Friday, January 5, 2007

Simpang Siur tentang jatuhnya ADAM AIR

Dari: kalamdari
Tanggal: 2007 Jan 4 21:04
Judul: [jurnalisme] SKANDAL - Re: Adam Air di Sulsel


Halo ces Bahar. Senangku' bisa baca Laporan Khusus Fajar ini. Paling
tidak, laporan ini termasuk di antara sedikit laporan yang bisa
memperterang urusan tersebarnya kabar bohong pesawat Adam Air. Tapi
ada beberapa hal yang saya kurang paham dari laporan Fajar di bawah
ini. Mungkin kau ces, atau teman-teman Fajar yang standplatz di
Sulawesi Barat, bisa memperterang masalah ini:

1. Sepemahamanku dari berita Fajar, informasi awal soal "lokasi
jatuhnya" pesawat Adam Air berawal dari seorang warga bernama Abu
Haris. Dia "mendengar suara pesawat yang terbang rendah" disusul
"suara ledakan bersamaan hilangnya suara pesawat" di seputaran
Rangoan. Dia lalu melapor ke Kepala Desa Muh. Nasir. Yang terakhir
"melanjutkan informasi" itu ke Kepala Polisi Resort Polewali-Mandar (Polman) AKBP Sukria
Gaos.

2. Nasir menelpon ke telepon seluler Gaos pada Selasa pagi. Saat itu,
Gaos sedang berada di rumah jabatan Bupati Polewali-Mandar, Ali Baal.
Dari komunikasi ini lah, Gaos dan Ali mendengar kabar ada masyarakat
Rangoan yang menemukan pesawat jatuh berikut "jumlah korban tewas 90
orang dan 12 yang selamat."

3. Gaos dan Ali lalu mengabarkan informasi yang baru mereka dengar itu
ke Gubernur Sulawesi Barat, Anwar Adnan Saleh. Saat itu, Adnan Saleh
lagi menunggu kedatangan Menteri Koperasi Suryadharma Ali. Yang
terakhir sedianya meyerahkan Daftar Isian Proyek Tahun 2007. Setelah
mendengar kabar ini, "acara penyerahan DIPA yang diserahkan langsung
oleh Menteri Koperasi dan UKM Suryadharma Ali dipercepat. Gubernur dan
menteri serta Kapolda Sulsel langsung menuju lokasi jatuhnya pesawat
seperti yang diinformasikan oleh kapolres tadi."

Betul sampai di sini, ces?

Nah, yang saya tidak paham itu kalau empat poin itu disandingkan
dengan keterangan Panglima Kodam VII Wirabuana, Mayjen TNI Arief Budi
Sampurno, di sembilan peragraf terakhir.

Arief bilang serdadunya telah mengecek informasi ke Kepala Desa
Rangoan Muh. Nasir. Hasilnya: Nasir menolak disebut sebagai sumber
informasi. Keterangan Arief kemudian: "Kepala desanya bilang,
bagaimana mau melaporkan soal jatuhnya pesawat. Sementara di
kampungnya tidak ada signal telepon seluler. Ia juga mengaku tidak
tahu-menahu soal pesawat Adam Air yang dikabarkan jatuh itu."

Sementara itu, Wartawan Fajar yang datang ke Rangoan mendapati Abu
Haris "hanya kebingungan". Tapi, dia bilang memang ada "mendengar
suara pesawat terbang rendah lalu lenyap seketika."

Kesulitanku adalah bagaimana mengawinkan dua bongkahan informasi itu.

1. Jika Abu Haris "bingung" soal informasi pesawat jatuh itu,
sementara Nasir, seperti keterangan Arief, justru menihilkan
kemungkinan dia menelpon Gaos pada Selasa pagi, lalu siapa sebenarnya
yang menelpon ke HP Gaos?

2. Keterangan Abu Haris saat bertemu Fajar mirip-mirip dengan kabar
burung yang akhirnya sampai ke telinga Gubernur Andan Saleh. Bedanya:
pada yang terakhir ada tambahan "terdengar suara ledakan bersamaan
hilangnya suara pesawat."

3. Oh iya, ada keterangan Gubernur Sulawesi Barat, Anwar Adnan Saleh
di Fajar edisi 4 Januari. Di berita itu, Adnan Saleh menduga
penyebaran "informasi keliru" seputar jatuhnya Adam Air di wilayah
Polman punya "maksud-maksud tertentu", antara lain menggagalkan
prosesi penyerahan "bantuan DIPA". Anwar bilang "munculnya informasi
yang keliru itu berawal dari Kapolres Polman". Dia bilang menyesal
karena "langsung percaya" sama Gaos. "Katanya, informasi itu sudah A1
(akurat) karena sumbernya dari Kepala Desa Rangoan."

