Saturday, April 21, 2007

Ditemukan Bukti Baru Danau Purba Borobudur

Jumat, 20 April 2007 - 18:49 wib


YOGYAKARTA, JUMAT--Guru besar Fakultas Geografi
Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Prof Sutikno
bersama mahasiswanya, Helmy Mulyanto MSi berhasil
menemukan bukti baru yang menguatkan hipotesis bahwa
danau purba Borobudur telah terbentuk sejak masa
Pleistosen (zaman prasejarah).
"Berdasarkan hasil analisis palinologi terhadap
sedimen batu lempung berwarna kecoklatan di sekitar
Candi Borobudur ditemukan beberapa fosil tumbuhan
komunitas danau bagian atas yang berasal dari zaman
Pleistosen," kata Helmy Murwanto saat menyampaikan
hasil penelitian mereka dalam "First International
Symposium on Borobudur Cultural Landscape Heritage"
yang diselenggarakan UNESCO di Yogyakarta, Jumat.
Dia mengatakan, para ahli sepakat menyimpulkan bahwa
Candi Borobudur dibangun di atas dataran tinggi yang
berada di tengah-tengah danau, yang menggambarkan
bunga teratai di tengah telaga sebagai perwujudan
tempat kelahiran Sang Budha.
Namun, kata dia, hingga saat ini masalah waktu
terbentuknya danau purba yang pernah mengelilingi
Candi Borobudur tersebut masih menjadi perdebatan di
kalangan para ahli.
Beberapa ahli meyakini danau tersebut merupakan danau
bentukan akibat letusan kuat Gunung Merapi pada 1006 M
yang menyebabkan terbendungnya Sungai Progo karena
bagian puncaknya merosot ke arah barat daya (Kedu
selatan).
"Sedangkan pandangan yang lain mempercayai bahwa danau
tersebut telah ada sejak zaman prasejarah, jauh
sebelum Candi Borobudur dibangun," katanya.
Menurut Helmy, penemuan ini menjadi sebuah terobosan
baru yang mematahkan beberapa penelitian sebelumnya
yang tidak menemukan fosil tumbuhan komunitas danau di
sekitar bangunan candi.
Tentunya, hasil penelitian ini masih perlu
dikembangkan dengan penelitian lanjutan guna
menyempurnakannya. "Berubahnya danau menjadi daratan
yang mengelilingi candi saat ini dikarenakan seringnya
tumpukan material letusan Gunung Merapi mengendap di
danau yang lambat laun mengakibatkan danau menjadi
kering," kata Helmy. (ANTARA/AWE)

No comments: