda

Pengakuan Seorang Pelaku Curanmor (Spesialis Toyota Kijang)

Pencurian Kendaraan Bermotor berada pada tingkat yang sangat memprihatinkan
khususnya di Jakarta dalam kurun waktu sebulan bisa puluhan Kendaraan
bermotor baik beroda 4 dan roda 2 hilang dicuri.. Pada suatu saat saya
pernah menangkap seorang tersangka Curanmor, karena didorong rasa ingin tahu
yang tinggi tentang sepak terjang mereka, saya mencoba untuk mengorek
caranya untuk melakukan Curanmor. ternyata dengan cara persuasif saya bisa
mengorek keterangan darinya, ada hal yang menarik setelah saya korek dari
dia, Ia menjelaskan secara gamblang cara ia dan kawanannya beroperasi
(tentunya bila ia sampai mau jujur .. harus melalui cara khusus/persuasif,
karena biasanya kalau mereka sampai tertangkap biasanya tutup mulut...) Dari
beberapa pertemuan saya dapat menyimpulkan metode dan cara ia melakukan
curanmor, dan inilah apa yang saya dapat :
Kelompoknya dikenal dengan nama "Kelompok Indramayu" karena sebagian besar
mereka berasal dari daerah Indramayu dan sekitarnya (Cirebon/Kuningan) ..,
memang kelompok ini bukan satu - satunya yang ada masih ada beberapa
kelompok lainnya yang pelakunya berasal dari Indramayu. Kelompok mereka rata
- rata berjumlah 5 sampai 8 orang, dengan pembagian tugas masing - masing.

Memilih sasaran :
Sasaran mereka adalah mobil yang di parkir di dalam rumah, mereka justru
tidak pernah melakukan Curanmor dengan mobil yang di parkir di tempat umum.
Target mereka hanya mobil Toyota jenis Kijang Kapsul LGX, LSX maupun jenis
yang paling baru Kijang Innova, alasannya karena jenis mobil ini gampang
untuk jual kembali dan memang paling gampang dibongkar, memang ia tidak
pernah mencuri selain jenis Totota Kijang.
Biasanya mereka dalam beroperasi mencari sasaran menggunakan mobil rental,
dengan mobil tersebut mereka berkeliling mencari sasaran mobil - mobil yang
diparkir di dalam rumah, tentunya mereka mencari sasaran pada saat pemilik
sudah memarkirkan kendaraannya pada malam hari.
Sasaran harus mempunyai syarat : Mudah mencapai akses jalan besar, tidak
melewati keramaian/ tidak berada di kawasan yang padat.
Waktu : Waktu beroperasi mereka adalah waktu yang mereka anggap dimana orang
paling lengah yaitu : Menjelang Subuh atau menjelang Magrib.
Alat  : Perlalatan Wajib mereka adalah Gunting Gembok/rantai, obeng, tang,
kabel dan bor portable.
Cara  : Mereka masuk ke dalam rumah dengan menggunting gembok pagar depan.
Setelah masuk ke rumah/garasi yang terdapat mobil pertama - tama mereka
mengecek apakah alarm mobil aktif atau tidak, kalau masih aktif mereka
meng-deaktifkan alarm dengan memotong kabel alarm di bawah mesin. Kunci
Depan mereka buka dengan memakai penggaris melalui kaca depan agar kunci
pintu tidak rusak, kalau tidak sempat mereka menggunakan kunci "T". Stir
yang terkunci dibuka dengan membor menggunakan alat bor portable, caranya :
rumah kunci di bor dari bawah, bor tersebut akan memotong pengait besi yang
mengunci stir di dalam rumah kunci, setelah terpotong maka stir akan bebas
kembali. demikian juga satu rangkaian rumah kuncinya. dengan demikian dapat
di stater dengan lubang kunci yang terbuka dengan menggunakan obeng. Namun
kendaraan tersebut tidak lansung di stater, karena akan membangunkan pemilik
rumah, mereka mendorong dulu kendaraan sampai ke luar pagar, lalu stater dan
go ... bye bye.
Pembagian tugas/ hasil :
Dalam melakukan aksinya mereka paling sedikit 5 orang, sebagian mengawasi di
jalan kalau ada yang melihat ia segera memberi tahu rekannya di dalam dan
apabila orang yang melihat membahayakan mereka harus melumpuhkannya, satu
orang stand by di mobil rental mereka kalau ketahuan mereka segera kabur,
tentunya mereka telah survey juga jalan yang paling cepat untuk escape.
Hasil setelah dipotong ongkos operasional dibagi rata sesama mereka.