3. Adakah reporter Fajar telah bertemu Kapolres AKBP Sukria Gaos? Apa
hasilnya? Bagaimana gosip-gosip di lapangan seputar konflik lokal
terkait penyerahan DIPA, seperti yang disebut Gubenur Adnan Saleh?

4. Satu lagi ces: apa sebenarnya itu DIPA? Berapa total nilainya?

Itu dulu sementara ini, teman. Saya menunggu balasmu. Salam,

Alfian Hamzah

--------------------------------------

LAPORAN KHUSUS FAJAR, 03 Jan 2007
Abu Haris, Sumber Informasi Bohong Itu

* Pangdam Nilai Menyesatkan

MAJENE--Lokasi jatuhnya pesawat Adam Air yang sebelumnya dikabarkan di
daerah Rangoan, Kecamatan Matangnga, Kabupaten Polman, Sulbar,
ternyata membuat jutaan orang tertipu. Bahkan, ratusan orang yang
terdiri atas personel TNI, Polri, Basarnas, PMI, masyarakat serta
wartawan, sempat ke hutan Matangnga yang masih "perawan" itu. Namun,
hingga pukul 18:00 Wita, kepastian lokasi jatuhnya pesawat nahas belum
ditemukan sama sekali.

Kapolda Sulsel Irjen Pol Aryanto Boedihardjo, masih berada di
Matangnga hingga malam tadi mengikuti perkembangan pencarian yang
terus diupayakan. Kepada wartawan, Kapolda mengatakan masih menunggu
informasi dari tim yang dikerahkan mencari lokasi yang diperkirakan
tempat jatuhnya Adam Air, di sekitar pegunungan atau kawasan hutan
Matangnga. "Kita masih menunggu informasi dari tim yang naik ke
gunung, masuk ke hutan melakukan pencarian," katanya di Dusun
Ringinan, lokasi yang diperkirakan paling dekat dengan lokasi jatuhnya
pesawat Adam Air, pukul 17:30 Wita

Lalu, dari mana sumber informasi yang membuat banyak orang tertipu
itu? Seperti diketahui, informasi lokasi kecelakaan Adam Air
diberitakan di wilayah Desa Rangoan, yang terletak 35 kilometer dari
jalan poros Polewali-Majene, atau berjarak kurang lebih 60 kilometer
dari Polewali. Dikabarkan, kecelakaan pesawat Boeing 737 itu
menyebabkan 90 orang tewas dan 12 orang lainnya hilang. Informasi itu,
telah menjadi konsumsi publik sejak Selasa pagi, kemarin.

Dirilis Gubernur Sulbar Anwar Adnan Saleh berdasarkan laporan dari
Kapolres Polmas AKBP Sukria Gaos dan Bupati Polman Ali Baal.
"Informasi yang sudah tersebar mengenai lokasi jatuhnya pesawat Adam
Air di sekitar daerah ini (Rangoan), masih terus dicari. Kita tunggu
laporan dari usaha yang sedang kita lakukan sekarang," jelas Gubernur
Sulbar, senada dengan penjelasan Kapolda Sulsel.

Kapolda Sulsel dan Gubernur Sulbar tidak membantah informasi yang
beredar sebelumnya, bahwa Adam Air ditemukan jatuh di daerah
pegunungan Rangoan. Menurut Andan Saleh, informasi itu berawal dari
seorang warga Rangoan bernama Abu Haris yang mengatakan bahwa Senin 1
Januari sekitar pukul 16:30 Wita, ia mendengar suara pesawat yang
terbang rendah di daerah itu. Namun, beberapa saat kemudian, terdengar
suara ledakan bersamaan hilangnya suara pesawat. Dengan dasar itu, Abu
Haris menyampaikan kepada Kepala Desa Rangoan Muh Nasir. Selanjutnya,
Nasir melanjutkan informasi itu kepada pihak kepolisian. Kapolres
Polmas AKBP Sukria Gaos yang menerima laporan tersebut melalui
handpone saat berada di rumah jabatan Bupati Polman, Selasa 2 Januari
sekitar pukul 08:30 Wita, bersama Bupati Polman Ali Baal langsung
memberitahukan informasi tersebut. Termasuk, kepada Gubernur Sulbar
Anwar Adnan Saleh yang sedang menunggu kedatangan Meneg Koperasi dan
UKM Suryadharma Ali untuk penyerahan DIPA Tahun 2007.

Gubernur Sulbar, kemudian menyampaikan informasi itu kepada berbagai
pihak, termasuk media massa. Ia menyebutkan bahwa Adam Air telah
ditemukan dan jatuh di daerah Rangoan, Kecamatan Matangnga.

Sebanyak 90 orang ditemukan tewas dan 12 orang masih dicari. Atas
dasar itu, Kapolres Polmas bersama Dandim 1402 Polmas Letkol Kav Ahmad
Riad melaporkan kepada atasan masing-masing, lalu segera mengerahkan
pasukannya menuju Matangnga. Bupati Polman pun memerintahkan
jajarannya mempersiapkan upaya evakuasi para korban. Pencarian
dilakukan selama kurang lebih lima jam sejak pukul 14:30 Wita di
daerah Rangoan, dengan menyisir hutan belukar di wilayah tersebut.
Tapi, belum ada tanda-tanda sama sekali. Pesawat helikopter TNI AU
terus-menerus pula melakukan pemantauan dari udara mengitari lokasi
yang diperkirakan tempat jatuhnya pesawat.

Gubernur Adnan Saleh, mengatakan usaha pencarian akan terus dilakukan
hingga paling tidak tiga hari. "Kita akan mengerahkan semua kekuatan
untuk pencarian. Paling tidak, dalam waktu tiga hari kita akan
melakukan upaya maksimal untuk memastikan soal Adam Air ini," jelasnya.

Hal senada diungkapkan Kapolda Aryanto Boedihardjo. "Yang kita lakukan
sekarang adalah pencarian, berdasarkan informasi awal yang kita
terima. Nanti akan kita berikan informasi setiap perkembangan, sampai
ada kepastian betul-tidaknya pesawat Adam Air jatuh di sekitar wilayah
ini dalam waktu tiga hari," tandasnya.

Kedua pejabat ini, secara implisit mengakui terjadinya distorsi
informasi yang telah menyebar kepada publik. "Iya, kami memang
memberikan informasi keluar karena ada laporan dari Kepala Desa kepada
Kapolres bahwa masyarakat sini telah menemukan pesawat jatuh, sampai
menyebut jumlah korban tewas 90 orang dan 12 yang selamat," katanya.

Di Ringingan, Rangoan, ada beberapa pejabat selain Kapolda Sulsel dan
Gubernur Sulbar. Seperti, Hadi Jamal, anggota DPR RI, Ketua DPRD
Sulbar Hamzah Hapati Hasan, Danrem 142 Tatag Kolonel Kav Mustofa,
Kapolwil Parepare Kombes Genot Haryanto.

Pencarian dilakukan dengan mengerahkan sejumlah tim yang menyebar dan
menyisir hutan belukar. Petugas cukup kesulitan karena fasilitas
komunikasi sama sekali tidak ada yang bisa difungsikan. Signal telepon
sama sekali tidak ada. Jalanan ke Rangoan sangat memprihatinkan.
Menuju ke sana, dengan kendaraan bermotor roda empat selama 5-6 jam,
itupun dengan jenis mobil khusus yang memiliki handle, namun belum
bisa sampai di desa yang diperkirakan tempat jatuhnya pesawat.

Harus ditempuh dengan berjalan kaki selama lima jam. Pejabat yang tiba
di lokasi, terpaksa menggunakan sepeda motor. Beberapa anggota DPRD
Sulbar, Polman dan Mamasa, masih berada di Rangoan hingga malam tadi.

Saat wartawan Fajar meninggalkan Desa Rangoan pukul 19:00 Wita malam
tadi, para petugas TNI, Polri, Tim SAR, PMI dan berbagai pihak lainnya
terus berdatangan. Abu Haris, yang dicoba dikonfirmasi soal laporan
yang disampaikan kepada Kepala Desa Rangoan, hanya kebingungan. Tapi,
dia mengaku mendengar suara pesawat terbang rendah lalu lenyap seketika.

Begitupun Kepala Desa Muh Nasir, tutup mulut kepada wartawan. Dia
terlihat sibuk mengatur warganya melakukan pencarian.

Di Posko yang langsung dibentuk di desa itu, Dinas Kesehatan dan PMI
telah melakukan pula persiapan, seperti penyiapan obat- obatan dan
peralatan lain. Basarnas telah menyiapkan juga kantong mayat yang
sewaktu-waktu langsung dibawa ke lokasi kalau betul pesawat Adam Air
ditemukan.

Sekitar pukul 17:30 petang, kemarin, Lettu Muslidan dari Lantamal IV,
di Rangoan mengutip Radar Singapura yang menyebutkan perkiraan tempat
jatuhnya pesawat Adam Air pada kordinat 03.13.57 LS, 119.09.07 BT.
Titik dimaksud, diperkirakan di sekitar daerah antara perbatasan
Kecamatan Matangnga-Kecamatan Tutar, kurang lebih empat mil arah barat
dari Rangoan pada ketinggian 200 DPL. Tapi, kabar baru itu belum dapat
dikonfirmasikan lebih lanjut.

Pencarian lebih lanjut, direncanakan Rabu pagi ini. Selain di daerah
tersebut, juga di sekitar Rantepao dan Majene.

