Friday, May 27, 2005

--- Dani Firman Syah > wrote:
> Ini hanya sekedar ide dan bisa di realisasikan if
> kita
> semua dan seluruh komunitas bisa saling bekerja
> sama.
>
> Idenya adalah bersama-sama, gotong royong membangun
> satu gerakan nasional yang di sebut dengan Gerakan
> Nasional Open Source (GNOS). Gerakan ini tidak hanya
> sekedar berbicara soal konsep opensource saja tapi
> juga di fokuskan kepada pembentukan tim-tim khusus
> seperti "Tim Development Open Source" yang tugasnya
> adalah memberikan solusi baik dengan membuat
> aplikasi
> open source, instalasi devel open source hingga
> pengaplikasian open source di perusahaan2 dan
> lembaga2
> pendidikan baik yang semi bisnis maupun non bisnis
> di
> "level development". Kemudian tim lainnnya adalah
> "Tim
> Distribusi Open Source" yang tugasnya adalah
> sosialisasi ke komunitas, perusahaan dan masyarakat
> tentang produk2/aplikasi open source yang sudah di
> bentuk dalam distro maupun aplikasi terpaket yang di
> support penuh baik dalam hal maintenance maupun
> instalasi oleh satu tim lagi yang di sebut dengan
> "Tim
> Support Open Source".
>
> Soal dana? tentunya kalau kita mau gotong royong
> kita
> bisa mendapatkan dana dari komunitas,
> pemerintah/IGOS?, maupun perusahaan2 yang peduli dan
> ingin menggunakan aplikasi opensource secara
> maksimal
> atau masyarakat pengguna opensource. Ini hanya ide
> yang mungkin bisa kita bangun untuk mengurangi
> ketergantungan terhadap aplikasi2 berbayar,
> setidaknya
> belajar juga untuk mulai tidak menggunakan
> barang2/aplikasi bajakan. Dan saya pikir perusahaan2
> games di Indonesia bisa bekerja dengan tim GNOS
> (development) untuk bekerja sama baik dalam hal dana
> maupun pengetahuan dan skill supaya
> aplikasi-aplikasi
> games milik mereka bisa jalan di OS open source.
>
> Mudah-mudahan secuil ide ini bisa membangkitkan
> Indonesia dan membawa Indonesia kepada kehidupan
> bangsa yang mandiri dan tidak ketergantungan.
>
> Salam,
> DNF

 Posted by Hello

Tuesday, May 24, 2005

Polytechnic Computer Club

Silsilah ketua PCC dari masa ke masa
mohon dikoreksi:

Ketua 2004/2005 A Dayat (LT 2003)
Ketua 2003/2004 Kusvianto (LT 2002)
Ketua 2002/2003 A Rifai (TC 2002)
Ketua 2001/2002 Dedi Gunawan (TC 2000)
Ketua 2000/2001 Agung CW (ME 99)
Ketua 1999/2000 Prono Sudiro (TE 98)
Ketua 1998/1999 M Alinasri (EL 97)
Ketua 1997/1998 Wawan (EC 95)
Ketua 1996/1997 Imam (ME 94)
..
..
Ketua 1993/1994 Aswan Eka Putra (EC 91)
Ketua 1992/1993 Alpha Bagus Sunggono (TC 91)
Ketua 1991/1992 Ario (TE 90)

ID YM

adi_dayat : Dayat
aldedi : Dedi Gunawan
bagusalfax : Bagus Alfa
bl4ck_4n6el : aku
c0k3r_4ng3l : Antoni Suryawan
erik_2000smg : Erik Ardiansyah
hafidzkoe : Hafidz
masdimmy : Dimas Arie
hersa_polycom : Haris Alma'ruf
nor_gan : Norrohman
w22_puruita : W. Puruhito
whit3_ch0d : Ahmad Asfari
zen_noe : Zenu Posted by Hello

Saturday, May 21, 2005

Salesman
Suatu hari ada salesman datang ke rumah si Ali. Belum sempat Ali ngomong
apa-apa, dateng-dateng salesman tsb langsung nyebarin kotoran kambing di
karpet. Katanya begini "Dah pokoknya Pak, kalau sampek Vaccum Cleanner-ku
ini nggak bisa nyedot, aku jamin, akan aku makan satu-satu kotoran kambing
itu. Lalu Ali berkata, "kamu pengen makannya dicolekin sambel-kah??" "Loh
emangnya kenapa pake sambel??" tanya salesman itu. "Lha kamu nggak tau
apa? sekarang kan lagi mati lampu......, ga ada listrik tauuuu!!!!!!!!!!"

Rasa Strawberry kah...?
Pada suatu acara perpisahan anak-anak di sekolah TK, setiap murid membawa
kado buat gurunya. Anak pertama maju. Dia anak seorang pedagang bunga. Bu
Gurunya menerima lalu mencium kadonya sambil menebak, "Isinya bunga
yaa..." "Seratus buat Bu Guru.." kata anak pedagang bunga tsb. Yang kedua
maju, anaknya pedagang jajanan. Sama gurunya kadonya dikocok-kocok, "Wah
ini agak susah nebaknya, pikirnya. "Isinya permen yaaa..." "Bu guru
pinter..." kata muridnya. Setelah itu majulah anak seorang pedagang Ice
Cream. Waktu kadonya diangkat netes, bungkus kadonya bocor. Sama Bu guru
tetesannya dicicipi. "Es Krim rasa aggur yaa...?" kata Bu guru sok teu.
"Salah....." kata anak itu. "Rasa Strawberry kah...?" Guru itu lagi-lagi
sottoy. "Salah......." kata anaknya lagi.
"Dah nyerah deh, rasa apa sih..??" tanya Bu guru. "Isinya anak anjing kok,
Bu guru....."

Dikejar Celeng (Babi)
Sore-sore sepulang menggembala, Bunali ketemu sama Brudin. "Apa kabar...?"
kata Brudin pada Bunali. "Waduh hari ini aku hampir mati diseruduk Babi."
kata Bunali. "Loh kok bisa begitu, gimana ceritanya?" tanya Brudin. "Tadi
siang aku ketemu babi, terus aku giring pake bambu, eh...... mendadak
ngamuk. Aku dikejar-kejar mau diseruduk, untungnya Babi itu
sebentar-sebentar jatuh terpeleset, jadi aku sempet naik pohon kelapa."
kata Bunali. "Wah serem sekali, kalo aku yang mengalaminya, sudah pucat
terkencing-kencing gak karuan." kata Brudin. "Lho aku juga begitu, kamu
pikir Babinya kepeleset apaan...???

ASI
Yuk Jah pergi ke dokter anak sambil menggendong bayi. Nggak lama Yuk Jah
dipanggil masuk, ternyata dokternya ganteng. Selesai periksa bayinya,
dokter tanya sama Yuk Jah, "Mbak anak ini minumnya ASI apa susu
botol.......??" "ASI, pak dokter......." kata Yuk Jah. "Wah, kalau begitu
saya perlu periksa susu sampeyan," kata dokternya. Yuk Jah nurut aja.
Dokter nyuruh bajunya dibuka, sesudah dibuka susunya diperiksa pelan-pelan
sama dokternya. Yuk Jah seneng aja, soalnya enak trus dokternya ganteng
lagi. Sesudah selesai periksa dokternya bilang begini, "Waduh Mbak, ya
pantes aja bayimu kurus, orang sampeyan nggak punya susu." Kata Yuk Jah,
"Bukan aku yang menyusui pak dokter.........!!" "Lha terus siapa yang
menyusui......??" dokternya bingung. "Saya ini PEMBANTUNYA........"

 Posted by Hello

Thursday, May 19, 2005

Discussion
Main Topic

Joharis/StarEnergy
05/12 04:11 PM


Subject:

Rahasia dari 90/10 % kehidupan

Category:
Informasi


Apa Rahasia dari 90/10 ?
10 % kehidupan dibuat oleh hal-hal yang terjadi terhadap kita. 90 %
kehidupan ditentukan oleh bagaimana
kita bereaksi / memberi respon. Apa artinya ? Kita sungguh-sungguh
tidak dapat mengontrol 10 % kejadian-kejadian yang menimpa kita.
Kita tidak dapat mencegah kerusakan mobil. Pesawat mungkin
terlambat, dan mengacaukan seluruh jadwal kita. Seorang supir
mungkin menyalip kita di tengah kemacetan lalu-lintas. Kita tidak
punya kontrol atas hal yang 10 % ini. Yang 90 % lagi berbeda. Kita
menentukan yang 90 % ! Bagaimana ? Dengan reaksi kita. Kita tidak
dapat mengontrol lampu merah, tapi dapat mengontrol reaksi kita.
Jangan biarkan orang lain mempermainkan kita, kita dapat
mengendalikan reaksi kita !

Mari lihat sebuah contoh. Engkau sedang sarapan bersama
keluarga. Anak perempuanmu menumpahkan secangkir kopi ke kemeja
kerjamu. Engkau tidak dapat mengendalikan apa yang telah terjadi
itu. Apa yang terjadi kemudian akan ditentukan oleh bagaimana engkau
bereaksi. Engkau mengumpat. Engkau dengan kasar memarahi anakmu yang
menumpahkan kopi. Dia menangis. Setelah itu, engkau melihat ke
istrimu, dan mengkritiknya karena telah menaruh cangkir kopi terlalu
dekat dengan tepi meja. Pertempuran kata-kata singkat menyusul.
Engkau naik pitam dan kemudian pergi mengganti kemeja. Setelah itu
engkau kembali dan melihat anak perempuanmu sedang menghabiskan
sarapan sambil menangis dan siap berangkat ke sekolah. Dia
ketinggalan bis sekolah. Istrimu harus segera berangkat kerja.
Engkau segera menuju mobil dan mengantar anakmu ke sekolah. Karena
engkau terlambat, engkau mengendarai mobil melewati batas kecepatan
maksimum. Setelah tertunda 15 menit karena harus membayar tilang,
engkau tiba di sekolah. Anakmu berlari masuk. Engkau melanjutkan
perjalanan, dan tiba di kantor terlambat 20 menit, dan engkau baru
sadar, bahwa tas kerjamu tertinggal.

Hari-mu begitu buruk. Engkau ingin segera pulang. Ketika
engkau pulang, engkau menemukan ada hambatan dalam hubungan dengan
istri dan anakmu. Kenapa ? Karena reaksimu pagi tadi. Kenapa hari mu
buruk ?

a) Karena secangkir kopi yang tumpah ?
b) Karena kecerobohan adikmu ?
c) Karena polisi yang menilang ?
d) Karena dirimu sendiri ?
Jawaban-nya adalah D.

Engkau tidak dapat mengendalikan tumpahnya kopi itu.
Bagaimana reaksi-mu 5 detik kemudian setelah itu, yang menyebabkan
harimu menjadi buruk. Ini yang mungkin terjadi jika engkau bereaksi
dengan cara yang berbeda. Kopi tumpah di kemejamu. Anakmu sudah siap
menangis. Engkau dengan lembut berkata "Tidak apa-apa sayang, lain
kali kamu lebih hati-hati ya". Engkau pergi mengganti kemejamu dan
dan tidak lupa mengambil tas kerjamu. Engkau kembali dan melihat
anakmu sedang naik ke dalam bus sekolah. Istrimu menciummu sebelum
engkau berangkat kerja. Engkau tiba di kantor 5 menit lebih awal,
dan dengan riang menyalami para karyawan. Atasanmu berkomentar
tentang bagimana baiknya hari ini buatmu.

Lihat perbedaannya. Dua skenario yang berbeda. Keduanya
dimulai dari hal yang sama, tapi berakhir dengan berbeda. Kenapa ?
Karena REAKSI kita.

SUNGGUH KITA TIDAK DAPAT MENGONTROL 10 % HAL-HAL
YANG TERJADI. TAPI YANG 90 % LAGI DITENTUKAN OLEH REAKSI KITA
TERHADAP KEJADIAN TERSEBUT.


ghoest_10
 Posted by Hello

Wednesday, May 18, 2005

Seperti biasa Rudi, Kepala Cabang di sebuah perusahaan swasta terkemuka di Jakarta, tiba di rumahnya pada pukul 9 malam. Tidak seperti biasanya, Imron, putra pertamanya yang baru duduk di kelas tiga SD yang membukakan pintu. Ia nampaknya sudah menunggu cukup lama.

"Kok, belum tidur?" sapa Rudi sambil mencium anaknya. Biasanya Imron memang sudah lelap ketika ia pulang dan baru terjaga ketika ia akan
berangkat ke kantor pagi hari. Sambil membuntuti sang Papa menuju ruang keluarga, Imron menjawab, "Aku nunggu Papa pulang. Sebab aku mau tanya berapa sih gaji Papa?"

"Lho, tumben, kok nanya gaji Papa? Mau min! ta uang lagi, ya? " "Ah, enggak. Pengen tahu aja."
"Oke. Kamu boleh hitung sendiri. Setiap hari Papa bekerja sekitar 10 jam dan dibayar Rp 400.000,-. Dan setiap bulan rata-rata dihitung 22 hari
kerja. Sabtu dan minggu libur, kadang sabtu Papa masih lembur. Jadi, gaji Papa dalam satu bulan berapa, hayo?"

Imron berlari mengambil kertas dan pensilnya dari meja belajar, sementara Papanya melepas sepatu dan menyalakan televisi. Ketika Rudi beranjak menuju kamar untuk berganti pakaian, Imron berlari mengikutinya. "Kalau satu hari Papa dibayar Rp 400.000,- untuk 10 jam, berarti satu jam
Papa digaji Rp 40.000,- dong," katanya.
"Wah, pinter kamu. Sudah, sekarang cuci kaki, bobok,"perintah Rudi. Tetapi Imron tak beranjak.

Sambil menyaksikan Papanya berganti pakaian,
Imron kembali bertanya, "Papa, aku boleh pinjam uang Rp.5.000,- nggak?" "Sudah, nggak usah macam-macam lagi. Buat apa! minta uang malam-malam begini? Papa capek. Dan mau mandi dulu. Tidurlah. "Tapi Papa..." Kesabaran Rudi habis.
"Papa bilang tidur!" hardiknya mengejutkan Imron. Anak kecil itu pun berbalik menuju, kamarnya.

Usai mandi, Rudi nampak menyesali hardikannya. Ia pun menengok Imron di kamar tidurnya. Anak kesayangannya itu belum tidur. Imron didapatinya
sedang terisak-isak pelan sambil memegang uang Rp.15.000,- di tangannya. Sambil berbaring dan mengelus kepala bocah kecil itu, Rudi berkata,
"Maafkan Papa, Nak, Papa sayang sama Imron". Buat apa sih minta uang malam-malam begini? Kalau mau beli mainan, besok'kan bisa. Jangankan Rp 5.000,- lebih dari itu pun Papa kasih."

"Papa, aku nggak minta uang. Aku pinjam. Nanti aku kembalikan kalau sudah menabung lagi dari uang jajan selama minggu ini. "Iya, iya, tapi buat apa?" tanya Rudi lembut. "Aku menunggu Papa dari jam 8. Aku mau ajak Papa main ular tangga.
Tiga puluh menit saja, mama sering bilang kalau waktu Papa itu sangat berharga. Jadi, aku mau ganti waktu Papa. Aku buka tabunganku, ada
Rp15.000,-. Tapi karena Papa bilang satu jam Papa dibayar Rp 40.000,-, maka setengah jam aku harus ganti Rp 20.000,-. Duit tabunganku kurang Rp 5.000,- . Makanya aku mau pinjam dari Papa," kata Imron polos.

Rudi terdiam. Ia kehilangan kata-kata. Dipeluknya bocah kecil itu erat-erat dengan perasaan haru. Dia baru menyadari, tern! yata limpahan harta yang dia berikan selama ini, tidak cukup untuk "membeli" kebahagiaan anaknya.
Buat Mas2 yg udah jd Bapak, jgn lupa ya...^_^
 Posted by Hello