Save House :
Setelah mobil bisa dikendarai mereka meluncur ke Save House yang biasanya
terletak di lingkungan mereka, karena sekitar lingungan mereka sudah terbina
dan maklum akan pekerjaan mereka. Biasanya mereka mengeluarkan mobil setelah
ada pemesan.

Cerita -2 pada saat melakukan aksi :
Pernah kelompok mereka melakukan curanmor dalam satu hari sampai 5 ( lima )
mobil. Rata - rata dalam sebulan mereka mengambil 10 (sepuluh) buah mobil,
maksimal mereka pernah mengambil sampai 23 (dua puluh tiga) mobil dalam
sebulan.. Pembeli mobil mereka ia tidak pernah tahu, namun ia jelaskan ada
seseorang yang mengambil mobil mereka sampai 50 (limapuluh) mobil, biasanya
bertransaksi di jalan tol.

Harga mobil dijual 20 (dua puluh) juta rupiah untuk jenis kijang kapsul dan
30 (tiga puluh) juta rupiah untuk jenis Innova.

Pernah suatu saat pada saat mencuri mobil mereka mendapati uang sejumlah 20
juta milik pemilik mobil yang di taruh di dalam laci mobil (waaah dapet
dobel yaaa boss..)

Istilah yang lazim dipakai mereka : Pemetik = Pencuri, Asbak = Penadah,
Selendang = Surat- surat kendaraan Palsu, KTP = Plat Mobil.

sekedar tambahan pengetahuan bagaimana kelompok curanmor melakukan aksinya,
saya pernah bertanya juga bagaimana supaya aman mobil kita dari aksi
Curanmmor ? Ia berkata :
Semua cara pengaman dengan menggunakan alarm, kunci rahasia, kunci stang
setir dapat di tembus.. jadi percuma saja... hah ! tapi ada sasaran yang
tidak pernah mereka dekati... yaitu Rumah yang memiliki Anjing. karena buat
rombongan mereka terlalu beresiko untuk dimasuki, bukan karena takut namun
gongongan anjing bisa membangunkan pemilik rumah.
Nah rekan rekan agar mobil kita aman, jika Anda bukan pemelihara anjing ada,
baiknya di dekat garasi atau car port di tempatkan kandang unggas (burung
beo, kakak tua, betet, angsa, ayam jago dll) atau hewan2 piaraan lainnya
yang akan mengeluarkan suara bila ada sesuatu yang mendekatinya.

*Catatan : meskipun beberapa orang anggota kelompok ini sudah tertangkap
namun kelompok ini masih eksis sampai sekarang. beware!!

Sri Edi Swasono : The End of Laissez-Faire

[ Kamis, 09 Oktober 2008 ] dari : http://www.jawapos.com

The End of Laissez-Faire

Oleh Sri-Edi Swasono 

Saat ini AS panik. Tokoh investasi AS Warren Buffett mengisyaratkan awal kehancuran ekonomi AS ibarat hancurnya Pearl Harbour oleh serangan udara Jepang. Artinya, itu bisa sangat dahsyat. 

Harga-harga saham di seluruh dunia berguguran. Dow Jones terjun bebas hampir 600 poin sebagai rekor terendah sejak empat tahun. Indeks saham lain di AS juga turun mencemaskan. Inilah wujud the market failures yang harus dipahami oleh para pengagum ideolog laissez-faire

Asumsi para fundamentalis pasar bahwa pasar adalah omniscient dan omnipotentotomatically self-correcting, serta self-regulatingmenunjukkan bukti kegagalannya (saya tulis di Kompas). 

Bahkan, talangan (bailout) USD 700 miliar tidak meredam krisis finansial dan kepanikan. Sistem kapitalisme dan ideologi neoliberalisme (khususnya di AS) mulai diragukan.

Kerakusan Kapitalisme 

Krisis keuangan AS timbul karena kerakusan kapitalisme. Kredit awut-awutan untuk melampiaskan kekayaan, suatu affluency selera mewah masyarakat AS, saat ini melaju dan mengakibatkan kredit berkembang tanpa kehati-hatian. 

Diawali oleh krisis sub-prime mortgage, kredit pemilikan rumah di AS tahun lalu yang diperkirakan mencapai USD 2 triliun menjadi utang penuh risiko dan menyandang nama toxic debt karena nyaris tanpa jaminan. Oprah pun ikut mengungkapnya sebagai gaya hidup "lebih besar pasak daripada tiang". Kita heran terkuaknya borok ini tidak segera diwaspadai. 

Kartu-kartu kredit menambah affluency dan pemborosan konsumtif, merobohkan sendi-sendi ekonomi seperti kartu domino. Kerakusan kapitalisme membuka topengnya sendiri. Rakus adalah baik (greed-is-good) -semboyan entrepreneurial kapitalisme- berubah brutal, menjadi kerakusan serakah. 

Surat-surat kredit yang berkembang melalui jaminan-jaminan yang dijaminkan berupa derivatif-derivatif menjadi upaya licik terselubung bagaimana menciptakan kekayaan ("creating wealth") secara elusif dengan dampak delusif. Akibatnya, itu beredar menjadi modal-modal semu, sebagai bubble loansSpread antara nilai intrinsik dan nilai nominal surat-surat kredit makin melebar. 

Akibatnya, harga surat-surat kredit anjlok menjadi junk papers, saham tentu terbawa anjlok pula. Saham-saham di Asia terbawa terjun bebas (data internet 6/10). Bursa regional anjlok, IHSG Indonesia (-10%), HIS Hong Kong (-4,9%), TWII Taiwan (-1,4%), KS11 Korea Selatan (-4,3%), N225 Jepang (-4,2%), STI Singapura (-5,6%). Sementara itu, harga minyak yang turun menjadi USD 90 per barel tidak lagi disyukuri secara istimewa, tertutup kepanikan. 

Keraguan dan uncertainties menumbuhkan business anxiety yang menyedot perhatian sehingga tak ada waktu untuk ngopeni pembangunan sektor riil yang riskan. Pengangguran telah meningkat. Pada September saja, pekerjaan berkurang hampir 160.000 pekerja. Kegiatan produktif anjlok. Ketakutan akan terjadinya resesi bukanlah mengada-ada. Prof Stiglitz yang bukan seorang market fundamentalistmengkhawatirkan lembaga keuangan AS lumpuh dan berhenti meminjamkan dana ke sektor riil. Ternyata, itu benar-benar terjadi.

***

Ekonomi Indonesia tidak terlepas dari krisis keuangan AS ini. Modal dan transaksi ekonomi dengan AS cukup aktif hidup dalam perekonomian Indonesia. Sebagai salah satu contohnya, Lehman Brother, yang utangnya mencapai USD 600 miliar, menyatakan diri bangkrut. 

Bukan rahasia lagi, Lehman Brother banyak berinvestasi di perusahaan-perusahaan besar Indonesia. Akibat langsung kita saksikan, saham-saham perusahaan-perusahaan Indonesia yang terkait dengan Lehman Brother anjlok jauh di atas rata-rata anjloknya saham-saham di Indonesia.

Ada yang bilang, modal asing jangka pendek di Indonesia sekitar USD 50 miliar. Karena itu, kita harus mewaspadainya jangan sampai terjadicapital outflow terlampau besar, perlu diciptakan kesempatan beneficial-nya. 

Ekspor sejak Agustus menurun dan impor merajalela. Kita harus hemat devisa. Dana-dana kita di luar negeri harus kita pantau agar tidak terbekukan oleh kontrol devisa atau kemandekan ekonomi luar negeri. 

Pengetatan kontrol devisa kita berlakukan untuk menahan capital outflowCapital inflow kita dorong tanpa kelewat mencurigainya sebagai pencucian modal. Negara-negara lain melakukannya. 

Rezim devisa bebas bukan zamannya lagi. Dalam keadaan apa pun, itu sangat potensial merugikan kepentingan nasional, bahkan bisa menjadi sumber malapetaka.

Yang utama, pasar domestik dan daya beli rakyat harus dipelihara. Pasaran domestik kita luas, yang oleh luar negeri saja diincar, perlu kita andalkan demi kemandirian. Proses produksi dalam negeri perlu dilindungi. 