Sementara itu, Panglima Kodam VII Wirabuana, Mayjen TNI Arief Budi
Sampurno, menegaskan, informasi mengenai lokasi jatuhnya pesawat Adam
Air di Polewali Mandar adalah informasi bohong dan menyesatkan. Arief
mengaku sangat menyesalkan sumber informasi bohong itu.

Menurut Arief, pihaknya telah memerintahkan anak buahnya untuk
mengecek informasi lebih detail di lapangan. Kepala desa yang disebut
menjadi pelapor, juga telah ditemui. Namun, kepala desa tersebut
membantah sebagai sumber informasi.

"Kepala desanya bilang, bagaimana mau melaporkan soal jatuhnya
pesawat. Sementara di kampungnya tidak ada signal telepon seluler. Ia
juga mengaku tidak tahu-menahu soal pesawat Adam Air yang dikabarkan
jatuh itu," jelas Pangdam mengutip kepala desa yang dimaksud.

Pangdam mengaku tetap memerintahkan aparat TNI untuk membantu
melakukan pencarian. Namun, hingga kini aparat masih mengalami
kesulitan karena titik jatuhnya pesawat hingga malam tadi belum bisa
dideteksi.

Sumber : (tim)

http://www.fajar.co.id/news.php?newsid=31516

------------------

Anwar: Tangkap Pelaku Teror Informasi
(04 Jan 2007, 230 x , cetak, Komentar)

MAMUJU--Gubernur Sulbar, Anwar Adnan Saleh meminta petugas agar
menangkap pelaku yang sengaja melakukan teror informasi. Pelaku yang
dimaksud Anwar adalah orang yang menyebarkan berita bohong terkait
ditemukannya Adam Air di Polman.
Sebelumnya, dikabarkan bahwa pesawat Adam Air telah ditemukan di Desa
Rangoan, Kecamatan Matangnga, Kabupaten Polman. Bahkan, informasi itu
menyebutkan kalau 90 orang tewas dan 12 korban belum ditemukan. Namun,
informasi itu, ternyata menyesatkan.

Karena itu, kader Partai Golkar ini meminta pihak kepolisian agar
segera mencari pelaku yang memberikan informasi sesat tersebut. "Ini
adalah teror informasi yang dilakukan orang-orang tertentu. Hal ini
tidak bisa dibiarkan. Pelaku harus ditangkap," tegas Anwar saat
ditemui di ruang kerjanya, kemarin.

Anwar yang juga mantan anggota DPR RI itu menduga, pelaku yang
menyebarkan informasi keliru itu memiliki maksud-maksud tertentu.
Salah satunya, sebut dia, menggagalkan penyerahan bantuan DIPA. Selain
itu, informasi yang kini marak di Sulbar bahwa teror informasi itu
bertujuan menciptakan suasana yang tidak kondusif.

Anwar menambahkan, kronologis munculnya informasi yang keliru itu
berawal dari Kapolres Polman. Dia mendapat informasi Kapolres pada
Selasa pagi, sekitar pukul 08.00 Wita.

"Katanya, informasi itu sudah A1 (akurat) karena sumbernya dari Kepala
Desa Rangoan. Saya pun langsung percaya," akunya, kecewa.

Sehingga, saat dia ditelepon Wakil Presiden HM Jusuf Kalla, Anwar pun
menyampaikan informasi itu. Termasuk kepada para wartawan dari
berbagai media.

Bahkan, sejak munculnya informasi tersebut, acara penyerahan DIPA yang
diserahkan langsung oleh Menteri Koperasi dan UKM Suryadharma Ali
dipercepat. Setelah itu, gubernur dan menteri serta Kapolda Sulsel
langsung menuju lokasi jatuhnya pesawat seperti yang diinformasikan
oleh kapolres tadi.

Hanya saja, saat sudah tiba di lokasi yang dimaksud, ternyata bangkai
pesawat Adam Air yang dimaksud tidak ada. Dia pun langsung memanggil
kepala Desa Rangoan, tapi sang kades ternyata juga membantah adanya
informasi itu.

Menurut Gubernur, hingga siang kemarin, Tim SAR gabungan masih terus
melakukan pencarian di sekitar Kecamatan Matangnga. Bahkan ada juga
yang sudah sampai ke wilayah Kecamatan Mambi, Kabupaten Mamasa.

Anwar juga menuturkan, pihaknya saat ini masih terus mengimbau para
bupati, aparat keamanan TNI/ Polri dan masyarakat setempat agar terus
mencari bangkai pesawat Adam Air yang diperkirakan jatuh di wilayah
Sulbar.

"Kita sudah sepakat dengan para Tim SAR untuk melakukan pencarian
selama tiga hari terlebih dahulu. Kalau belum ada hasil, baru kita
melakukan evaluasi untuk mencari di daerah lain," kuncinya.

http://www.fajar.co.id/news.php?newsid=31569

No comments: