Wednesday, July 20, 2005

IGOS, OpenCommunity, OpenResource: Membangun peradaban ICT Indonesia

Proyek IGOS telah lama dicanangkan oleh Kominfo dan telah memulai langkahnya dengan mengeluarkan Waroeng IGOS.
Sebenarnya Indonesia bisa meningkatkan akselerasi pembangunan ICT dengan cara bahu-membahu, mengambil keberhasilan Open Community membangun sistem Linux yang seperti sekarang ini. Sangat jauh berbeda ketika saya mengalami Linux pada tahun 1995 bila dibandingkan dengan kemajuan pesat Linux saat ini.

Apa yang diperlukan untuk membangun lompatan / revolusi ICT Indonesia? Sebagian yang terlintas di benak saya adalah:

1. Masyarakat ICT Indonesia membutuhan tidak hanya Open Source saja, melainkan lebih banyak ke arah Open Resource. Kita dapati di Industri Piranti Lunak istilah: Best Practices.
Berapa banyak waktu yang harus diinvestasikan untuk mempelajari teknologi baru? Kita memerlukan ‘Best practise’ orang-orang yang telah berpengalaman di bidangnya, sehingga kita bisa langsung melanjutkannya.
Banyak di masyarakat kita kesulitan untuk mendapatkan RoadMap / Path yang benar dalam mempelajari teknologi, meskipun Internet telah di ‘gelar’ ,karena memang hasil penelitian bersifat propietary.
Menilik ke konsep bahwa Pengetahuan Milik Semua Orang, kita perlu men-share pengetahuan / hasil penelitian kita, apapun itu, sekecil apapun itu.

Apakah kita khawatir mata pencaharian kita berkurang karena competitor kita mengetahui teknologi yang kita share? Come on ! Kita akan jauh mendapatkan lapangan pekerjaan jika ICT Indonesia melesat. Berapa banyak kebutuhan teknologi di masyarakat, swasta maupun pemerintah bila semuanya sudah ‘melek’ ICT.

Hal lain yang muncul di benak saya adalah bagaimana China membangun jaringan ber bandwith Gigabyte antar Lembaga pendidikan, University.
Mungkin di Indonesia sudah mulai dibangun jaringan antar universitas, tapi itu saya kira masih kurang. Bayangkan jika jaringan antar universitas ini minimal berbandwith 100 Mbps saja. Jika jaringan ini bisa menjadi BackBone network di Indonesia akan sungguh memberikan ke masyarakat perluasan informasi. Sebagian besar penggunaan Internet di masyarakat Indonesia ini adalah interaksi di lingkungan lokal, maka hal terbaik adalah membangun backbone tersebut.

2. Membangun Open Community itu sendiri. Coba kita bayangkan adanya seperti pam swakarsa (keamanan), wajib militer (militer), dokter PTT (kesehatan), bagaimana dengan ICT ini? Mungkin sudah saatnya untuk tiap praktisi ICT menyumbangkan hasil pikirannya.


3. Pemerintah bisa memberikan iklim kondusif untuk men-drive Open Resource, Open community ini. Untuk trigger awal Waroeng IGOES sudah diluncurkan pada event yang cukup tepat. Langkah selanjutnya adalah memfasilitasi membangun Open Research, dimana hal ini pemerintah bisa mendapatkan manfaat langsung, yang bisa berupa pembangunan piranti lunak Open Source untuk kebutuhan pemerintahan, mungkin mirip dengan pemerintah Perancis.

4. Sumber Dana ? Sudah saatnya masyarakat kalangan atas / ‘the have’ , yang mempunyai dana lebih [sesuai konsep ‘survival of the fittest’], daripada hanya mencoba me-loundring money-nya, mengapa tidak kita mulai beramal, membangun negara Indonesia tercinta ini? Cobalah membuat hidup kita berarti dengan tidak hanya menghamburkan-hamburkan dana [sebab konsep uang hanyalah gagasan, kadang dalam suatu perjalanan bisnis, kita tidak tau uang itu pergi kemana, ambil hikmahnya ketika Soros mengambil uang kita, siapa yang merasa kehilangan? Soalnya kita tidk tau kalo uang kita telah dicuri]. Mari kita bangun negara tercinta Ini.

Keuntungan lain dari kita memperkuat Industri ICT ini adalah : kita bisa menjual teknologi kita ini untuk menggantikan jualan kita yang sekarang, BBM [ supaya kita nggak perlu jualan BBM lagi].

Jelas tulisan ini masih banyak memerlukan pertimbangan, ada tanggapan ?

[bagusalfa@gmail.com]

3 comments:

Anonymous said...

Sayang isinya kebanyakan tidak membumi dan cuma konsep. Konseptor di Indonesia cepek dapet seribu orang.
Apalagi dibumbui dengan point empat (4) yang useless dengan tone dengki dan irinya.
Kalau memang ada program dan perencanaannya dan hasil balik yang jelas, ya pasti orang mau invest.

gimana mulai dengan yang lebih riil. misal: Wajibkan semua skripsi, thesis S2 & S3, dibuat dengan komputer (sekarang juga sudah banyak kan) dan wajib diserahkan dalam 3 format. DOC, PDF, TXT. Paling tidak start dari PT negeri.
ISP wajib menghost file-file ini dan menyediakan fungsi search standard untuk file txt-nya.

Anonymous said...

cukup menarik yg anda berikan semangat, tinggal bgmn di dorong hal tsb di kota semarang? dimana anda tinggal, bisa di pakai sbg percontohan kota lain; knp tidak kita mulai semarang sbg kota software...?

Anonymous said...

:)