Jangan biarkan barang-barang murah dari luar negeri, karena banting harga atau kompetisi tajam, menjadi pembunuh sektor produksi nasional. Contohnya, jangan biarkan tekstil murah bermotif batik dari Tiongkok dibiarkan membunuh usaha perbatikan Indonesia. 

Pengutamaan produk dalam negeri harus kita tegakkan. Artinya, janganlah para importer Indonesia asal impor, kelewat mata duitan, dan mudah menjadi komprador asing, terdikte eksporter asing rekan dagangnya di luar negeri, lalu lupa kepentingan rakyat dan kepentingan nasional. Ekonomi rakyat yang menyelamatkan rakyat dari krismon 1992-2002 harus kita lindungi. Jangan gusuri PKL-PKL dan pasar-pasar tradisional.

Secara inkonvensional, ekspor harus kita tingkatkan. Kita amati situasi negara-negara tujuan ekspor, jangan sampai nantinya ada hambatan pembukaan dan pencairan L/C. Impor yang bersifat konsumtif kita batasi dengan berbagai cara, prioritasnya menyelamatkan pasar domestik.

Sudah saatnya kita mewaspadai gejala affluent society yang dicemaskan oleh Galbraith (sudah saya tulis di Jawa Pos 9/9). Affluency ini kita saksikan melalui iklan-iklan konsumsi supermewah di media-media massa Indonesia, yang semuanya berasal dari kredit finansial.

Penjaminan pemerintah Amerika Serikat sebesar USD 700 miliar banyak yang meragukan hasilnya. Penjaminan itu mirip dengan BLBI I dan BLBI II kita. Amerika boleh belajar dari Indonesia, untuk menghindari moral hazard ala Indonesia.

Catatan Akademis 

Menurut catatan akademis saya, sudah lima kali ditegaskan perlu diakhirinya pasar bebas (the end of laissez-faire). Kali pertama oleh John Maynard Keynes sendiri (1926); kedua oleh Polanyi (1944); ketiga oleh Myrdal, Galbraith dst (1957-1960); dan keempat oleh Kuttner, Thurow, Sen, Soros, Stiglitz dst (1990-2002). Intinya adalah pasar penuh kegagalan-kegagalan, terutama dalam mengatasi ketimpangan-ketim­pangan struktural. Hurwicz, Maskin, dan Myerson -ketiganya pene rima hadiah Nobel Ekonomi 2007- menjadi penegas kelima. Hatta juga sudah menegaskan hal ini (Krisis Ekonomi dan Kapitalisme, Batavia, 1934). 

Tetapi, mengapa setiap kali laissez-faire dihujat agar diakhiri, setiap kali laissez-faire muncul lagi, mengapa laissez-faire menjadi living legacy? Jawabnya jelas: kapitalisme dan neoliberalisme ekonomi hanya bisa hidup subur dalam pasar bebas, agar tetap perkasa sebagai predator terhadap negara-negara lemah ekonomi. 

Petaka finansial AS yang kemudian berubah menjadi petaka ekonomi tidak terlepas dari ideologi fundamentalisme pasar yang melekat pada Presiden Bush (meneruskan keyakinan Presiden Reagan), yakni pasar jangan diatur, percaya pada laissez-faire. Ternyata, sekarang laissez-faire sedang menampilkan wujud aslinya sebagai incapable market, penuh market failures

Sayang, di Indonesia masih saja ada yang justru ikut-ikutan makin menjadi neoliberalis yang mengabdi pada pasar bebas entah demi keyakinan apa, lalu bilang "sebaiknya BI tidak melakukan intervensi". 

Pemerintah negara-negara Eropa sedang berkoordinasi untuk menghadapi dampak krisis keuangan AS. Terlepas dari krisis di AS ini, tahun lalu negara-negara Amerika mendirikan Banco Del Sur untuk berdikari melepaskan ketergantungannya kepada IMF dan Bank Dunia. Indonesia mestinya kembali menghidupkan kepemimpinannya di ASEAN, meneruskan cita-cita mendirikan IMF-ASEAN.

Adalah awal yang baik Presiden SBY mengajak kita optimistis, Gubernur BI Boediono mengajak kita tidak panik, dan Menkeu Sri Mulyani mengadakan "rapat darurat", giat memantau situasi perekonomian global. Ya ini dulu, jangan juali BUMN, melanggar konstitusi, tidak untung malah buntung.

