Tuesday, April 10, 2007

Pukulan Dua Setengah Kancing IPDN

IPDN punya tradisi pukulan setengah kancing, dimana posisinya kira-kira adalah di Ulu Hati. Apakah ada tempat lain yang mempunyai tradisi itu ?

Teman saya dari BPLP / P3B, sekitar tahun 97-99 , pernah bercerita tentang hal itu di sekolahnya. Jadi si Junior dipanggil oleh Seniornya, kemudian diberi tutup mata. Bila si Junior masih mengeraskan perutnya, maka ditunggu. Setelah si Junior mengambil nafas, artinya bagian perutnya lembek, maka barulah Pukulan dua setengah kancing ini dilancarkan.Mengenai Tendangan terbang sehingga Junior terpelanting jauh ke belakang juga ada.

Mengapa Junior diam saja dihajar? Karena junior punya ketakutan, apabila melawan Senior maka bisa di black list oleh para Senior2 angkatan yang dulu2 sehingga tidak bisa Melayar / Berlaut.
Apakah semua dihajar ? Saya tidak tahu mengenai hal ini, tapi memang temen saya ini agak bandel, jadi sering mencuri2 kesempatan keluar asrama.

Dari data ini kita melihat dua sekolah yang berjauhan, IPDN dan BPLP (Pelayaran) punya budaya yang mirip, yaitu pukulan dua setengah kancing. Apakah ada sekolah lain yang mempunyai ? Saya kira pasti ada.

Saya pernah mendapatkan Latihan Dasar Militer, di Pusat Latihan Tempur, Ranting Induk Infanteri Klaten, di situ tidak kelihatan adanya pendidikan seperti itu atau yang menjurus ke arah itu.
Ketika saya berlatihdi Perguruan Naga Jati (Silat), memang ada bentuk pukulan2 seperti itu. Namun sebelumnya dilatih pernafasan untuk mengeraskan otot, yaitu otot perut, ulu hati, leher, kepala, punggung , (tidak ada mengeraskan bagian kemaluan).

Nah bila pukulan di IPDN itu memang sudah pernah ada latihan pengerasan otot, mungkin tidak apa2, tetapi kalo memang dicari pada saat lemahnya, seperti pada kasus BPLP, maka bisa menyebabkan kematian. Cuman saya mungkin belom pernah mendengar kabar tentang kematian akibat pukulan di BPLP.

Memang yang namanya dunia, tidak terlepas dari premanisme. Termasuk dalam menjabat suatu jabatan, adakalanya mendapatkan teror dari para preman ( legal maupun ilegal). Ini yang digunakan sebagai alasan oleh praja IPDN. Sedangkan di lautpun, kita temui banyak sekali (semakin banyaknya) Bajak Laut, ini pula yang menjadi alasan BPLP untuk memasukkan pemukulan dalam pendidikannya ( hubungan Senior - Junior maksudnya).

Seyogyanga memang pelatihan untuk memperkuat fisik merupakan tanggung jawab pribadi, jadi betul apabila Presiden melakukan demiliterisasi di dunia pendidikan. Artinya bila pribadi masing2 perlu memperkuat diri, bisa mengikuti pelatihan2 khusus / bela diri.

7 comments:

Yudo Poerwoko said...

Pendidikan dengan kekerasan hanya akan melahirkan kekerasan yang lainnya.. Pendidikan harus dibangun dengan jiwa yang bersih..jiwa yang menghargai nilai-nilai kemanusiaan..

salamku : http://pramesiku.blogspot.com

Anonymous said...

saya tertarik dengan perguruan silat naga jati mengenai teknik pernapasannya. kalau berkenan mungkin bisa memberitahukan dimana website dan tempat latihan dijakarta atau ada buku2 keluaran naga jati

-ariko.putranto@yahoo.com

Sonny said...

Padepokan pusat Naga Jati ada di klirong, Jatimalang, Kebumen... Perguruan pernah besar di Semarang, Lampung dan di Jakarta untuk pengawal khusus dan BATAN, untuk teknik pernafasan, sangat riskan cidera bila dilatih tanpa supervisi yang ketat, dan tahapan yang ditetapkan, Naga Jati mempunyai beberapa kelas pelatihan, Kelas Silat (jurus dan pengkaderan atlit), Luar Biasa (seni pernafasan dan Spiritualitas), Manggala (seni pernafasan lansia, spiritualitas dan penyembuhan), untuk detail bisa konfirmasi, semoga dapat membantu, salam perguruan.

Sonny said...

sonny_adya@yahoo.com
Naga Jati Semarang

Anonymous said...

Setahu saya PSBPS Naga Jati di kebumen sekarang untuk bagian silat dan pernafasan sudah tidak aktif lagi karena tidak ada pelatih lagi. Buktinya ranting2 disekolah maupun umum sudah tidak ada lagi. yang ada sekarang, pelatihan untuk para orang tua dengan paketan. mulai dari 500an ribu ke atas. boleh saja setiap orang ikut asal sehat dan membayar. Selama ini silat dan pernafasan cenderung gratis. kalo pun bayar jumlahnya tidak seberapa. Paketan itu adanya di padepokan pusat atau tempat-tempat sesuai pesanan. Jadi ya...boleh dibilang naga jati hampir mati suri. Saya turut prihatin tapi tidak bisa berbuat apa-apa.

Anonymous said...

naga jati masih eksis. Memang untuk silat di sekolah2 ditutup dengan pertimbangan2 tertentu.
Daripada nyari kabar di luar, kenapa tidak ke pusat menanyakannya? Jadi lebih jelas. Nuwun.

Fransiskus widodo said...

kasih tahu enggak za