Sri-Edi Swasono , guru besar UI dan guru besar luar biasa UNAIR 

 

http://jawapos.com/

Tuesday, October 7, 2008

Produk Tekstil Asal RRT Membanjiri Pasar Tradiosional ?

Minggu lalu, saya jalan-jalan ke Pasar Johar, Semarang. Rencananya,
aku hendak membeli batik untuk ibuku di kampung halaman. Ketika tiba
di sana aku terkejut sekali. Yang kujumpai malah batik "made in China".

Masuknya batik buatan Cina yang membanjiri Jakarta bukanlah berita
baru. Tetapi kenyataan masuknya batik Cina ke sentra penjualan batik
lokal baru saya ketahui saat itu. Air mata saya menetes hari itu. Jika
batik Cina sudah sampai ke Pasar Johor, lalu bagaimana dengan
pasar-pasar lain. Bagaimana dengan nasib pengrajin kecil?

"Produk tekstil Cina ini berusaha meniru budaya tradisional asli
Indonesia," kata Ketua Paguyuban Pencinta Batik Indonesia Bokor
Kencono, Diah Wijaya Dewi. Dampak membanjirnya batik asal China ini
sudah dirasakan pengusaha batik yang biasa memasukkan produknya ke
pasar tradisional. "Salah satu pengusaha batik cap asal Pekalongan
sudah ditolak produknya untuk masuk ke Pasar Johar karena para
pedagang sudah memasok batik asal China ini," ujar wanita yang kerap
dipanggil Dewi Tunjung ini.

Suhartini, penjual batik di Pasar Johar mengakui, mendatangkan batik
Cina sejak Febuari dan langsung menyetop penjualan batik asal
Pekalongan dan Solo. "Soalnya bahannya lebih bagus, lebih murah, lebih
laku dan ketika dicuci tidak luntur" katanya.

Langkah Ke Depan

Potret di atas adalah salah satu gambaran permasalahan perlindungan
budaya di tanah air. Cerita ini menambah daftar budaya indonesia yang
diklaim oleh negara lain, seperti Batik Adidas, Sambal Balido, Tempe,
Lakon Ilagaligo, Ukiran Jepara, Kopi Toraja, Kopi Aceh, Reog Ponorogo,
Lagu Rasa Sayang Sayange, Kerajinan Perak Bali dan lain sebagainya.
Saya sadar bahwa diam tidak akan memberikan penyelesaian. Kita harus
bangkit dan melakukan sesuatu.

Kemarin saya mendengar tentang upaya perjuangan yang dilakukan IACI
www.budaya-indonesia.org. Saya tertarik dengan ide gerakan tersebut.
Beberapa kali saya melakukan korespondensi via email ke IACI. Saya
merekomendasikan kepada teman-teman untuk mendukung perjuangan
tersebut. Secara garis besar, ada tiga bentuk partisipasi yang dapat
kita lakukan.

Pertama, mendukung upaya perlindungan budaya Indonesia secara hukum.
Kepada rekan-rekan setanah air yang memiliki kepedulian (baik bantuian
ide, tenaga maupun donasi) di bagian ini, harap menggubungi IACI di
email: office@budaya-indonesia.org

Kedua, mendukung proses pendataan kekayaan budaya Indonesia.
Perlindungan hukum tanpa data yang baik tidak akan bekerja secara
optimal. Jadi, jika temen-temen memiliki koleksi gambar, lagu atau
video tentang budaya Indonesia, mohon upload ke situs PERPUSTAKAAN
DIGITAL BUDAYA INDONESIA, dengan alamat www.budaya-indonesia.org. Jika
Anda memiliki kesulitan untuk mengupload data, silahkan menggubungi
IACI di email: office@budaya-indonesia.org

Ketiga, melakukan kampanye secara online. Saya memohon bantuan
rekan-rekan untuk mendukung perjuangan ini di dunia maya. Misalnya
dengan menyebarkan pesan ini ke email ke teman, mailing-list, situs,
atau blog, yang Anda miliki. Mari kita selamatkan budaya Indonesia
mulai dari komputer kita sendiri.

- Ayu Nata Pradnyawati